• l i m a •

317 67 17
                                    

***

Baru satu jam pulang dari San Francisco, Myungsoo sudah dihadapkan dengan drama murahan yang sangat ia sesalkan. Mengapa demikian? Pasalnya, alasan drama ini terjadi di hidupnya karena keputusan bodoh dirinya yang tidak berpikir panjang ketika mau-mau saja merespon Choi Yura, gadis gila yang terobsesi dengannya.

Tadinya Yura sudah punya kekasih, pria itu Han Jung Il--orang yang mengeroyok Myungsoo kemarin--namun hubungan Yura dan Jung Il kandas, gadis yang sudah merasa lajang itu menggoda Myngusoo di sebuah kelab malam yang menyebabkan amukan Han Jung Il yang meledak-ledak sampai memerintahkan anggota gengnya untuk menghabisi Myungsoo.

Lambat laun, Myungsoo dan Yura menjadi dekat, meski hanya Yura yang serius di sini.

Sejak awal, Myungsoo tak pernah berniat memacari Yura. Pria itu hanya ingin bersenang-senang.

Dan ketika Yura meminta kepastian, Myungsoo berkata enteng. "aku tidak bisa memberikan yang kau mau. Bukankah kita hanya bersenang-senang di sini?" Yura mengamuk mendengar kenyataan itu, dia mengancam Myungsoo akan melompat dari kamar apartemennya di bilangan Itaewon.

Awalnya Myungsoo memilih acuh tak acuh, dia pikir itu hanya ancaman belaka. Akan tetapi Yura tiba-tiba mengirimkan video dirinya sudah ada di balkon lamtai 21 bersiap melompat yang membuat Myungsoo tak memiliki pilihan selain menghampiri gadis sinting itu.

Myungsoo terpaksa membujuk Yura agar tidak melakukan hal bodoh, dia melakukan itu selama 30 menit hingga Yura lebih tenang dan meminta Myungsoo menemaninya mencari makan di Itaewon malam-malam begini.

Zonk sekali memang.

"baby, maaf sudah membuatmu datang. Padahal kau baru pulang dari Amerika. Kau pasti sangat lelah kan?" Choi Yura mengalungkan tangannya di lengan Myungsoo.

Pria itu mengacuhkan Yura dengan tampang tak perduli dan risih. Baby baby apanya? Menjijikkan sekali. Myungsoo mulai mencari cara untuk melarikan diri dari gadis sinting ini.

Yura lantas menyandarkan kepada pada bahu Myungsoo, "tapi aku bahagia. Itu artinya kau masih perduli. Sekarang mari jangan bertengkar lagi, ya? kau harus menurutiku kalau tidak ingin aku seperti tadi."

Oke, Myungsoo sudah muak. Kenyataan bahwa tak pernah sedikitpun Yura membuat jantungnya berdetak harus diberitahu sekarang agar Choi Yura tidak terlalu larut dalam ilusi yang ia buat sendiri.

Myungsoo segera melepas kaitan tangan Yura, memandangnya dingin. "Choi Yura, apa otakmu selamban itu?"

"apa?"

"sudah sering ku katakan, aku hanya main-main denganmu. Aku tidak pernah menyukaimu. Aku tidak ada niat untuk berkencan denganmu. Bisa kau enyah? Karena akan ku jamin untuk kedepannya aku tak akan datang meski kau menikam dirimu sepuluh kali." Pria itu berkata dengan enteng, tidak berpikir dampak yang akan terjadi selanjutnya, karena sejatinya Myungsoo sudah tak perduli.

Dia saja menyesal sudah menghampiri Yura.

"baby, kau jahat sekali." kedua mata Choi Yura mulai berkaca-kaca, selaras dengan itu wajahnya memerah.

"tapi aku sudah mencintaimu!" pekik gadis itu di tengah keramaian sehingga ornag-orang mulai memperhatikan mereka.

Myungsoo menghela panjang. "berhentilah delusional. Sejak awal tak pernah sekalipun aku menjanjikan sesuatu untukmu."

Yura memukuli Myungsoo dengan kekuatan penuh sembari mengumpat tak habis, "pria bangsat! Kau harus tanggungjawab! Kau sudah membuatku gila!"

"baiklah. Kau mau ke rumah sakit jiwa mana?"

Love - Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang