***
Setelah ciuman panas antara dirinya bersama Myungsoo, Suzy keluar dengan keadaan otak yang kosong, lipstick dan pakaian atas yang sedikit berantakan dan rambut agak kusut. Kelihatan seperti perempuan yang sudah diapa-apakan om-om hidung belang.
Makanya ketika melangkah ke tempat Sang Hyun dan Manager Umum Ji berada, Suzy berbelok arah dahulu ke restroom guna merapikan penampilannya.
Ketika kembali, Sang Hyun menyelidiki Suzy terang-terangan walau kelihatan dia ingin menyembunyikannya. Terlihat dari seraut wajah penuh tanya yang Sang Hyun tampilkan, nampaknya dia butuh jawaban namun tak berani membuka mulut.
Suzy tersenyum canggung lalu duduk di sebelah Sang Hyun.
"sepertinya kau dan Tuan Muda cukup dekat, ya?" tanya Manager Umum Ji. Air mukanya berbanding terbalik dari sebelum Suzy amsuk ke ruangan Myungsoo, sekarang terlihat lebih ramah.
"biasa saja, Manager Ji. Kami beberapa kali mengobrol di kampus."
"oh, haha.. fenomena yang langka. Gadis biasa sepertimu bisa membuat seorang Tuan Muda tertarik. Orang tuamu bekerja apa?"
Suzy agaknya tersindir dengan hinaan terselubung dari Manager Umum Ji. Bukankah itu artinya Manager Umum Ji tengah membandingkan status sosialnya dengan Kim Myungsoo?
"Suzy bukan hanya gadis biasa, ayah. Orang tuanya pemilik Happy Market dan restoran ternama Wolhwasikdang. Dia juga pintar dalam belajar, lebih pintar dariku." Sang Hyun menatap ayahnya jengah. Dia merasa malu dengan perilaku ayahnya yang terus menyudutkan Suzy di saat perekonimian keluarga mereka jauh di bawah Suzy.
"hei, tidak perlu dijelaskan begitu." Suzy meringis, menyenggol lengan Sang Hyun. Lagi pula dari mana Sang Hyun tahu latar belakangnya? Suzy bukan orang yang suka pamer, hanya beberapa temannya yang tahu usaha yang keluarganya jalankan.
"Happy—Happy market yang kita tahu itu kan? Supermarket besar itu?" Manager Umum Ji terbata dengan mata membelalak. Happy Market bukan hanya sekedar supermarket biasa, tapi mega supermarket yang hampir mirip Mal.
"iya, semisal dia bukan putri pemilik Happy Market pun tolong perlalukan temanku dengan baik." Sang Hyun mendelik pada ayahnya yang mukanya sudah memerah.
Manager Umum Ji langsung meminta maaf, "maaf ya, nak, aku tidak bermaksud—"
Permintaan maaf Manager Umum Ji terpotong ketika kedatangan sesosok pria yang sepuluh menit lalu mengklaim Suzy sebagai miliknya. Pria itu menatap mereka satu persatu lalu akhirnya tertuju kepada Suzy yang sedang berusaha menghindari kontak mata.
Myungsoo duduk di kursi utama.
"sudah siapkan pertanyaannya?" Sekretaris Song menjadi penengah.
Buru-buru Suzy merogoh catatan di dalam kantung, karena teledor dia menjatuhkan tempat pensilnya hingga berceceran.
"ck, ceroboh," ejek Myungsoo.
Suzy menengadah, menatap Myungsoo kesal.
Sang Hyun hendak membantu Suzy memunguti isi tempat pensil gadis itu. Namun Myungsoo lebih dulu bangkit dari tempat duduk untuk melakukannya.
Baik Manager Umum Ji, Sekretaris Song bahkan Sang Hyun terkaget-kaget menemukan sang Tuan Muda rela mengotori pakaian mahalnya untuk menyentuh lantai.
Melihat itu Suzy langsung tahu diri dan bertutur, "aku bisa melakukannya sendiri. Kembali sana."
"diam saja." Myungsoo yang tetap bersikeras meraih beberapa bolpoin.
Niat ingin cari perhatian, Manager Umum Ji tiba-tiba terjun dari tempatnya. "aigoo, biar saya saja, Tuan Muda!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love - Hate Relationship
Romance"Preman Sinting itu merecokiku lagi!" P.S : Keluhan Suzy ke 1001 kali. Tak pernah Suzy sangka bahwa kehidupan perkuliahannya akan direcoki oleh seorang pria berandal yang tidak ingin melepaskannya setelah pertemuan mereka yang begitu absurd di bawah...