27. Wills

14.7K 1.7K 424
                                    

SEBAS : VOTELAH NTAR G NONGOL SEMINGGU TAU RASA! *ancem
( ̄へ  ̄ 凸







Setelah kejadian malam itu esoknya Ava demam tinggi. Kalyas yang masih ingin tahu apa yang Ava lihat malam itu terlihat mulai menyelidiki latar belakang Ava dengan menanyai Serophine. Wanita itu awalnya menolak tetapi, setelah didesak demi menemukan pelaku pembunuhan berantai selama ini... wanita itu akhirnya setuju.

Ava berusia delapan belas tahun, merupakan putri dari seorang Baron miskin.

Hanya itu informasi yang Kalyas dapat dari Serophine, sisanya harus ia tanyai langsung pada Ava sendiri saat gadis itu sadar maka dari itu sudah sejak subuh tadi Kalyas berdiam diri di depan kamar Ava, menanti kabar bangunnya gadis itu yang akan disampaikan oleh Nyla--pelayan yang Kalyas suruh menjaga Ava di dalam.

Namun tiba-tiba saja punggungnya terasa panas seolah sedang diperhatikan dengan tajam. Kalyas berbalik dan mendapati Pangeran Mahkota berada tepat di belakangnya dengan tatapan persis setajam milik burung elang yang tengah mengintai mangsa di tengah lautan.

"Minggir." Titah Sebastian mendesis bak hewan reptil paling berbisa di muka bumi.

"Maaf Yang Mulia Pangeran Mahkota, Nona Ava sedang dalam penyelidikan untuk kasus lain." Ujar Kalyas dengan kata lain tak mengizinkan Sebastian yang hendak mencoba masuk ke dalam kamar gadis itu.

"Minggir." Pemuda itu masih menitahkan hal yang sama, tatapannya menjadi lebih tajam dan menakutkan.

Kalyas meneguk ludah singkat, "anda tidak diperbolehkan masuk."

"Siapa kau?" nada bicara Sebastian terkesan meremehkan, "kau bukan siapapun disini."

"Apa yang terjadi?" di tengah perdebatan keduanya tiba-tiba muncul orang ketiga yakni Zafar selaku suami Ava.

"Semalam..." Kalyas mengangguk dan menjelaskan semuanya kepada Zafar secara rinci mulai dari Ava yang tiba-tiba keluar dari kegelapan dan menubruknya dalam kondisi lengan terluka seakan dia sedang dikejar sesuatu karena habis menyaksikan sesuatu atau mungkin malah Ava sendirilah yang hampir menjadi korban.

"Oh..." hanya itu respon yang keluar dari belah bibi Zafar, pria mengangguk ringan kemudian berjalan melewati Kalyas begitu saja tanpa ada niatan menengok keadaan istrinya.

"Apa-apaan ini?" Kalyas membatin heran sekali, "bukankah mereka suami-istri?"

"Yang Mulia..." tegur Kalyas menyusul langkah Zafar, "anda tidak ingin--"

"Dia hanya terluka nanti juga sembuh." Sela Zafar tak mempedulikan Ava.

Kalyas terdiam, ia kembali lagi ke tempat semula dan berpandangan dengan Sebastian yang masih melotot.

"Ada baiknya kau mengurus kasus ayahku terlebih dahulu." Ujar Sebastian mengingatkan, "kau tidak bisa menyelesaikan dua kasus dalam satu waktu, sampai kapan kau akan mengurung tunanganku Annelise dalam sel?"

"Soal itu--"

"Jika tidak ada bukti kuat lainnya, tolong bebaskan dia. Aku ingin kau sendiri yang membuka selnya atau haruskah aku mengajukan pemecatanmu?"

Kalau sudah diancam begini nyali Kalyas pun ciut, dia belum mau dicopot dari jabatan sebagai wakil Panglima dan dibuang ke jalanan lalu berakhir menjadi penjual ikan di tepi pantai itu pun kalau dibiarkan keluar dari sini hidup-hidup.

"Baiklah, saya akan menjalankan perintah anda Yang Mulia." Kalyas membungkuk hormat lalu pergi meninggalkan kamar Ava dengan berat hati, seharusnya saksi mata seperti Ava dijaga ketat sampai gadis itu menceritakan kebenaran yang terjadi semalam namun sayangnya perintah Sebastian mengandung ancaman.

How To Survive From Sebastian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang