• d u a •

324 61 5
                                    

***

Gadis itu mulai mengayunkan kaki dengan lemas menuju gerbang kampus yang sudah gelap gulita. Lampu penerangan jalan remang-remang, tidak seperti yang dikakatakan Se Wan. Tentu saja, pukul 10 malam begini selain mahasiswa organisasi aktif, siapa yang mau keluyuran di kampus yang begitu megah ini?

Dalam hati Suzy berdoa supaya tidak bertemu penjahat, kalau hantu, sih, dia tidak takut. Justru manusia lebih menakutkan karena bisa melakukan kekerasan fisik. Mengusir rasa sepi, Suzy menyalakan lagu dari ponselnya dengan volume full, itu adalah lagu girlband lawas S.E.S berjudul I'm Your Girl yang sangat ia sukai.

"Nareul mideo jugil barae, hamkke isseo cause I'm your girl. Yeaaah~"

Suzy meninggikan suaranya tanpa peduli ada yang mendengar. Lagi pula tidak ada seorangpun yang ia lihat di sana, jadi masa bodoh.

"Noreul dalmaganeun nae moseup jikyeo bwajwo stay with me forever yeaaah~"

"berisik!"

Sebuah suara berat yang ghaib mengejutkan Suzy hingga gadis itu melompat. "HAH!!" ia menjerit ketakutan, mencari sumber suara yang memarahinya.

Kupingnya tidak salah dengar kan?

"suaramu buruk sekali." Lagi, suara bariton itu menyeru tegas dengan ejekan yang ditekan.

Suzy membalikkan badan, melihat pohon besar di depannya yang mencurigakan. Suara itu berasal dari sana, mungkinkah... "apakah itu engkau, Dewa Pohon?" ibunya selalu bilang kalau di setiap makhuk hidup itu ada penjaganya, jadi harus selalu sopan kemanapun kau berpijak.

"bodoh sekali.." lagi, pohon itu berbicara.

Suzy buru-buru berlutut dan menempulkan kedua telapak tangan dengan gestur berdoa. "maafkan saya, Dewa Pohon, jika kebisingan saya membangunkan engkau tidur. Saya punya sedikit roti untuk sesembahan, jadi tolong jangan meberi saya karma buruk." gadis itu membuka ranselnya, meraih sepotong roti bekas yang masih tersisa setengahnya.

Ketika ia hendak menyimpan potongan roti gandum tersebut, sebuah benda melompat dari atas pohon.

"SHIB*L, KAGET!" tak sengaja mengumpat, Suzy seraya menutup mulut.

Ternyata oh ternyata bukan benda, malah seorang pria mengenakan jaket almamater bertuliskan Yonsei University, dia bertubuh tinggi dengan wajah sinis menatapnya geli.

"apa? Shib.. kau ini apa? Siapa?!" sang pria mengamati wajah Suzy dengan tatapan mematikan, "aku belum pernah melihatmu," tukasnya dengan suara rendah.

Suzy yang masih terkejut-kejut, perlahan menurunkan tangan dari mulutnya, mulai mencarna bahwa yang tadi bicara bukanlah Dewa, melainkan pria ini karena suaranya sama persis.

Sungguh memalukan. Jadi, pria itu melihat semua kekonyolannya melakukan penyembahan dengan sepotong roti sisa?

Suzy menggigit bibir bawahnya, ketika pandangannya turun, ia melihat pria itu menggendong seekor anak kucing yang anteng sekali dalam dekapannya. "anak kucing."

Lalu Suzy memberanikan diri menatap langsung pria yang tidak ia kenal ini, "apa dia terjebak di pohon? Kau menyelamatkannya?"

"kenapa ingin tahu sekali?" tanya balas pria itu--masih--dengan nada sinis.

Suzy kembali menutup rapat mulutnya ketika menyadari kalau pria di depannya ini penuh babak belur di sekujur muka, dia seperti habis dipukuli. Tapi karena aura pria ini sangat kelam, Suzy tak berani bertanya apa-apa.

"kau akan diberkahi karena sudah menyelamatkannya."

"apa Dewa Pohon yang memberi tahu itu?" pria itu tersenyum mengejek. Menyebalkan sekali. Padahal tidak kenal namun Suzy sudah menaruh sedikit benci padanya.

Love - Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang