• d u a p u l u h l i m a •

337 59 18
                                    

***

Kim-Dom Group Office
11.58 a.m

"Ketua Kim, sudah saatnya makan siang." Salah seorang dari timnya menegur Myungsoo yang masih berkutat di depan komputer sebelum akhirnya Myungsoo tersadar. Dia melihat arloji yang melingkar di tangan kanannya.

"kalian duluan saja, saya belum lapar." Myungsoo lalu menyerahkan kartu kredit miliknya kepada pria di depannya, "beli lah sesuatu dengan ini."

Do Kyung—pria itu—terlihat gembira, dia dan rekan kerjanya yang lain menerima kartu dari Myungsoo dengan senang hati. "Ketua Kim, sungguh terimakasih!"

Meski umur anggota tim divisi keuangan rata-rata seumuran dengan Myungsoo, mereka tetap menghormati Myungsoo karena dia pemimpin mereka. Termasuk Do Kyung yang sudah ada di akhir 20-an, dia melihat Myungsoo sebagai seseorang yang disegani—terlepas dari Myungsoo pewaris Kim-Dom.

Mereka awalnya berpikir Myungsoo akan berlagak semena-mena, mengingat dia putra dari pemilik Kim-Dom. Mereka bahkan sudah menyiapkan mental jika itu terjadi. Namun di luar dugaan, Myungsoo memperlakukan mereka semua dengan baik, pria itu tidak melihat dari mana asalnya dan mudah berbaur. Myungsoo bahkan meminta anak buahnya untuk tidak terlalu kaku jika bicara dengannya.

Hal tersebut membuat Myungsoo dielu-elukan divisi lain. Banyak dari mereka mencoba dekat dengan Myungsoo. Termasuk seorang perempuan Bernama Jin Se Yeon—dia merupakan Ketua Tim Divisi Pemasaran, perempuan itu berumur 25 tahun, dua tahun lebih tua dari Myungsoo.

Dia perempuan elegan dan dewasa, tutur bicaranya begitu tertata dan jelas. Penampilannya memperlihatkan jika Se Yeon sangat berpendidikan. Caranya mendekati Myungsoo pun hati-hati namun pasti.

Seperti saat ini, dia datang dengan sekantung berisi kue dan segelas kopi. Perempuan itu tersenyum ke arah Myungsoo. "anak-anak divisi saya kelebihan beli ini. Dan saya dengar dari Do Kyung, Ketua Kim tidak turun makan siang. Jadi daripada mubazir, anda dapat memakannya."

Myungsoo mengangkat pandangan, "Ketua Jin tidak perlu repot-repot."

Se Yeon menggeleng, "sama sekali tidak merasa repot. Kalau Ketua Kim tidak makan siang, kadar gula dalam tubuh anda berkurang lalu kinerja anda tidak maksimal. Saya hanya mengkhawatirkan Kim-Dom."

Penjelasan Se Yeon membuat Myungsoo tertawa kecil. Masuk akal juga. "kalau demi Kim-Dom, saya akan menerimanya."

"seharusnya begitu." Se Yeon masih mempertahankan senyum manisnya.

Mata perempuan itu mengarah pada ponsel Myungsoo yang bergetar, dia menangkap sebuah nama perempuan lain yang menelfon Myungsoo. Melihat dari respon Myungsoo yang cepat mengangkat panggilan tersebut, Se Yeon mulai menyimpulkan sesuatu.

Myungsoo menempelkan gawainya ke kuping, "ya, sayang?"

Sayang.

Senyum Se Yeon mulai pudar, dia tidak perlu lagi menerka-nerka. Pria ini sudah ada yang punya.

"oh, aku selesai jam lima, sih. Kelasmu selesai jam berapa?"

Se Yeon masih anteng berdiri di samping Myungsoo, dia menguping namun matanya menatap meja Myungsoo lekat-lekat sambil menganalisa semua benda yang ada di sana untuk menilai kepribadian Myungsoo.

"ya sudah, nanti aku jemput ke kost-an ya? Hm, okeee." Myungsoo berbicara lembut pada seseorang yang jauh di sana.

Tak lama dari itu Myungsoo menyimpan kembali ponselnya, dia meraih makanan dari Se Yeon. "omong-omong, terimakasih banyak untuk makanannya, Ketua Jin."

"kalau ada sesuatu yang diperlukan, Ketua Kim bisa temui saya."

Myungsoo melakukan sesuatu di komputernya, tanpa melihat Se yeon dia membalas, "tidak, itu tidak perlu."

Love - Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang