Bonus part 2

1.2K 151 13
                                    

👩‍🎓👨‍🎓

Zano diam saja saat Ganis dan Bian memberikan banyak nasihat tentang malam pertama. Mereka sedang berkumpul di rumah Zano H-2 menjelang pernikahan.

Rumah ramai dengan keluarga yang datang silih berganti karena mempersiapkan pengajian juga siraman. Sebagai calon manten, Zano dipingit. Pun Rere yang di rumahnya sudah datang Eyang kakung dan putri, juga Lia dan Nina yang menemani.

Putri dan Agas sibuk menyiapkan catering makanan di rumah Zano sedangkan di rumah Rere tak ada karena memang keluarga yang diundang acara siraman tak hadir. Bukan karena pengaruh Dipa yang turun tangan memastikan itu, tetapi memang Rere juga tak mengharapkan.

Ya walau begitu, hadiah pernikahan berdatangan dari keluarga. Orang tua Rere tak ada kabar, Rere tak mau memikirkan itu sama sekali. Ia lepas semua masalah yang ada demi hari bahagianya.

"Li, undang mertua lo deh, kasihan Rere sepi gini rumahnya." Nina membawakan minuman dingin ke teras rumah karena mereka sedang memastikan souvenir tamu undangan di hari H nanti tak terlambat datang.

"Udah, kok. Mereka dateng besok pas siraman. Rere nggak bikin pengajian karena belum kenal tetangga di sini, miris gue." Lia berbisik.

"Ya mau gimana lagi, Li. Kita doang yang ada buat si bungsu." Nina mendekat, mencondongkan wajah ke arah Lia. "Li, kita nggak boleh bikin Rere sedih, gue ada ide, sini gue bisikin."

Lia menyimak ide yang disampaikan Nina lalu bertos ria saking senangnya.

Esok harinya, Zano sudah berganti pakaian. Ia memakai baju koko warna biru telur asin sebagai seragam pengajian yang dilaksanakan. Ia dan Rere berkomunikasi dengan chat WA saja, tak boleh kirim foto atau video katanya pamali. Mereka menuruti saja saran eyang.

"No," pintu kamar terbuka. Kakak perempuan Dipa sudah berdandan cantik dengan gamis dan kerudung warna senada dengan seragam keluarga warna abu-abu pucat.

"Tante," sapa Zano segera memutar tubuh menghadap wanita judes tapi cantiknya mirip mendiang Oma, ibu kandung Dipa dan wanita itu.

"Duduk sini," tepukkan di tepi ranjang membuat Zano duduk di samping wanita itu. "Hadiah buat kamu. Tante tau jarang pulang, jarang hubungi kamu, tapi Tante tau semua yang terjadi dan kabar kalian. Letta selalu komunikasi. Berbahagia ya, Zano, Tante dan keluarga bangga kamu sampai juga dititik ini. Nggak ulangi kesalahan Papamu dulu bahkan kamu berkorban sampai kena tusuk pisau demi lindungi Rere."

Zano menerima amplop. Ia buka dan melihat selembar cek dengan jumlah yang besar.

"Bisa buat nabung beli tanah. Katanya mau jadi juragan kontrakan," ledeknya. Zano mengangguk. Ia mencium pipi Tantenya seraya mengucapkan terima kasih.

"Papamu cerita, katanya orang tua Rere belum ada kabar mau datang atau nggak. Jangan dipikirin, ya, orang tua kayak gitu nggak perlu didebatkan perlakuannya, doain aja supaya hatinya mencair. Mau sampai kapan sih cari duit, kalau udah tua renta, emang duit bisa urusin mereka. Apa mau taruh di panti jompo? Gila aja orang tua kayak gitu, dunia dikejar sampai anak diabaikan."

"Iya, Tante. Makasih kadonya." Zano bersandar manja. Tangan wanita itu menggenggam jemari tangan keponakannya.

"Papamu harus lewati masa-masa suram kegalauan yang dongdong karena Mama kandungmu sebelum ketemu jodoh yang sebenernya. Ibu Letta, jauh lebih sayang dan cinta kalian semua dibanding mendiang Celine. Tante nggak menyesal Papamu dulu bucin bloon karena Celine karena bisa hadirkan kamu dan Zena sebagai obat luka hati."

Zano duduk tegap, menatap wajah yang mulai keriput di depannya. "No, masalah rumah tangga apapun, hadapi dengan kepala dingin, ya. Kamu nggak ikuti jejak Papamu mimpin perusahaan tambang Opa buyut dan Opa tengah, maksudnya Papanya Tante dan Papamu, tapi kamu milih pegang kendali yayasan pendidikan Letta. Tante luar biasa bangga, bahkan Om juga. Nggak sangka kamu bisa belok arah untuk masa depan kamu. Jalani bersama Rere, kalian itu lucu, Tante kemarin waktu ketemu Rere di rumahnya udah langsung klik sana dia, Rere bisa lengkapi kamu yang seringnya diem dan banyak mikir. Rere kekuatan juga kelemahan kamu, sayangi dia, bahagiakan dia bukan dengan materi, kalian udah sama-sama kenyang soal materi. Paham maksud Tante, kan?"

Love Zano (Lanjutan dari Single Father) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang