1. Prince Of Oprheus

32.9K 2.5K 211
                                    

"Sebastian!" suara lantang menghentikan langkah pemuda berumur 22 tahun itu, malam ini ia kembali ketahuan pulang di tengah malam.

"Dari mana saja kau?" sudah tertebak jenis pertanyaan itu yang akan langsung diucapkan oleh sang ayah atau seorang pria yang lebih dikenal sebagai Pemimpin kerajaan Orpheus, Malvolio Calliope, ayah dari Sebastian Calliope.

Pemuda berambut putih ke abuan itu berbalik secara ogah-ogahan menatap sang ayah dan memberi jawaban. "Aku keluar untuk cari angin." Katanya berbohong, mana mungkin ia jelaskan bahwa situasinya ia habis menghabisi orang.

"Sudah berapa kali kukatakan padamu untuk berhenti menyelinap keluar malam-malam?" tegas Malvolio bertanya.

"Maaf. Sudah?" sahut Sebastian tak ingin percakapan ini menjadi berlarut-larut.

"Sebagai Pangeran Mahkota bukan berarti kau bisa bersikap seenaknya, Sebastian!"

"Aku sudah minta maaf." Balas pemuda itu dengan nada dingin. "Bukankah lebih baik ayah mengurus kakak ipar yang sedang sekarat?"

"Ada apa denganmu, Sebastian!?"

Senyum tipis tersungging di bibir Sebastian saat mengetahui emosi sang ayah tersulut membara. Dengan sengaja ia menambahkan ucapan yang membuat pria itu jadi berpikir keras terutama tentang menantu pertamanya yang bernama Brianna Calliope.

Ya, Sebastian merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya bernama Zafar Calliope berbeda usia lima tahun lebih tua darinya dan sudah menikah. Namun istrinya mengidap penyakit mematikan yang tak bisa di sembuhkan, setiap waktu baginya terasa seperti menghitung hari menuju kematian.

"Kakak sudah memutuskan tidak akan menikah lagi jika sesuatu terjadi pada kakak ipar, yang artinya tidak akan ada penerus dari pihak kakak. Seharusnya ayah lebih mengkhawatirkan itu dibanding diriku yang suka menyelinap keluar istana di malam hari." Ucap Sebastian mencoba memanipulasi sang ayah.

Malvolio terdiam sesaat. "Kau benar..."

Sebastian mengukir senyum tipis licik diam-diam. "Jika ayah tetap ingin dapat cucu dari keturunan kakak, ada baiknya ayah mulai membujuk kakak ipar Brianna agar dia meminta kakak untuk menikah kembali sebelum meninggal."

"Anggap saja ini langkah pertamaku mengambil keputusan dalam memecahkan masalah, ke depannya saat sudah berada di posisi ayah sebagai Raja... aku akan menjadi lebih bijak." Tambahnya.

Malvolio mengangguk. Kemarahan di wajahnya perlahan lenyap, rahang ketatnya pun mulai mengendur. "Baiklah, ayah rasa kau sudah cukup bijak sekarang. Kau memberi saran yang bagus untuk keluarga kita karena kakakmu tetap harus memiliki penerus."

Sebastian mengangguk lagi, "jika ayah sudah berhasil membujuk kakak ipar, aku punya rekomendasi gadis baik yang cocok untuk dinikahkan dengan Kak Zafar."

"Siapa itu?" tanya Malvolio penasaran.

"Ada. Ayah pastikan dulu kakak ipar bersedia membujuk, akan kuberitahu siapa yang akan menjadi calon istri kedua kakak nantinya." Sahut Sebastian tak ingin menjelaskan secara detail, ia juga menambahkan saran supaya ayahnya melakukan itu secepat mungkin.

"Baiklah." Setelah perbincangan berakhir Malvolio langsung memilih untuk bertemu dengan menantu pertamanya, Briana Calliope, yang sudah menyandang marga keluarga Calliope di belakang namanya.

Waktu terus berjalan dan sebelum ia tidak dapat menggenggam waktu itu lagi dalam tangan, ia harus melakukan tindakan.

Tok tok!

"Brianna..." suara serak Malvolio membuat Brianna yang tengah berbaring melamun menoleh ke arah pintu. "Boleh aku masuk?" tanyanya.

"A-ayah mertua?" Brianna mengubah posisi berbaringnya menjadi setengah duduk dengan hati-hati lalu mempersilahkan. "Ya, ayah boleh masuk."

How To Survive From Sebastian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang