👩🎓👨🎓
Rere ke kantin kampus bersama temannya, Putri dan Agas. Agas dulunya satu SMA sama putri, kuliah bareng karena Putri yang ikut-ikutan bisa dapet tebengan tiap hari.
"Maksi apaan ya?" gumam Rere.
"Cobain crepes aja yuk, pake es krim enak kayaknya," seret Putri meraih tangan Rere. Saat mengantri, ternyata Zano dan Emilia juga sedang melakukan hal yang sama.
Rere memperhatikan Zano yang memunggunginya. Ia tepat di belakang Zano berdiri.
Namun mendadak buyar saat Zano menoleh ke belakang. "Eh, Rere," sapanya pelan. Rere mendongak.
"Eh, Kak Zano," balasnya lantas tersenyum lebar.
"Re," sapa Emilia juga.
"Hai, Kak Lia. Udah sehat?"
"Udah, makasih ya kemarin kamu bantuin," lanjut Emilia.
"Sama-sama. Udah tabok Kak Ganis belum?" cicit Rere. Zano tertawa pelan.
Rere tertegun karena Zano semakin naik level ketampanannya.
"Udah, Zano yang tampol," balas Lia lalu menerima pesanannya.
Rere mengangguk, ia lalu membaca daftar menu yang terpasang di belakang pelayan.
"Suka es krim rasa apa, Re?" Zano mendadak bertanya.
"Vanila," jawabnya. Zano tak bertanya lagi. Ia menerima pesanannya, crepes isi tuna dengan banyak sayur dan mayonise. Rere merekam, masuk list makanan kesukaan Zano. Barang kali suatu hari ia belikan diam-diam.
"Bu, pesanan Rere saya yang bayar," ujar Zano.
"Eh, nggak perlu, Kak!" tolak Rere.
"Nggak apa-apa." Zano lalu memberikan uang pas ke penjual untuk dua pesanan. Lia hanya tersenyum menatap curiga ke Zano lantas berjalan ke meja yang sudah ada Bian juga Nina. Zano hanya diam, tak senyum atau apa.
Saat mereka duduk, Lia nyeletuk jika Zano bisa banget modusin anak baru. Bian dan Nina senyam senyum.
"Modusin apaan. Ngaco lo, Li. Apa salahnya bayarin." Zano mulai makan, tapi sambil membalas chat lagi.
"Masih, No?" tegur Bian. Zano tersenyum masam. "Elah, gedeg amat gue lama-lama."
"Apaan, sih?" bisik Lia menatap Nina.
"Temen lo, tuh. Masih aja ladenin anak PR itu. Nanti juga mendadak ngilang lagi. Suruh jemput ke kampusnya." Nina terlihat tak suka.
Lia merebut ponsel Zano. Ia membaca chat tanpa izin lalu melihat foto yang dikirim cewek itu ke Zano. "No, yang bener aja, deh," lirik Lia sinis.
"Lo semua kenapa, dia oke kok."
"Oke dari mana? Kayak ulet sagu gitu kalau lagi sama lo, papat pepet, nyodorin diri. Gue bilangin bokap lo kelar urusannya. Apa ke Ibu Letta?"
Zano menggeleng cepat. "Jangan sampe Ibu tau."
"Makanya, udahan. Jadian juga belom udah kayak gitu. Lagian, No, lo tuh nggak sepadan sama dia. Lo low profile dan dia low attitude." Bian kembali komentar.
"Jangan nilai orang dari kelakuannya, Bi, dia baik kok kalau lo semua udah kenal. Keluarganya juga."
"Keluarga? Lo udah dikenalin?!" Nina tak percaya, ia bahkan menganga lebar.
"Udah. Minggu lalu. Diajak makan malam bareng di restoran punya Kakaknya." Zano lanjut makan. Lia hanya menghela napas panjang.
Ganis datang, ia menatap Lia dengan tatapan serius. "Li, bisa ngobrol sebentar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Zano (Lanjutan dari Single Father) ✔
RomanceCewek supel dan ramai bertemu cowok supel bikin baper tapi kadang misterius. Itulah Rere dan Zano. Rere mahasiswi baru langsung mengagumi sosok Zano mahasiswa semester tujuh jurusan manajemen yang juga ketua panitia ospek. Rere yang tinggal di Ja...