***
Seperti sudah jadwalnya, setiap sabtu malam penghuni indekos mengadakan pesta BBQ di halaman depan dan sudah tiga bulan ini Ji Sang Hyun menjadi bagian mereka. Pria itu yang datang menawarkan diri untuk membantu, padahal sebenarnya dia ingin terus bersama Suzy--semua sudah bisa membaca alibinya.
Suzy datang dari kamarnya dengan celana pendek santai di atas lutus dan kaus putih oblong, di poninya tergulung rol rambut, dia tak berdandan karena menurutnya tak perlu. Bahkan di depan Sang Hyun dia tidak melakukan itu, seperti yang sudah dikatakan, dia sungguh apa adanya.
Dalam keadaan sangat 'rumahan' begitu Ji Sang Hyun masih menatap Suzy dengan biar mata terang. Pria itu merekah senyum.
"kau sudah datang," sambut Suzy. Sang Hyun mengangguk, mempersilahkan Suzy duduk di salah satu tempat yang ia bersihkan.
Yoojung dan Se Wan bergeleng kepala, "Bae Suzy bagaikan seorang Ratu bagi Sang Hyunie kita."
"seharusnya mereka sudah berkencan. Apa yang mereka lakukan sampai tiga bulan tanpa ada kemajuan signifikan?" Yoojung berpikir keras.
"bodoh, seharusnya kau sudah tahu alasannya." Se Wan meninggalkan Yoojung sehabis mengatai gadis itu bodoh, yang membuat Yoojung keki.
Dari dapur Woo Seok membawa beberapa set daging Hanwoo dari peternakan sapi milik orang tuanya di daerah. Mereka manyambut Woo Seok dengan sangat bahagia. Hanwoo merupakan daging kualitas A+.
Sementara itu Mingyu sibuk dengan pangganggan. "mana dagingnya? Banchan sudah siap?" dia cukup mahir memasak, urutan kedua setelah Yoojung.
"daging di sini~" Woo Seok berlari kecil menuju Mingyu.
Suzy menertawakan kelakuan Woo Seok yang menggelikan, tubuh tinggi besar begitu kan ngeri kalau melakukan aegyo.
"seru sekali di sini rasanya ingin menetap," ucap Sang Hyun.
Suzy melirik sedikit, "itu tidak mungkin. Tak tersedia kamar kosong."
"aku rela kalau pun harus memasang tenda."
"yang benar saja." Suzy berdecih.
Sang Hyun bersikeras, "itu benar."
Suzy tengah menyemili cabe hijau menoleh sepenuhnya, "kenapa? Memangnya kau tidak punya teman lagi?"
"bukan begitu, hanya saja..." Sang Hyun memandang intens, sesekali ekor matanya kabur ke arah panggangan lalu kembali pada Suzy. Dia sedikit frustasi terhadap ketidak pekaan gadis satu ini. Perlukah Suzy bertanya lagi alasan dia betah kemari setelah dua kali dirinya menyatakan cinta?
Tentunya Suzy menjadi alasan khusus selain Sang Hyun menyukai kekeluargaan penghuni indekos.
Lalu Sang Hyun mengubah posisinya supaya bisa menghadap Suzy sepenuhnya. "Suzy." Dia memanggil Suzy sangat dalam.
Sang Hyun mendapati pupil mata Suzy sedikit membesar.
"hm?"
"apa... aku masih belum pantas?" sorot mata Sang Hyun sendu dan dalam.
Dia merasa membutuhkan kepastian dari gadis itu. Suzy sudah tahu akan perasaannya, mereka telah dekat cukup lama--seperti yang teman-teman Suzy bilang harusnya ada hasil dari pendekatan selama berbulan-bulan ini--yang jadi masalah adalah kepasifan Suzy yang membuat Sang Hyun merana. Kadang gadis itu memperlakukannya bak teman biasa, kadang dia terlihat sangat membutuhkannya namun kadang juga terasa jauh.
Sang Hyun memberi gadis itu waktu sembari membuktikan ketulusannya, tapi dia juga tidak bisa terlalu lama berada di ambang harapan yang belum pasti.
Suzy menengadah, gelagatnya seperti hendak mengatakan sesuatu. "Sang Hyun--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love - Hate Relationship
Romansa"Preman Sinting itu merecokiku lagi!" P.S : Keluhan Suzy ke 1001 kali. Tak pernah Suzy sangka bahwa kehidupan perkuliahannya akan direcoki oleh seorang pria berandal yang tidak ingin melepaskannya setelah pertemuan mereka yang begitu absurd di bawah...