• d e l a p a n b e l a s •

338 65 17
                                    

***

Semenjak sesi telfon yang menyesakkan itu, Suzy tidak pernah lagi dengar kabar dari Myungsoo. Mingyu pun tak pernah menceritakannya. Hanya ada satu momen saja yang tertangkap di kuping Suzy tentang kabar pria itu.

Myungsoo menetap di San Francisco untuk mengurus perusahaan keluarganya.

So this is the end, right?

Meski kabar itu membuat Suzy menangis berhari-hari, setidaknya Suzy bisa survive. Myungsoo dengan kehidupannya di sana lalu Suzy pun akan melanjutkan hidup di sini.

Semester dua sudah selesai, dan sekarang sudah mulai semester tiga, tidak terasa kalau Myungsoo sudah pergi selama tiga bulan. Iya, tiga bulan. Dalam tiga bulan itu dia menghilang bak ditelan bumi.

Namun, sepertinya ini yang terbaik.

Gadis itu bangkit secara perlahan. Dia mulai menyibukkan diri lagi seperti saat melupakan Na In Woo, Suzy juga kini mengikuti komunitas naik gunung yang ada di kampusnya.

Dan tentang Sang Hyun.. sepertinya mereka jadi lebih dekat. Bahkan sekarang Sang Hyun terang-terangan memperlihatkan rasa sukanya. Pria itu bahkan sudah menyatakan perasaan beberapa kali, namun Suzy menolaknya halus dengan alasan masih proses menata hati.

Gadis itu mengayuh sepeda masuk ke area kampus. Sudah musim semi lagi, daun-daun Sakura berterbangan menerpa kulitnya.

"Suzy, Mingyu mencarimu!" seru salah satu temannya pada Suzy yang melewatinya dengan sepeda.

"di mana?"

"cafetaria."

Suzy mengangguk dan berterimakasih. Gadis itu masih mengulum senyum, suasana hatinya cukup baik hari ini. Angin berhembus sejuk, matahari tidak terik, makanya dia bersepeda.

Dia memarkirkan sepeda di pelataran parker khusus sepeda lalu berjalan menuju cafetaria. Dari kejauhan dia sudah melihat Mingyu melambaikan tangan.

"Je to the Ji, come to the here!"

Dasar alay. Suzy mendecih, lalu mengambil tempat di sebrang Mingyu. Ini merupakan hari mereka kuliah lagi setelah liburan semester.

"kelas apa, Ming?" Suzy melirik tumpukan buku milik Mingyu.

"Akuntansi Manajerial." Pria itu menyimpan ponsel, lalu menatap Suzy intens. "tapi Ji, belakangan ini aku ragu, apa bisnis memang passion ku atau bukan."

"astaga, sudah semester tiga masih ragu? Ming, ini bukan waktunya labil. Semester depan kita mulai ada praktek." Sambil membaca buku menu Suzy menasehati Mingyu.

Sudah pernah dia bilang kalau Mingyu itu labil. Pikirannya belum tentu untuk hal apa saja, termasuk percintaan, makanya masih jomblo karena muda goyah.

Tapi dirinya juga jomblo, sih.. setidaknya kejombloan Suzy itu pilihan diri sendiri bukan karena terpaksa.

"tapi Ji, ku rasa aku harus daftar BIN. Skill mata-mataku cukup hebat." Dia bersikeras.

Suzy menatap malas, "dan teori itu dibuktikan dengan..?"

Mingyu sontak menjawab, "dengan aku membantu Myungsoo Hyung menggali informasi teman kecan butamu waktu itu." Sepertinya dia keceplosan.

Suzy langsung diam. Dan Mingyu menutup mulutnya cepat.

"Suzy..." Mingyu meringis.

Rasanya aneh mendengar nama pria itu lagi setelah sekian lama. "jadi, itu ulahnya?" tanya Suzy.

Love - Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang