***
Semua mahasiswa universitas wajib mengikuti salah satu organisasi yang tersedia. Se Wan langsung memilih menjadi anggota penyair radio Yonsei. Yoojung mengikuti Cheerleaders, lalu Mingyu bisbol. Dan untuk Suzy si kutu buku, tentu saja dia masuk dalam komunitas pencinta buku.
Tipikal Bae Suzy, kalau kata Se Wan.
Suzy tahu, kepribadiannya yang amat membosankan ini akan dianggap tak asyik oleh sebagian orang.
Kadang dia pun bertanya-tanya, apakah dia bahagia terus ada di zona nyaman? Sebenarnya, tak jarang Suzy merasa bosan dengan kehidupan monotonnya, dia tak munafik pernah beberapa kali iri melihat betapa seru kehidupan teman sebayanya, dia ingin mencoba seperti mereka, namun keluar dari zona nyaman itu tidak segampang yang dibayangkan.
Kalau diibaratkan dari empat musim, Suzy itu musim gugur. Sunyi, damai, sedikit suram dan hening.
She's like the autumn, beautifully fading away into nothing but complete silence. Like the autumn leaves fall off the trees leaving everything empty but still somehow aesthethic.
Dan gadis musim gugur itu memasuki rumah kostnya sambil membawa lima tumpukan buku di tangan untuk ia baca di waktu senggang. Suzy bertemu Kim Mingyu yang baru selesai mandi di ruang tengah rumah indekos, pria tampan itu terkekeh. "ku ramal, nanti di akhir hayatmu kau akan meninggal dalam keadaan sedang membaca."
"Wow, ramalan luar biasa. thank you next." Tanpa menunggu respon Mingyu Suzy langsung masuk dan menutup kamar tidurnya.
"gadis kurang ajar." Mingyu berdecak. Bae Suzy itu kadang sekasar barusan, meski lebih banyak baiknya.
"dia tidak akan pernah mendapatkan kekasih dengan tempramen begitu." Mingyu meyakini dengan keteguhan hati, dia berjalan menuju kulkas dan mengambil sekaleng bir.
***
Suzy tengah sibuk membaca buku, seseorang mengetuk--bukan, lebih tempatnya menggedor paksa--lalu mendobrak pintu tanpa ijin dengan buru-buru. "Bae Suzy, belakangan ini kau banyak diperbincangkan."
Itu adalah Park Se Wan dengan segala kecerewetannya.
Suzy menutup buku di tangannya, memandang Se Wan dengan alis terangkat. "apa karena aku memberi coklat untuk Senior Na?"
"nauuuur!" Se Wan kontan duduk di ranjang Suzy, wajah gadis itu dilumuri masker berwarna kehijauan yang memiliki bau menyengat.
"lalu?" Suzy kembali membuka bukunya, tak terlalu ingin menanggapi walau menyebalkan sekali menjadi pusat perhatian.
"gadis nakal. Sejak kapan kau bergaul dengan anak-anak nakal, huh?" Se Wan menyenggol lengannya.
"anak-anak nakal yang kau maksud itu bukan dirimu 'kan? Karena aku hanya bergaul denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love - Hate Relationship
Romance"Preman Sinting itu merecokiku lagi!" P.S : Keluhan Suzy ke 1001 kali. Tak pernah Suzy sangka bahwa kehidupan perkuliahannya akan direcoki oleh seorang pria berandal yang tidak ingin melepaskannya setelah pertemuan mereka yang begitu absurd di bawah...