chapter 12

955 39 6
                                    

Hari ini pukul empat sore dunk dan arsen berencana untuk pergi jalan jalan sesuai yang di katakan oleh naca tadi siang
"Acen udah siap??" Tanya dunk memasuki kamar arsen
"Udah kok kaka hehe, kaka cantik" puji arsen
Dunk mendengar itu salting dikit. Bagaimana bisa seorang anak kecik yang baru berumur hampir 7 tahun ini membuat orang disekitar nya salting karena perkataannya
"Udah ayo mumpung udah ga panas"
Dunk menggendong arsen ke bawah.
"Acen berat tau kaka"

"Ehh coba ulang kamu ngomong apa??" Ucap dunk kaget
"Apa?? Acen berat kakak" arsen mengulangi perkataan nya
"Wiih acen udah ga cadel lagi" Dunk tersenyum riang dan mengusak rambut arsen
"Hehe" arsen ikut tersenyum riang melihat reaksi dunk

Sampai di lantai bawah dunk mendapati seorang maid sedang bersih bersih di ruang tamu.
"Bi aku sama arsen pergi jalan jalan dulu ya" Dunk meminta ijin kepada maid itu karena tau jika maid itu adalah maid yang paling dekat dengan keluarga joong.
"Udah ijin sama tuan joong belum nak?" Tanya maid tersebut karena takut nya nanti joong mencari adiknya
"Kata naca ini emang hari sabtu jadwal arsen jalan jalan si bi" jelas dunk
"Ooh ya bener ya udah hati hati ya, ga usah jauh jauh ya apalagi kalian cuma berdua, perlu di temani??"
"Ga perlu bi dekat kok paling 20 menit selesai kok" Dunk pun pamit pergi mengajak arsen jalan jalan.
Mereka berjalan ke sebuah taman perkotaan yang tak jauh dari rumah joong. Mungkin hanya perlu sepuluh menit paling lama untuk sampai di sana
"Kaka acen mau beli gulali" arsen menarik tangan dunk ke arah dagang gulali di samping nya itu
"Ya udah ayok" Dunk mengiyakan permintaan arsen
Dunk menemani arsen melakukan apapun yang ia inginkan saat di taman.
Dunk selalu memperhatikan arsen bagaimana arsen yang senang saat berada di luar rumah
Dunk berdiri di samping arsen menunggu seorang penjual crepes membuatkan crepes untuknya dan arsen kepala dunk menoleh ke sana kemari mengamati setiap sudut taman yang menurutnya cantik dan asri tapi salah satu benda seperti boneka tapi gerak gerak nya aneh membuat dunk menatap aneh boneka itu.
Dunk menatap sekilas boneka itu tapi dunk tidak berfikir negatif
Ia tetap menemani arsen

Sudah hampir tiga puluh menit dunk dan arsen jalan jalan
"Acen kita pulang ya udah sore nanti abang nya acen nyariin" ajak dunk pada arsen
"Iya kaka, eum..."ucap arsen terjeda
"Kenapa hem? Ada yang mau di beli lagi?" Dunk mengsejajarkan tinggi badannya menatap arsen dengan tatapan lembut nya
"Acen mau itu kaka" arsen menunjuk seorang pedagang yang ada di seberang jalan kecil yang sedang berjualan es stik berbentuk unik
"Acen mau es stik itu?" Tanya dunk memastikan
"Iya boleh ya??" Mohonnya dengan puppy eyes yang membuat dunk tak tega untuk menolak nya
"Iya boleh.." Dunk mengelus pipi arsen
"Yeyy" senang arsen
"Acen mau ikut apa nunggu disini??"
"Acen tunggu disini ya kakak acen capek hehe" mendengar itu dunk pun pergi menuju dagang es stik yang di tunjuk oleh arsen
Sekitar 3 menit dunk menunggu tapi dunk belum juga mendapat kan milik nya karena pelanggan yang rame
Dunk menjadi agak gelisah entah kenapa karena perasaannya mendadak menjadi tidak enak
Karena perasaan nya memilih untuk kembali, dunk akhirnya kembali ke seberang untuk menghampiri arsen dan berencana untuk mengajaknya juga

Namun saat tiba di seberang dunk tak melihat keberadaan arsen
"Arsen kamu di mana sayang?" Teriak dunk sambil berjalan menelusuri setiap sudut taman
Dunk mengedarkan pandangan nya ke semua sisi yang ada
Dunk menyadari sesuatu
"Eih boneka yang tadi di sana kok ilang?" Gumam dunk penasaran
Tapi dunk tidak peduli akan hal itu
Arsen hilang jika tuannya tau dunk tak akan Selamat
"Ya tuhan apalagi ini" Dunk terduduk di pinggir taman karena sudah lelah mencari dan kakinya juga sudah keras

Beberapa waktu berlalu jam menunjukan pukul 7 sore menjelang malam dunk masih kebingungan walau hari sudah semakin gelap dunk memutuskan untuk terus mencari arsen tidak berpikiran untuk pulang
Dunk kembali ke tempat duduk dimana ia meninggalkan arsen tadi sore untuk mencari sesuatu yang bisa di jadikan petunjuk
Lama menelusuri dunk menemukan sebuah gantungan kunci seperti sebuah simbol sebuah komunitas
Gantungan kunci tersebut berisi tulisan x-bloody
"X-bloody??? Seperti pernah dengar?" Dunk mengingat ingat semua hal tentang x-bloody yang ia tau
"Ini pernah di bicarakan oleh tuan joong markas lumayan jauh gimana caranya aku ngasih tau" Dunk sungguh bingung
Jika kali ini dia pulang dan memberi tau perihal ia kehilangan arsen hukuman paling kecil yang ia dapatkan mungkin tebas leher
Aah bukankah suatu kebodohan jika dunk pulang dengan tangan kosong dan menjadi seperti anak kecil
"Aku harus mencari nya tak peduli apapun" ucap dunk lantai ingin bergegas pergi
Tapi saat ingin melangkahkan kakinya
Ia tak sengaja menabrak kaki kursi yang ada di antara kakinya yang membuat reflek terjatuh dan memegangi kakinya yang sedikit lebam
"Akhh anjir kenapa bisa ga di liat sih" keluh dunk
Dunk memegangi kakinya sembari sedikit memijatnya untuk menghilangkan rasa perih akibat benturan













Change ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang