• d u a p u l u h e n a m •

378 59 8
                                    

***

Hwang Yeji bukan gadis yang mudah. Sedari kecil dia sudah memiliki anger issue yang cukup serius. Jika ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai kehendaknya, dia pasti meledak-ledak. Kehidupan Yeji sebagai seorang keturunan chaebol yang menaungi banyak media televisi dan telekomunikasi, menjadikan gadis itu memiliki keangkuhan yang lebih banyak dari orang lain.

Di atas semua itu, Yeji terbilang menyedihkan. Jika Myungsoo sudah tidak memiliki figur orang tua, maka Yeji bisa dikatakan sama. Tidak, dia bukan yatim piatu, ayah kandungnya masih hidup, dia hidup dengan ibu tiri yang tidak menyukai Yeji. Sedangkan ibunya sudah lama tiada.

Alasan Yeji menjadi seorang pembangkang karena kehadirannya dianggap benalu oleh ibu dan adik tirinya. Hingga sampai akhirnya ayah Yeji terhasut omongan mereka dan ikut membenci Yeji.

Yeji merasa sendiri, tidak memiliki siapa-siapa. Di saat-saat terpuruk itu, Myungsoo hadir mengulurkan tangan sebagai sandaran yang sangat ia butuhkan. Pria itu pernah berjanji akan terus menjaganya, akan terus bersamanya, akan terus menemaninya dan menjamin tak ada siapapun yang bisa menjadi orang ketiga di antara mereka.

Setidaknya itulah Kim Myungsoo yang Yeji kenal—sebelum akhirnya kematian sang ayah membuat Myungsoo berubah drastis, akibat itu dia menarik diri dari Yeji, menjadi maunsia dingin yang tak punya hati.

Yeji masih bisa memaklumi luka batin Myungsoo, lebih baik Myungsoo tak punya hati daripada Myungsoo memberikan hatinya pada orang selain dirinya.

Akan tetapi.. Yeji tiba-tiba saja menemukan kembali Kim Myungsoo yang selalu ia rindukan, Myungsoo yang terlihat Bahagia dan memiliki senyum teduh. Sayang, senyum itu tidak diberikan padanya, namun pada gadis lain!

Yeji meradang melihat Myungsoo bermesraan dengan sorang gadis yang ia tahu Bernama Bae Suzy. Bahkan Myungsoo membawanya ke rumah ini, yang tak seharusnya didatangi selain olehnya dan Myungsoo.

Yeji melihat Myungsoo bangkit, mengusap punggung Bae Suzy sambil berucap lembut, "tunggu sebentar, ya."

Dulu Myungsoo selalu berbicara seperti itu padanya, harusnya hanya pada dia dan bukan kepada gadis lain!

Gerlingan tajam Yeji keluarkan ketika Myungsoo mendekatinya yang sudah hampir mengeluarkan air mata. Pria itu menarik Yeji ke ruangan lain yang lebih jauh seolah-olah agar Bae Suzy tidak bisa mendengarnya.

Pria itu melepaskan tangan Yeji, membiarkan keheningan menemui mereka sebelum akhirnya Yeji membuka mulut. "kenapa dia bisa ada di sini? Kenapa kau membawanya ke sini? Tak pernah sekalipun kau membawa peliharaanmu ke rumah ini!"

Myungsoo menaikkan pandangan tak suka, "jaga bicaramu."

Yeji mendengkus sinis, dia melipat dua tangannya. "kenapa tersinggung? Memang faktanya kau senang memelihara banyak gadis daan meniduri mereka namun tidak berani berkomitnen, bukan? Gadis itu juga salah satunya kalau aku tidak salah."

Myungsoo hanya memandang Yeji lekat.

Diamnya Myungsoo malah membuat Yeji gelisah. "Kim Myungsoo.. katakan ucapanku benar. Katakan kalau dia hanya gadis sembarangan yang kau pungut untuk senang-senang saja!"

"kami berkencan." Myungsoos membalas tegas.

Satu detik, dua detik, tiga detik Yeji menyelami bola mata hitam legam yang selalu ia damba selama bertahun-tahun, mencari celah kebohongan di sana agar hatinya senantiasa terselamatkan dari rasa sakit. Namun Yeji tak menemukan apa-apa selain kebenaran yang Myungsoo katakana. Gadis itu berharap semua ini mimpi saja, tetapi saat ia kembali mengingat cara Myungsoo menatap, berbicara lalu memeluk Bae Suzy ada satu kenyataan yang paling menohoknya.

Love - Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang