Lanjut!
Sambil berjalan tergopoh-gopoh karena membawa tas ransel juga tas laptop, Rere buru-buru menuju kelasnya yang akan mulai lima menit lagi. Terlambat bukan dirinya. Namun, karena semalam ia asik marathon series Amerika, jadilah sekarang kesiangan. Kenapa Rere membawa laptop? Karena ada pelajaran pengantar akuntansi satu yang lebih mudah mengerjakan tugas memakai laptop supaya bisa langsung dikirim ke dosennya.
"Pagi, Pak," sapanya kepada dosen yang sudah ada di kelas.
"Bagus belum mulai. Kalau sudah kamu saya kunci dari dalam. Jangan terlambat di kelas saya." Dosen itu memang tegas, bisa dibilang dari raut wajahnya saja sudah dingin.
"Iya, Pak, maaf," cicit Rere. Ia duduk di depan, karena bangku tengah hingga belakang penuh. Putri dan Agas yang duduk terpisah hanya bisa menatap heran. Sudah sebulan masuk kuliah, baru kali ini Rere terlambat.
Segera ia nyalakan laptop, pas sekali karena pagi itu mata kuliah yang sesuai. Rere fokus, ia memang tak akan main-main dengan belajar. Tujuannya tetaplah penting demi masa depannya. Di pertengahan kelas, sisa setengah jam lagi ponselnya bergetar dari dalam tas. Ia buka diam-diam, karena jika ketahuan dosennya bisa amsyong.
Informasi dari grup WA kampus angkatannya, tentang kegiatan mahasiswa selepas jam kuliah. Ada banyak pilihan klub yang bisa diikuti, baik itu olahraga atau pun lainnya. Rere membaca dengan serius, kepalanya tertunduk karena ponsel ada di dalam tas yang ia pangku.
Klub Peduli Sesama.
Nama itu membuat Rere tertarik. Semakin tersenyum lebar saat tercantum nama ketuanya adalah Zano. Segera Rere putuskan ia akan ikut itu saja. Sambil menyelam minum air, Rere tak mau menyia-nyiakan kesempatan bisa dekat dengan gebetannya.
"Tugas dikumpulkan hari kamis saat kelas saya lagi. Perorangan. Saya mau tau sejauh mana kalian ingat cara membuat laporan keuangan dasar, juga neraca. Soal sudah saya siapkan. Siapa penanggung jawab kelas ini?" ujar sang Dosen.
"Agas, Pak!" sahut teman-temannya. Agas beranjak, ia menerima selembar kertas yang nanti bisa fotocopy atau simplenya di foto lalu dibagian ke grup kelas.
"Terima kasih atas perhatian kalian semua, selamat pagi menjelang siang." Dosen keluar kelas. Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh. Hanya jeda lima belas menit sebelum masuk ke kelas selanjutnya yang ada di lantai tiga. Rere mematikan laptop setelah menyimpan materi juga soal latihan lantas bersiap keluar.
"Re, kok telat?" tegus Putri yang duduk di samping Rere setelah temannya pergi keluar kelas.
"Marathon series luar," cengirnya. "Lo ikut klub apaan, Put?"
"Belum tau. Masih mikir. Kenapa? Lo sendiri?" Putri beranjak lagi karena Rere juga sudah bersiap.
"Klub peduli sesama," jawabnya girang. "Kak Zano ketuanya," cicitnya supaya tak terdengar yang lain.
"Bener-bener, ya, Re. Segitu ngebetnya. Apa gue juga, ya? Tapi kan nggak ada yang gue taksir," sahut Putri sambil berpikir.
"Gas, lo ikut Klub apa?" tanya Rere.
"Masih mikir. Put, mau bareng satu klub nggak?" tawar Agas.
"Ogah, ah. Lo lagi lo lagi," tukas Putri tapi menggamit lengan Agas. "Eh tapi bestie nggak boleh berpisah. Mama gue kan titipin gue ke elo," ujarnya lalu tergelak.
"Bosen gue sama lo." Agas menjitak kepala Putri tapi berakhir tertawa juga.
"Kalian tuh sedekat ini, ya." Rere berjalan mengekor kedua temannya menuju kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Zano (Lanjutan dari Single Father) ✔
RomanceCewek supel dan ramai bertemu cowok supel bikin baper tapi kadang misterius. Itulah Rere dan Zano. Rere mahasiswi baru langsung mengagumi sosok Zano mahasiswa semester tujuh jurusan manajemen yang juga ketua panitia ospek. Rere yang tinggal di Ja...