Kalyas kembali ke Kekaisaran Haeresi setelah memulihkan dirinya pasca insiden kebakaran yang terjadi di Kerajaan Orpheus, mengingat dirinya nekat melompat dari balkon lantai tiga hingga berakhir patah tulang kaki sebelah kiri.
Melihat Kalyas kembali, Porpheus langsung memberi senyum ejekan dan menyapa dengan nada meledek. "Selamat datang kembali, Wakil Panglima Kerajaan~"
"Tutup mulutmu." Desis Kalyas menatap tajam Porpheus.
Pria setengah baya itu terkekeh lalu membukakan pintu untuk Kalyas yang berjalan pincang. "Kau akan langsung menemui Kaisar?"
"Untuk apa aku menyamar selama bertahun-tahun sampai mendapat jabatan sebagai Wakil Panglima di Orpheus?" Kalyas menghela nafas kasar dengan wajah penuh emosi.
"Ups... Sabarlah, Kaisar baru saja kembali dari latihan." Ujar Porpheus terkekeh.
"Jangan membuatnya marah." Tambah lelaki itu.
Kalyas mendesis, tak membalas dengan kata-kata lalu masuk ke dalam aula ruang tahta dimana seorang pria dengan pakaian serba hitam dan mengenakan topeng duduk di atasnya.
"Kau sudah kembali, Kalyas?" suara bariton dari pria itu menggelegar ke seluruh penjuru ruang aula yang kosong dan gelap, hanya ada satu penerangan yakni lampu berwarna kemerahan yang berada tepat diatas kepala pria itu.Kalyas langsung melipat satu kakinya dan berlutut sambil meringis, "ukh... salam hormat kepada anda, Kaisar."
Seringai kecil muncul di bibir pria itu, nada bicaranya berubah jadi riang. "Jadi, Kalyas... berita apa yang kau bawa untukku?"
"Terjadi perang saudara di Orpheus, Pangeran Mahkota baru saja menobatkan dirinya sebagai Raja setelah kebakaran besar yang membumihanguskan istana terjadi sekitar satu bulan yang lalu." Ujar Kalyas melaporkan.
Pria itu mendecakkan lidahnya seraya meremas kepalan tangan sendiri. "Sial sekali, padahal aku berniat langsung mengambil alih kerajaan itu menjadi bagian dari Kekaisaranku tapi rupanya masih ada yang selamat?"
Kalyas menunduk. "Haruskah saya kembali dan melanjutkan misi memata-matai?"
"Tidak, tidak perlu." Kaisar dari tanah Haeresi itu mengibaskan tangannya. "Kau bisa mengambil cuti selama beberapa bulan, aku sedikit prihatin pada kakimu."
"Saya baik-baik saja, Kaisar." Ucap Kalyas membalas, ia tak suka dikasihani. "Lalu kapan sekiranya anda akan menyatakan perang untuk merebut wilayah Orpheus?"
"Entahlah," pria itu mengendikkan bahu, "kau terdengar sangat antusias mengenai wilayah itu, mencurigakan sekali."
"Saya hanya merasa sakit hati karena nyaris mati terpanggang disana." Tutur Kaylas jujur. "Jadi, saya sangat menantikan serangan Kekaisaran Haeresi terhadap Orpheus."
Pria itu terkekeh lalu berkata, "Tenanglah Kaylas, ambisiku untuk menaklukkan seluruh wilayah Selatan ke dalam genggamanku belum berakhir. Ambisiku terasa semakin panas seiring berjalannya waktu. Orpheus adalah tujuanku, aku ingin mereka tahu dan mengenal Kaisar Hael Theron. Tidak akan ada kerajaan di dalam Kekaisaranku. Tidak boleh ada pemimpin selain diriku. Hahahaha!"
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Survive From Sebastian
FantasySetelah meninggal karena bunuh diri dan dihidupkan lagi sebagai Ava Eulalie-seorang figuran novel yang dibunuh pada bagian prolog karena memergoki aksi pembunuh berantai yang tak lain dan tak bukan ialah Pangeran Mahkota Sebastian Calliope. Kini ia...