chapter 16

978 45 2
                                    

"Kenapa menunduk begitu?" Tanya joong melihat dunk yang tidak berani mengangkat kepalanya sama sekali
"Ma maaf hiks..." air mata dunk kembali luruh
"Hey maaf kenapa hm?" Tanya joong mendekati dunk dan mengelus pundaknya
"Ma maaf hiks....jangan......hiks...hukum dunk...hiks...dunk salah" tangis nya mulai pecah
"Ngomong pelan pelan sini jangan menangis terus nanti kepalanya pusing" pinta joong sambil memeluk dunk
"Maaf hiks...acen....Di culik karena dunk..hiks" jelasnya dengan tangisan
Joong yang melihat itu merasa gemas sendiri bagaimana tidak
Hidung merah,mata sembab dan wajah memelas seperti anak kecil bahkan arsen yang sering seperti itu tak seluruh ini menurut joong
"Sudah ya arsen udah ketemu kok" joong mengusap air mata dunk dengan lembut dan kembali membawa nya ke dalam pelukan
Dunk pun menerima pelukan itu
Ia merasakan kehangatan yang belum pernah ia rasakan selama ini
Dunk berharap jika ini mimpi dunk tak ingin bangun
Joong mengelus rambut dunk dengan lembut dan berkata
"Sekarang sarapan dulu ya udah siang, abis ini kita pulang acen kangen katanya" Sambil menjauhkan tubuh dunk agar berhadapan
Dunk yang mendengar itu langsung menoleh ke arah joong dengan tatapan lucu dan sisa isak tangisnya membuat dunk tampak lebih lucu
Dunk mengangguk dan melanjutkan sarapannya

Setelah selesai sarapan joong dan dunk beranjak keluar tapi dunk masih berada di posisi duduk di kasur
"Kenapa diam disitu ayo sini" panggil joong
Dunk menggeleng kecil
"Kenapa hm?" Tanya joong mendekati dunk
"Sakit" ucapnya pelan hampir tak terdengar
Joong yang mendengar itu tertawa kecil dan meraih tubuh dunk untuk ia gendong
Joong menggendong dunk ala kalau jadi dunk memeluk leher joong agar tak jatuh.
Sesampainya di mobil joong tidak langsung menurunkan dunk di jok samping kiri nya
Joong membawa dunk kedalam kursi kemudi dengan posisi pangkuan
"Tu tuan sa saya duduk di belakang ya" pinta dunk ketika menyadari itu
Dunk ingin bangun dari posisi nya tapi joong dengan segera mengunci pintu mobil dan memegang pinggang dunk
"Kenapa hm? Apa kamu merasa tak nyaman??" Joong menatap wajah cantik dunk yang merona karena perkataan lembut joong
Dunk hanya menunduk menggelengkan kepalanya
"Ya sudah duduk disini jangan. Nakal" titah joong
Dunk menuruti nya dan hanya diam

Saat di pertengahan jalan kondisi jalan tak terlalu ramai membuat joong dan dunk bisa menikmati perjalanan santai
Dunk selalu menatap luar jendela untuk melihat pemandangan meski hanya ada tembok dan trotoar
Joong yang melihat dunk hanya diam saja mempunyai ide jahil
Joong menyentuh paha mulus dunk yang hanya terbungkus celana pidana pendek yang sengaja ia beli tadi pagi untuk dunk
Dunk yang merasakan sentuhan itu melihat joong sekilas dunk ingin protes tapi ia sadar jika saat ini ia bersama joong. Dunk tak ingin membuat joong marah lagi dan membiarkan tangannya bermain di paha mulus nya
Melihat reaksi dunk joong malah semakin suka
Joong mulai memasukkan sebelah tangannya ke dalam celana piyama dunk dan mengelus pangkal paha dunk dan sedikit meremasnya
"Ehmm" dunk merasa sedikit terangsang
Tangan joong beralih mengelus lubang dunk dan memainkannya tapi ia tidak memasukkan jarinya
"Sstthh" ringis dunk menahan desahannya
Dunk menelusupkan kepalanya ke dalam ceruk leher joong

"Ahhh" desah dunk ketika joong mengeluar masukkan jari di dalam lubang dunk
"Aahh tuanhh mhh" dunk memegang pundak joong dan badannya sedikit tertekuk karena perlakuan joong
"Apa kau suka??" Tanya joong menggoda
Dunk tak menjawab hanya menganggukan kepalanya
Setelah selesai dengan permainan jarinya
Joong memberhentikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi
Lalu melepaskan celana dunk sampai batas lutut nya
Ia juga membuka celananya sampai batas lutut
Dunk bisa melihat Junior joong yang berdiri tegak minta di puaskan
Tanpa pikir panjang joong mengangkat sedikit tubuh dunk dan memasukkan Junior nya dengan sekali hentakan

"akhhh sakithhh.ahh"
"Ouh shitthh kau sangat nikmat baby" ucap joong seraya meremas pinggang dunk
"Aah apah kauhh suka? ahh" Tanya joong sambil.mendesah nikmat

"Ouhhh tuanhh inihh aahh sangat atuh..." Dunk tak bisa melanjutkan kata katanya.
Ia hanya bisa mendesah dia atas pangkuan joong
Saat akan mencapai pelepasannya joong menggerakkan pantat dunk semakin cepat membuat dunk kelabakan

Change ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang