"B-bisakah kau memberiku sedikit waktu untuk berpikir, Yang Mulia?" Ava bertanya hati-hati sebab kalau langsung terima saja sama seperti keluar kandang singa masuk kandang buaya.
"Tentu saja kau punya waktu, pikirkanlah tiga detik dari sekarang." Sahut Sebastian tak sabar menunggu jawaban Ava, "aku mulai berhitung. Tiga, dua..."
"Bagaimana aku bisa berpikir dalam tiga detik, Yang Mulia?" balas Ava tertekan.
"Satu." Lanjut pemuda itu sampai pada angka terakhir. "Jawabanmu?"
Ava terdiam. "ORANG GILAAAA!" makinya dalam hati. "HANYA DIKASIH TIGA DETIK UNTUK BERPIKIR!?"
"Jika kau diam artinya ya, jika kau menjawab artinya tetap ya." Sebastian berkata lagi, membuat Ava semakin berpikir ada baiknya ia bunuh diri saja untuk kedua kali.
"Tidak perlu repot memikirkan bunuh diri, aku bisa lakukan secara cuma-cuma untukmu." Seolah bisa membaca pikiran Ava, Sebastian berkata demikian.
"Dan, ya... kau tidak menikah denganku tapi dengan kakakku. Kau bisa merasa sedikit aman sekarang." Jelas pemuda itu menambahkan informasi agar Ava tak salah paham.
"Kakaknya? hmmm..." Ava berpikir sejenak.
Dalam novel Prince Brutality tidak dijelaskan secara rinci seperti apa keluarga Sebastian. Novel itu lebih mementingkan keluarga tokoh utama perempuan jadi kebanyakan konfliknya berasal dari sana termasuk saat Annelise dituduh membunuh sang tokoh utama pria yak tak lain dan tak bukan ialah kakak tirinya sendiri. Meski pada ending akhirnya Annelise tidak bersama kakak tirinya itu ataupun Sebastian (karena Sebastian tewas dihukum gantung) usai mengaku kalau dirinya yang membunuh kakak tiri Annelise.
Sebenarnya alur novel Prince Brutality agak gila. Hubungan Annelise dan Sebastian yang sejak awal tak diinginkan oleh pemuda itu perlahan menjadi hubungan yang sangat ingin pemuda itu pertahankan disaat Annelise mulai terpikat oleh pesona kakak tirinya yang selalu ada dan siap sedia membantunya. Namun lama kelamaan kakak tirinya itu menjadi obsesif posesif tak jauh beda dari tunangan Annelise itu sendiri, Sebastian Calliope. Setidaknya di akhir Annelise bahagia karena menikah dengan seseorang pria asing yang mendadak muncul dan melamarnya.
Tamat.
"Tik... tok..."
Ava berkedip usai mendengar suara pemuda bersurai putih keabu-abuan di depannya. Kalau tidak dengan Sebastian, Ava rasa tidak apa-apa.
"Aku setuju." Jawabnya setelah selesai mempertimbangkan.
"Sebenarnya aku tak butuh jawabanmu, kau tetap akan datang ke istana dan menikah dengan kakakku." Kekeh Sebastian seraya menarik dirinya. "Kurasa perbincangan kita sudah selesai, hari mulai soredan kau tahu pun sudah tahu apa yang suka sekali kulakukan di malam hari."
"Cuacanya bagus, ya?" celetuk Ava mengubah topik.
Sebastian menipiskan bibirnya begitu juga dengan kedua matanya yang disipitkan, lagi-lagi ia merasa sebal. Hanya saja Ava itu terlalu menarik untuk dikirim ke neraka lebih awal. Jadi, Sebastian biarkan. Sebastian bawa gadis itu ke sisinya terlebih dahulu karena untuk sekarang dia tidak bisa asal membatalkan pertunangan.
Annelise Suzette adalah calon yang sang ayah pilih. Sebastian harus mengamankan tahtanya terlebih dahulu sebab Malvolio bisa berubah pikiran di tengah-tengah dan membuat Zafar naik takhta.
Meski begitu Sebastian tetap akan terus secara terang-terangan menunjukkan ketertarikannya terhadap Ava tetapi, karena tak ingin gadis itu terikat dengan orang lain Sebastian memilih untuk mengikatnya dengan sang kakak. Pria yang telah bersumpah akan mencintai sang istri, Brianna, sehidup semati.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Survive From Sebastian
FantasySetelah meninggal karena bunuh diri dan dihidupkan lagi sebagai Ava Eulalie-seorang figuran novel yang dibunuh pada bagian prolog karena memergoki aksi pembunuh berantai yang tak lain dan tak bukan ialah Pangeran Mahkota Sebastian Calliope. Kini ia...