• s e m b i l a n •

343 68 6
                                    

***

Suzy melesat keluar dengan air yang sudah ada di pelupuk matanya, dada gadis itu bergemuruh tak menentu atas kesusahan yang tak berujung semenjak ia bertemu Kim Myungsoo. Masa perkuliahan yang ia pikir akan seindah bayangannya ternyata tidak terjadi, apakah ekspektasinya terlalu tinggi atau dia memang terkena sial?

Myungsoo mengejar Suzy di belakang sana, dia tahu gadis itu sudah banyak menahan kesabaran selama ini dan sekarang kesabaran itu sudah tak bisa ditampung lagi. Tapi yang jadi pertanyaan, sesuka itu kah Suzy kepada Na In Woo hingga sebegininya? Myungsoo jadi berpikir, dia sudah menghancurkan imajinasi cinta pertama seorang gadis dan itu sangatlah jahat.

"hei, oke, aku minta maaf ya?" Myungsoo menarik lengan Suzy, lalu Suzy melepaskannya, terus melangkah tak ingin bicara sama pria itu.

Tidak menyerah, Myungsoo mengejarnya lagi, berdiri di depan Suzy seraya menghalangi jalur gadis itu. "iya, aku sudah kelewatan. Aku salah." Ia mengangkat kedua tangan seolah menyerahkan diri.

Dan Suzy mendorongnya, lumayan keras. "bajingan!" umpat gadis itu.

"wah, dia sungguh--" Myungsoo terkesan. Ternyata Bae Suzy itu jarang mengomel, tapi sekalinya marah, umpatan keluar.

"baiklah, aku memang bajingan. Kalau mau puas, pukul saja tidak apa-apa." Myungsoo merentangkan tangan, mencegah Suzy pergi lagi.

Gadis itu ternyata berhenti.

Ia memandang Myungsoo sebelum akhirnya memukuli pria itu menggunakan tote bag-nya.

Dia sungguh memukul Myungsoo. Padahal kan Myungsoo tidak serius ingin dipukul...

"kau tahu kalau kau itu sangat menyebalkan, huh?! Kau memang harus dipukul! Sini ku pukul lagi!"

Myungsoo menutupi kepalanya dengan lengan, ia membiarkan Suzy memukulinya hingga puas. Namun sudah beberapa menit Suzy masih merasa belum cukup, terpaksa Myungsoo menghetikan aksi Suzy supaya kepalanya tidak bocor dengan memegang kedua pergelangan tangan gadis itu hingga akhirnya mata mereka bertemu.

"dengar, ya," tukas Myungsoo. Dia mengunci kedua mata Suzy dengan sorot elangnya.

"apa bagusnya Na In Woo? Oke, mungkin dia sedikit pintar, sedikit populer dan sedikit good looking. Tapi selebihnya dia biasa saja. Kenapa kau sampai harus seperti ini hanya gara-gara pria di bawah rata-rata begitu?"

Myungsoo mengutarakan pendapatnya. Karena menurut Myungsoo, lebih baik dirinya kemana-mana.

"kau tidak berhak menghina In Woo-ku!" Suzy memukul lengan Myungsoo, tidak terima pria idamannya diejek sampai begitu. Kurang ajar memang.

"In Woo-ku? Cih yang benar saja." Myungsoo mencubit gemas satu pipi Suzy.

"akh! Akh! Sakiiiit!" gadis itu merintih, ia yakin pipinya sudah merah. Perasaannya masih kesal, sampai kesalnya dia langsung menangis.

"huaaaaaa..." gadis itu benar-benar menangis kencang.

Myungsoo ototmatis panik, apalagi sekarang banyak yang menatap ke arah mereka. Seakan-akan dia sudah melakukan sesuatu terhadap Suzy. "apa sih? Cubitnya saja tidak kencang, dasar lebay!"

Myungsoo mencubit pipi Suzy sekali lagi. Bukannya tobat, malah lanjut part 2. Memang tak beradab.

Tangisan Suzy tidak berhenti, malah semakin kencang.

Myungsoo menggunakan momen itu untuk menghujatnya. "nangis lagi, dasar cengeng." Ia membuka ponsel hanya untuk memotret wajah Suzy yang sedang berurai air mata. Lalu ia terbahak sendiri.

Suzy terlalu kalut untuk menyadarinnya, karena yang ia sadari ketika itu Myungsoo melepaskan topi yang ia kenakan lalu pria itu memakaikan topi miliknya ke kepala Suzy. "sudah menangisnya, malu di lihat orang."

Love - Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang