chapter 23

715 41 2
                                    

Saat tengah asik makan Dunk teringat akan sesuatu

"Daddy acen kap-"

Uhuk!! Uhukk!!

Perkataan dunk terpotong oleh phuwun yang tersedak

"Eh sayang hati hati dong makannya" ucap pond khawatir
Pond segera mengambil segelas air di depan nya lalu membantu phuwin minum

"Phu kenapa??" Tanya dunk heran

"Kau memanggilnya daddy??" Tanya phuwin hampir nyolot

"I iya kenapa phu?" Tanya dunk polos

"Tapi dia bukan daddy kak" jas phuwin
Entah siapa uang polos disini

"Heungg daddy hikss ga kan??" Tiba tiba dunk menghadap joong dan menangis sambil memegang lengannya

Joong yang melihat dunk menangis langsung panik
"E enggak kok sayang itu ga bener, kamu baby nya daddy ga boleh nangis ya" bujuk dunk

"Sayang kak dunk lagi sensitif jangan gitu ya" ucap pond secara lembut pada phuwin agar phuwin tidak ikut ngambek

"Eung maaf kakak" sesal phuwin

"Minta maaf sama kak dunk ya" pond tersenyum mengelus rambut phuwin

"Kak dunk maafin phu ya, janji ga gitu lagi" phuwin memperlihatkan dua jarinya

"Eumm" dunk mengangguk

"Tadi kamu mau ngomong apa sayang?" Tanya joong karena tadi ucapannya terpotong

"Acen kapan datang tadi katanya mau datang" Dunk memeluk lengan joong dan menatapnya dengan tatapan bersinar membuat joong gemas

"Astaga tadi acen ngabarin bakal pulang sore karena ada kegiatan bareng teman temannya" jelas joong

Dunk mengangguk mengerti.
























Setelah jam makan siang selesai joong pun jadi pergi ke makam ibu nya dunk bersama pond dan kekasihnya tentu saja

Mereka menaiki mobil yang sama karena saat pulang tujuannya juga sama

Saat sampai di makam mereka pun turun dari mobil nya
Dunk turun dengan membawa sebuah bukit bunga kesukaan ibu nya yaitu bunga lily
Dunk menatap bunga itu sebentar sebelum lengan gagah joong meraih pinggangnya dan mengajaknya ke sebuah makam yang masih baru

Dunk melangkah secara perlahan mendekat ke arah makam tersebut
Saat sampai dunk langsung mendudukan dirinya di samping makam tersebut
Dunk menatap sebuah nisan yang berisikan nama beserta foto sekarang wanita yang tersenyum manis
Senyum yang tak pernah dunk lihat sejak hampir sebelas tahun lamanya

"Ibuu tidak kangen dunk?" Tanya dunk pada nisan itu

Dunk diam karena tidak sanggup harus mengatakan unek unek nya
Tak terasa air mata nya menetes begitu saja. Dunk semakin terisak kala tangan joong merengkuh tubuhnya

"Menangislah keluarkan semua yang kau rasakan" ucap joong lembut di telinga dunk

Sedangkan pond dan phuwin berdiri di belakang menatap bagaimana sepasang kekasih itu saling menguatkan

"Hikss dia pergi hiks dia jahattt" Dunk menangis di pelukan joong

"Dad hikss ddy dunk hikss kangen ibuuu huee" Dunk menangis semakin histeris
Joong masih setia memeluk sambil mengelus punggung dunk agar tenang

Dunk melepaskan pelukan joong kemudian beralih ke poto ibunya
Ia memeluk nisan itu sambil menangis

"Dulu ibu bilang bakal hidup bareng dunk" dunk menahan tangisnya

Change ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang