"Zafar Calliope, apakah kau bersedia menerima Ava Eulalie sebagai istrimu?"
"Aku bersedia."
"Ava Eulalie, apakah kau bersedia menerima Zafar Calliope sebagai suami anda?" Pendeta memberikan pertanyaan serupa yang sudah lebih dulu ditanyakan pada Zafar.
"Aku bersedia." Jawab Ava dan seketika riuh tepuk tangan dari para pelayan serta anggota keluarga terdengar namun diiringi bisikan-bisikan dari masyarakat yang mulai menggosip tentangnya.
"Wanita itu dari kelas rendahan, dia pasti menggoda Yang Mulia lalu minta tanggung jawab padanya. Menjijikan, ya?"
"Warna gaun pengantinnya saja sudah menunjukkan bahwa gadis itu berasal dari tempat pelacuran."
"Kita tahu Pangeran Zafar tidak mungkin akan tergoda jika perempuan itu tidak memulainya..."
"Memalukan."
"Memalukan sekali..."
"Kasihan istri pertama Pangeran Zafar bahkan sampai tidak datang. Dia pasti sangat sedih."
"Lihat perempuan itu, ewh."
Ya, kondisi sakit Brianna di rahasiakan dari umum. Sebab Brianna tidak ingin lebih banyak orang mengasihani dirinya terlebih keluarga kandungnya sendiri telah lepas tangan terhadap dirinya. Budaya mengenai seorang wanita yang telah menikah akan menjadi milik suami dan terikat dengan keluarga suaminya sangat kental disini.
Jadi, tak heran jika seorang putri dari keluarga tertentu sudah menikah akan sangat jarang baginya atau malahan tidak akan mungkin lagi baginya untuk mengunjungi kediaman keluarga kandungnya karena ikatan darah seolah terlepas setelah perempuan itu melaksanakan malam pertama dengan sang suami.
"Nak," Serophine mendekat, menyentuh bahu Ava. "Tidak perlu mendengar apa yang mereka ucapkan, fokus saja pada kehidupan barumu."
"Kehidupan baru? Aku merasa neraka telah datang padaku." Ava menjawab dalam hati dan hanya tersenyum menanggap ucapan sang ibu mertua.
Serophine kemudian beralih pada putra pertamanya, "Zafar--" namun belum sempat wanita itu selesai bicara, Zafar lebih dulu berpaling dan melangkah cepat turun dari altar meninggalkan pengantin wanitanya sendiri.
Bisikan orang-orang semakin ramai, image Ava semakin buruk. Gambarannya dalam pikiran semua orang adalah seorang gadis licik yang minta pertanggungjawaban dari suami orang demi mengubah nasib.
"Ava--" Serophine mencoba menghibur Ava namun gadis itu langsung melakukan hal serupa seperti yang sudah Zafar lakukan sebelumnya.
Saat melihat pada sang suami, Malvolio terlihat memaklumi karena mungkin Ava masih syok akibat syarat yang Zafar ajukan untuk pernikahan. Jelas, jangankan Ava, siapapun dalam posisi itu akan merasa sakit hati dan terhina.
Sebastian menyaksikan kepergian Ava dari jauh, di belakangnya terdapat Annelise yang berdiri dengan kaku. Gadis itu canggung dan tidak biasa menunjukkan dirinya di hadapan semua orang meski notabennya merupakan putri seorang Duke. Sifatnya yang pemalu membuat Annelise sulit bergaul di kalangan bangsawan kelas atas.
"Yang Mulia--"
"Aku tak ingin mendengar suara jelekmu, Annelise. Cukup." Potongnya seraya mengangkat satu tangannya ke udara, meminta Annelise menelan kembali apapun yang ingin diucapkannya.
Annelise semakin menunduk, sudah menjadi makanan sehari-hari baginya diejek dan dilecehkan secara verbal oleh tunangannya sendiri. Annelise berharap suatu hari Sebastian akan berubah dan berbalik jadi mencintainya dengan tulus karena Annelise telah melakukan hal tersebut sejak awal, hanya saja Sebastian selalu menganggap kepeduliannya menjijikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Survive From Sebastian
FantasySetelah meninggal karena bunuh diri dan dihidupkan lagi sebagai Ava Eulalie-seorang figuran novel yang dibunuh pada bagian prolog karena memergoki aksi pembunuh berantai yang tak lain dan tak bukan ialah Pangeran Mahkota Sebastian Calliope. Kini ia...