• t i g a p u l u h t i g a •

333 57 15
                                    

***

Serba-serbi balada dalam dunia remaja menuju dewasa ini. Kehidupan yang beragam baru Suzy temui sejak dia menginjak Universitas. Ternyata, beragam jenis manusia dan segala hubungan kusutnya terpampang di depan mata. Dirinya termasuk manusia-dengan-hubungan-kusut yang barusan disebutkan. Dia dan Myungsoo masih bermusuhan, ini sudah hari ke tiga mereka tidak bicara.

Pria itu kemarin sempat menelfon, tapi sengaja tidak Suzy angkat karena malas. Suzy masih kesal dengan Myungsoo yang menyalahkannya karena dia terkesan sudah menuduh yang tidak-tidak. So ridiculous. Maksudnya, bukankah wajar jika Suzy curiga? Yang aneh itu jika ada perempuan ganjen yang mendekati pacarnya dan dia tak bereaksi cemburu, baru itu salah! Lagi pula, bisa-bisanya Myungsoo tidak bercerita kalau ada ulat kegatalan di kantornya. Kan itu membuat Suzy semakin curiga saja.

Ah, sudahlah. Pokoknya Myungsoo yang salah.

Gadis bermarga Bae itu berjalan di area kampus sendirian dengan wajah menekuk. Sudah tiga hari suasana hatinya buruk dan itu karena Kim Myungsoo, ditambah lagi belum ada perusahaan yang mau menerimanya intern, membuat segalanya terlihat berengsek saja. Memang apa yang kurang darinya? Nilai akademik? Oke. Catatan organisasi? Oke juga. Beauty dan Brain? Itu, sih, tidak perlu ditanya.

Jadi, kenapa mereka belum juga memberi kabar?!

Mengingat semua itu Suzy kontan berhenti melangkah, tangan kanan yang memegang satu buku mengerat ketika dia memejamkan mata menahan kesal sembari menarik nafas. "bangsat..." umpatnya berbisik.

Tiba-tiba dia berbalik arah, berniat mendinginkan kepala dengan membeli minuman keleng di salah satu mesin di ujung lorong.

Saat itu matanya menangkap ke sebuah tempat dekat cafetaria yang sering digunakan sebagai markas perkumpulan geng tidak jelas Kim Myungsoo dan para berandal lainnya. Mereka masih bergumul di sana, sambil ketawa-ketiwi mengerumuni sesuatu. Lalu ketika saling berpencar sedikit, Suzy menemukan kekasihnya tengah tertawa lebar sembari menghisap rokok elektrik.

Suzy melipat tangan di dada sembari menatap Kim Myungsoo datar, bibirnya agak berkedut melihat Myungsoo yang bahagia-bahagia saja ketika masa perang mereka, sedangkan hanya dirinya yang uring-uringan. Tiak adil!

Suzy menyugar rambut pendeknya dengan dengkusan nafas kasar. Dia mengambil sekaleng cola yang sudah dia beli kemudian beranjak dari sana. Kaki gadis itu melangkah mendekati Kim Myungsoo dan kawan-kawannya yang masih menertawakan sesuatu--yang entah apa.

Kehadiran Suzy disadari semua yang ada di sana--termasuk Myungsoo. Salah satu dari mereka bahkan berkata, "tuh, ibu negara datang."

Sedangkan Myungsoo? Pria itu menatapnya lama, belum bicara. Baru ketika Suzy tepat di depannya, Myungsoo membuka mulut, "apa, Yang?"

Apa, Yang?

APA, YANG?!

Sinting. Apa Kim Myungsoo lupa situasi hubungan mereka sampai bisa-bisanya bersikap seolah tidak ada apa-apa?!

Suzy semakin dibuat dongkol, dengan sekuat tenaga gadis itu menendang tong sampah yang berada tak jauh.

"eh, copot! Copot!" Si Wan terkaget-kaget rasanya hampir jantungan. Pria itu melompat menyelamatkan diri.

"berengsek!" Suzy mengumpat tepat di depan Myungsoo, lalu pergi begitu saja.

Myungsoo melongo. Bae Suzy kenapa sih? Kalau kangen ya tinggal bilang, tidak perlu pakai merusak properti kampus.

"hidih, kejar sana, Myung. Seram ih marah pacarmu." Si Wan memeluk tubuhnya sendiri sembari meringis.

"kenapa dia begitu? Tidak kau kasih jatah ya, Myung?" komentar Lomon. Lalu mereka semua tertawa.

Love - Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang