34 : Bali Bound

640 106 53
                                    

follow dulu bro sempak_thv

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

follow dulu bro sempak_thv

༺‎☘︎༻

Setelah hari yang panjang, Gahar mengantar Kajesha pulang saat langit mulai beranjak senja. Di depan, Kajesha melambaikan tangan saat Gahar menyalakan mesin motornya. "Dadah, kak! Hati hati di jalan, jangan ngebut," ujar Kajesha sambil tersenyum.

Gahar hanya mengangguk singkat. Kajesha mundur beberapa langkah, masih melambai, sebelum akhirnya berbalik dan berlari memasuki gerbang rumah. Begitu sosoknya menghilang di balik pintu, Gahar menarik napas pelan, lalu memacu motornya perlahan menjauh dari sana.

Sesampainya di apartemen, tanpa membuang waktu, Gahar langsung membersihkan diri. Malam ini, dia harus menghadiri makan malam penting dengan para kolega Gibson-sebuah pertemuan yang tidak bisa dia lewatkan.

Setelah selesai membersihkan diri, Gahar mengenakan setelan jas hitam formal yang terjahit sempurna di tubuh atletisnya. Sedikit semprotan parfum mewah menguarkan aroma maskulin yang lembut namun tegas. Dia menyambar kunci mobil di atas nakas, pandangannya sekilas memeriksa penampilannya di cermin sebelum melangkah keluar dari apartemennya.

Gahar memasuki lift menuju basement. Sesampainya di sana, dia mendekati Lamborghini Huracan Evo berwarna hitam matte. Setelah memasuki kabin, Gahar menyalakan mesin dan suara gemuruh khas mobil itu memenuhi ruangan. Dengan tenang, dia membawa kendaraannya menuju restoran Osteria Gia, tempat yang sering dihadiri para selebriti dan orang orang penting.

Tiba di basement restoran, Gahar memarkirkan Lamborghini-nya di tempat yang sudah disediakan. Tanpa terburu buru, dia memasuki lift yang membawanya langsung ke lantai teratas, tempat sebuah ruangan eksklusif yang sudah dipesan untuk pertemuan malam itu.

Saat pintu lift terbuka, Gahar melangkah masuk ke ruangan privat, di mana semua mata langsung tertuju padanya. Sambutan hangat terasa dari para tamu yang sudah hadir. Beberapa orang penting berdiri di sudut ruangan, berbincang santai sambil memegang gelas minuman.

Di meja utama, Gahar bertemu pandang singkat dengan Raskal yang duduk bersebelahan dengan Kiara. Tanpa banyak basa basi, dia mengambil tempat di kursi kosong di hadapan mereka. Kehadirannya yang seorang diri rupanya menarik perhatian Gibson, yang segera meninggalkan obrolannya untuk menghampiri putranya.

Gibson mendekat, suaranya rendah namun tegas saat berbisik, "Di mana Gehlee?"

"Saya gak tahu," jawab Gahar tanpa menoleh.

"Telepon kakakmu sekarang, suruh dia datang," perintah Gibson, nada suaranya sudah mulai memperlihatkan kemarahan yang tertahan. Tanpa menunggu reaksi, Gibson kembali ke kelompoknya, melanjutkan percakapan dengan kolega koleganya.

Raskal yang duduk di seberang Gahar, menatapnya sambil bertanya, "Gimana sama SALVADOR?"

Gahar hanya menatap sekilas tanpa menjawab, lalu bangkit dari tempat duduknya. Dia merogoh saku jasnya, mengambil ponsel, dan keluar dari ruangan untuk menelepon.

GAHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang