chapter 7

639 32 1
                                    

Di sebuah markas di tengah hutan terlihat beberapa pemuda sedang berkumpul dengan beberapa botol wine yang belum terbuka sama sekali
"Ck bajingan itu masih tidak mau menyerah"
"Sudahlah pond ga usah di ladenin anak buah mereka kalah jauh sama kita" _Ohm
"Haha pasukan mereka udah kek boty"
Ucap nanon meledek
"Eh gimana bott yang lu ajak kesini waktu itu joong?" Tanya joong membangun topik karena sedari tadi joong hanya diam
"Gimana apa?" Joong malah bertanya balik dengan alis yang naik sebelah
"Udah lu eksekusi belum?" Tanya nanon menatap joong
"Ga jadi gw. Arsen suka sama dia" ucap joong sembari membuka satu botol wine dan di tuang kan ke dalam gelas yang ada di depannya
"Lah gimana orang itu urusan lu ngapa bawa bawa arsen" Tanya Ohm heran
"Kalo arsen udah suka tu orang ga bakal bisa pergi jauh nying" jawab pond kesal
"Owalah kan arsen raja di atas raja haha" mereka tertawa mendengar ucapan Ohm
"Udah lah ya gw balik dulu gw udah janji makan malam bareng arsen" joong meletakkan gelas yang ia pegang lalu beranjak pergi
"Ya udah sana" usir Ohm
"Lah lu pada ga ikut?" Tanya joong berbalik arah menatap ketiga orang yang mengusirnya tadi
"Ahh hehe ya udah ayo" mereka pun pergi bersama pulang ke rumah joong untuk menemani tuan muda arsen makan

Saat sampai di rumah nanon dan Ohm masuk kedalam rumah joong dan mencari keberadaan arsen
Nanon melihat arsen sedang menonton kartun di ruang tengah ditemani oleh paman gav. Nanon menghampiri arsen dan menyapanya
"Halo ganteng kaka datang" nanon memeluk arsen dari samping
Arsen tertawa lalu memeluk nanon
"Kaka non ke cini cama ciapa??"
Nanon menunduk melihat arsen di pelukannya dan berkata "kaka ke cini cama abang pond abang Ohm dan abang joong cayang" ucapnya meniru nada bicara arsen yang masih cadel
Mereka tertawa bersama
Joong,pond,dan Ohm menyusul mereka berdua duduk di sofa depan mereka dan melihat bagaimana arsen tertawa karena nanon
Arsen melihat ketiga abangnya dateng
"Abaanggg" Teriak arsen menghampiri ohm dan memeluknya
"Loh kok abang Ohm??" Tanya arsen tidak terima
"Hehe kangen abang ohm" memperlihatkan gigi bayinya
"Ututu lucunya anak orangg" gemas Oh menguyel uyel pipi arsen
"Aa abang cakit" arsen merenggut
Ohm tertawa mendengar reaksi arsen
Ohm memegang pipi arsen dan menyadari sesuatu
"Loh kok jidat acen lebam?" Tanyabohm khawatir
Joong yang mendengar itu pun langsung beranjak dan memeriksa keadaan arsen
Benar saja joong melihat jidat sebelah kanan arsen lebam "asta sayang kenapa bisa lebam?" Tanya joong khawatir
"Acen tidak tau abangg tad-" ucapan arsen terjeda saat mendengar joong berteriak "naca!!" Panggil joong
Naca yang merasa dipanggil pun datang menghampiri joong
"Iya tuan"
"Kenapa arsen bisa sampai terluka ngapain aja kerjaan kamu hah??!!" Bentak joong pada naca
Joong sadar jika adiknya masih ada disini dan melihat bagaimana joong marah
"Ohm bawa arsen ke kamar sebentar ajak keluar saat makan malam"
Ohm dan nanon pergi ke kamar arsen dengan arsen di gendongan Ohm
"Ma-maaf tuan tapi bukan saya yang membuat arsen terluka" jelas naca dramatis
"Apa maksudnya" joong menahan marah. Joong akan melakukan apa saja jika ada yang berani melukai adik satu satunya yang ia miliki
"Tadi saya pergi ke dapur untuk melihat maid memasak makan malam saat tuan muda tertidur, lalu saya kembali ke kamar saya melihat budak itu mengganggu arsen dan berniat menggendong nya saya melarang namun dia bersikeras dan membuat tuan muda jatuh dari kasur" jelas naca panjang lebar meyakinkan joong
Joong marah besar tangannya mengepal sampai urat uratnya terlihat
"Dimana dia?" Tanya joong dingin namun tajam
"Di taman tuan" Setelah mendengar itu joong pergi ke taman dengan langkah lebar. Naca yang melihat itu pun tersenyum penuh kemenangan
"Cih rasain siapa suruh main main sama naca hahah" naca tertawa dalam hati karena rencananya berhasil
















Di taman terlihat dunk sedang menyirami bunga bunga yang hampir layu karena panas. Saat tengah fokus tiba Tiba ada sebuah tangan yang membalikkan badannya dan satu tamparan keras mendarat di wajah nya membuat pipi nya memerah dan sudut bibir sedikit robek

Plak!!!

Belum selesai dunk kaget tamparan kedua mendarat lagi dunk tersungkur ke tanah dan memegangi pipinya yang perih akibat pukulan itu
Dunk menongak dan melihat siapa yang memukulnya
Dunk melihat bagaimana raut wajah joong yang menahan amarah
"Jalang sialan siapa yang menyuruh untuk melukai adikku hah!!??" Joong meraih dagu dunk dan merematnya
"A-ap-apa yang ka kau maksud" Dunk bingung dirinya tak membuat kesalahan untuk hari ini kenapa malah di tuduhan seperti ini
"Jangan pura pura bodo sialan!!" Joong menentang perut dunk dan memukulinya hingga kesadaran nya dunk menghilang dunk tidak bisa menahan rasa sakitnya dan pingsan saat joong akan melayangkan pukulan lagi.
Joong meninggalkan dunk pingsan begitu saja
Paman gav melihat kejadian itu segera menghampiri dunk yang pingsan ia melihat kondisi sekitar memastikan joong sudah benar benar pergi
Paman gav membawa dunk kekamar nya
"Entah benar kau salah atau bagaiman tapi menurut paman kau ini anak yang baik mana mungkin kau tega melukai anak kecil" ucap paman gav menatap dunk yang sedang memejamkan matanya
"Ugh akh kenapa aku di kamar?" Dunk membuka matanya dan merasa bingung kenapa tiba-tiba ia ada di kamar bukankah tadi ia pingsan di taman
Di samping tempat tidur nya dunk melihat ada kotak p3k dan dunk mengira mungkin ada pengawal yang baik hati memberi nya obat. Dunk tidak mengobati luka nya dan memilih berjalan ke arah jendela den mendudukkan dirinya di balkon membiarkan luka tertiup angin sore
Meski perih tapi hal itu tak ia rasakan
Dunk berfikir tentang apa yang dikatakan joong tadi
"Aku? Melukai adikny? Kapan?" Pikir dunk bertanya tanya
Dunk berfikir apakah saat tadi arsen jatuh dari kasur nya ia terluka
Tapi kenapa dunk yang salah bukankah yang menjaga arsen itu naca
Dunk sudah dapat menebak kenap dirinya dipukul oleh joong
Du dunk hanya diam dan tersenyum tipis. Dunk menatap bulan yang perlahan naik ke permukaan dan tersenyum kedua kalinya. Dunk sangat menyukai bulan saat ia terluka bahkan sakitnya hilang saat ia melihat indah nya bulan















Change ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang