Kakak Senior

3.2K 215 22
                                    

Holaaa! Nih ya, muncul kan, lanjutan Single Father edisi Mas Zano. Selamat membaca aja ya, basa basinya udahan 😜

________

👨‍🎓👩‍🎓

"Buruan masuk ke barisan masing-masing!" perintah Bian sambil memegang mikrofon. Ia menatap tajam semua mahasiswa mahasiswi baru yang kala itu hari pertama orientasi atau ospek.

Semua maba memakai atribut yang diminta panitia. Ospek akan berlangsung tiga hari, lalu lanjut ospek jurusan gedung fakultas masing-masing.

Kampus itu ada tiga fakultas. Ekonomi ; Manajemen dan Akuntansi. Sastra ; Jepang, Inggris dan Belanda. Satu lagi, fakultas penyiaran.

Jumlah maba disatukan mencapai tiga ratus orang. Sungguh banyak. Semua panitia berkumpul di lapangan, berdiri rapi untuk panitia inti dan koordinator kelompok berdiri di samping para maba.

Rere, gadis itu menatap ke arah semua panitia yang berjajar di panggung terbuka melebar ke samping dengan layar spanduk besar nama kampus, jurusan, juga sponsor pendukung.

"Baris semua yang rapiii!" teriak Bian masih dengan mikrofon. Semua langsung berdiri tegap juga berbaris rapi. Dari arah kanan, seorang pemuda berjalan santai, tubuhnya tinggi jangkung, tidak kurus juga kekar, ideal bisa dikatakan begitu.

Langkahnya terhenti saat dipanggil salah satu dosen, ia bicara berdua sementara acara sudah masuk ke pembukaan yang dibacakan pembawa acara.

Kedua mata Rere terus menatap, memantau pemuda itu yang tertawa pelan sambil merangkul dosen pria yang bicara bersamanya tadi.

Senyum Rere mendadak merekah, hingga ia kena tegur Bian. "Ngapain itu senyam senyum!" Rere terkesiap, ia menunduk dalam.

Ah, sialan, baru juga nemu cowok kinclong. batinnya menggerutu dengan kedua mata menatap sepatu kets yang dikenakan.

Pengarahan pertama di mulai. Semua peserta maba diharuskan membuat satu proyek karya dari dus bekas yang mereka bawa juga dedaunan kering di sekitar halaman kampus yang luas dalam waktu dua jam.

Ketua kelompok nanti mempresentasikan di depan semua orang termasuk para senior yang menjadi panitia maba.

Rere berkenalan dengan teman satu kelompoknya jurusan manajemen. Ia sangat ramah juga ceria, jadi mudah diterima orang baru juga ia menerima pertemanan.

"Nama lo siapa?" Bian berlutut, mendekat ke Rere yang duduk di atas rerumputan.

"Rere, Kak." Rere menoleh ke arah Bian.

"Jurusan manajemen?" Bian melanjutkan. Rere mengangguk.

"Ikut gue sebentar." Bian berdiri, berjalan ke arah koordinator kelompok Rere meminta izin membawa Rere ke suatu tempat.

Rere berjalan di belakang Bian. Para maba masih memakai seragam SMA untuk hari pertama lantas selanjutnya mulai memakai seragam putih hitam.

Bian berjalan memakai jas almamater kampus. Kedua tangan ia masukkan ke dalam saku.

"Masuk," perintah Bian saat tiba di depan pintu ruangan besar.

Love Zano (Lanjutan dari Single Father) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang