• d u a p u l u h e m p a t •

350 59 42
                                    

***

"Ayah, Ibu, kenalkan ini Kim Myungsoo. Dia.. pacarku."

Selagi Suzy mengenalkannya sebagai 'pacar'--yang Myungsoo asumsikan pula itu merupakan jawaban dari penawaran sebuah hubungan yang dia ajukan beberapa hari lalu--Myungsoo tidak bisa tenang memikirkan banyak sekali kemungkinan buruk yang bisa saja datang dari kedua orang tua Suzy.

Ada banyak cerita tentang cinta tak direstui, meski bitter truth yang terjadi secara realita pada kebanyakan orang Asia, orang tua pihak wanita biasanya lebih welcome terhadap menantu prianya ketimbang orang tua pria terhadap menantu wanitanya, tidak jarang pula pihak pria yang sukar mendapatkan restu dengan banyak aspek yang menurut mereka masih kurang.

Myungsoo sebetulnya bukan jenis orang pesimis, seperti yang sudah pernah Suzy singgung dia itu rajanya orang songong dengan tingkat kepercayaan diri setinggi Gunung Himalaya. Namun entah karena aspek apa yang menimpanya pada detik ini, pria itu mendadak bisu sekaligus tegang melihat seraut muka datar yang orang tua Suzy tampilkan.

Pria itu menatap penampilannya hari ini, rapi dan modis sepertinya dia akan lolos di tahap awal. Beruntung sekali Myungsoo langsung mandi setelah tanding basket, kalau saja ia mengantar Suzy dalam keadaan keringat bercucuran serta kaus jersey yang bau.. itu akan menjadi nilai buruk di mata calon mertuanya.

Eh, calon mertua...?

"kau punya pacar? Anak kurang gaul sepertimu bisa punya pacar?" seakan-akan sangsi mendapati putrinya mampu menggandeng seorang pria, Ayah Bae mencecar tanya berulang sambil sedikit memberi ejekan halus.

Anak kurang gaul. Suzy menunduk lelah, walau benar dirinya dulu memang termasuk anak kurang pergaulan yang suka diam di rumah selepas sekolah. Akan tetapi sepertinya hal seperti itu lebih baik menjadi rahasia keluarga, mengatakan itu di depan Myungsoo agak memalukan.

Suzy memaksakan senyum, "ayah, aku bergaul dengan baik saat sekolah."

"kau pikir ayahmu sudah pikun?"

Sebelum Ayah sungguhan membua aibnya lebih lanjut, Suzy senantiasa menarik Myungsoo untuk memberi hormat. Pria itu kontan mengerti, "paman, bibi senang bertemu kalian. Saya Kim Myungsoo." Dia sungguh membungkuk sempurna.

Ibunda Suzy yang awalnya hanya diam seperti patung, raut wajahnya kian melunak, wanita paruh baya itu tersenyum ramah--senyumnya lantas mengingatkan Myungsoo akan Suzy, mereka benar-benar mirip.

"kau tampan sekali, kenapa mau sama Suzy?"

"ibu!" Suzy agak merengek. Orang tuanya memang fans sekaligus haters nomor satunya,

"ibu bercanda. Putri ibu kan cantik mirip ibu, makanya bisa dapat laki-laki yang tampan. Lihat ayahmu, kau pikir bagaimana bisa ibu mendapatkannya kalau bukan karena pesona ibu?" Ibu Bae cekikikan. Dia berkata pada Myungsoo, "orang bilang buah tidak jatuh jauh dari pohonnya."

Suzy mendengkus geli. Inilah alasan Suzy jarang mempertemukan orang tuanya kepada teman-temannya, mereka selalu membuat Suzy malu dengan segala obrolannya. Ayah sama saja, dia menanggapi candaan ibu dengan sikap genit, pria tua itu tidak ragu untuk merangkul istrinya di depan Suzy dan Myungsoo berlaku mesra tanpa mengingat umur.

Menurut Suzy itulah kekurangan mereka, terlalu saling cinta.

Gadis itu memeriksa reaksi Myungsoo, dia takut Myungsoo risi dengan kelakuan orang tuanya yang masih berjiwa muda. Namun yang Suzy dapati adalah Myungsoo yang tengah tersenyum simpul, ia mengeluarkan tawa kecil dengan mata berbinar terang. Tidak disangka.

"jadi Myungsoo ini teman kuliah Suzy atau kenal dari online?" tanya Ayah Bae.

Suzy menampilkan protes, "bisa-bisanya mikir dari online?!"

Love - Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang