chapter 10

805 41 0
                                    

Hari sudah malam tapi dunk masih berada di tempat gelap itu
Rasanya jika dunk bisa ia ingin mendobrak pintu  tapi karena kekuatan nya tidak cukup besar untuk pintu sekokoh ini
Dunk mulai gelisah karena hari semakin gelap cahaya ruangan semakin meredup membuat ruangan itu gelap semakin pekat
Bahkan dunk tidak bisa melihat apapun
Dunk bersandar lemah di tembok samping pintunya
"Hikss.....hikss.....takut...gelap....hiks"
Yap dunk menangis
Dunk adalah orang yang paling takut dengan kegelapan
Saat berada dalam ruangan gelap dunk akan teringat bagaimana kejadian di masa lalu nya yang sangat menyiksa nya
Dunk duduk meringkuk di samping pintu gudang sambil menangis terisak
"Hiks.. sia pa pun tol long...hikss....." tangis dunk putus putus karena merasa sesak di dadanya
Rasa sesak itu semakin terasa karena ketakutan Dunk semakin besar
Dunk memegang dada nya dan berusaha untuk menarik nafas sebisanya
Nafas dunk terengah engah
Menyenderkan kepalanya di dinding dan berusaha menarik nafas tapi nyatanya hal itu tak berfungsi
Akhirnya dunk menyerah dan membiarkan dirinya merasakan sesak
Tak lama dunk kehilangan kesadaran nya sedikit demi sedikit
Dunk tak sadarkan diri dengan penuh yang membasahi dahinya dan matanya yang sembab





Di ruang tamu...
"Naca!!!" Joong berteriak keras memanggil kepala pelayannya
Dengan tergesa gesa naca berlari menghampiri joong
"I iya tu tuan" naca terlihat Gugup dunk ketakutan saat melihat amarah yang tersirat di wajah tampan joong
"Kemana kamu membawa dunk pergi?" Tanya joong dengan nada dingin yang
"Mak maksud tuan budak itu?"
Entah kenapa saat joong mendengar kata budak dari mulut naca amarah joong semakin memuncak
"Jangan menyebutnya budak sialan!" Joong menunjuk wajah naca dengan jari telunjuk nya
"Sebelum saya berbuat lebih lagi,beri tau saya di mana dunk naca"
Joong mengancam naca
Naca nampak berfikir keras agar ia tidak di hukum oleh joong
Karena naca tau jika joong sudah menganggap orang salah maka tak ada kesempatan untuk dirinya hidup
Setelah berfikir sejenak naca akhirnya mendapat ide agar ia tidak di hukum
"Tadi saya mengajak dunk keliling rumah karena dia yang minta,saat saya lewat gudang saya ga liat dunk lagi" jelas naca dengan raut wajah bersalah yang di buat buat
"Maksud mu??" Joong bertanya dengan nada menuntut
"Saya terakhir melihat dunk di gudang" lanjut naca
Mendengar itu joong segera berlari menuju gudang entah kenapa joong merasa khawatir akan kondisi dunk
Paman gav yang melihat joong berlari ke arah gudang pun menyusul nya
Karena lokasi gudang dan ruang tamu agak jauh butuh sedikit lama waktu untuk sampai.

Joong sampai di depan gudang dan berusaha membuka pintu gudang tersebut. Namun joong sadar jika pintu tersebut terkunci dari dalam
"Paman kenapa pintunya terkunci dari dalam?" Tanya joong yang masih berusaha membuka pintu.
"Setau saya tuan pintu gudang bari baru ini rusak dan jika di tutup dengan keras otomatis akan terkunci dari dalam" jawab paman gav
Karena tidak ada jalan lain joong memilih untuk mendobrak pintu nya
Rumah joong bukan lah rumah dengan pintu yang biasa bisa di dobrak.
Setiap ruangan yang ada di rumah joong memiliki pintu yang kokoh dan sulit jika ingin di dobrak
Joong sudah kehabisan akal
"Tuan sebaiknya kita dobrak berdua karena pintu ini terlalu kokoh" ajak paman gav
Joong mengangguk setuju
Dalam hitungan tiga joong dan paman gav secara bersamaan mendobrak pintu gudang tersebut

Dan....

Brakkkk!!!!

Dan mereka berhasil melakukannya
Saat memasuki gudang joong tidak bisa melihat apapun karena cahaya yang ada di ruangan itu kurang dari 2 persen
Joong menghidupkan senter hp nya dan hal pertama yang ia lihat adalah dunk yang terbaring di dekat pintu dengan mata sembab yang terpejam. Tubuhnya lengket karena keringat.
"Dunk Hey" joong memegang tangan dan wajah dunk
Memanggil nama Dunk pelan berusaha untuk membuatnya bangun. Joong memnepuk pipi dunk pelan
Dunk tak kunjung membuka matanya
Alhasil joong mengangkat tubuh dunk dan membawanya ke kamarnya
Joong membaringkan tubuh dunk di ranjangnya dengan hati hati
Joong melihat wajah dunk yang terlihat penuh dengan rasa takut. Joong mengalus pipi dunk beberapa saat lalu beranjak dan mengambil ponsel nya untuk menghubungi dokter jimmy
Tak butuh waktu lama dokter jimmy datang bersama seorang maid yang mengantarkan nya ke kamar joong. Jimmy secara masuk dan melihat joong disana. "Joong lo bisa keluar sebentar?" Tanya jimmy kala melihat joong yang sedang sibuk mengusap tangan dunk
Joong berdiri dan berjalan keluar
"Tentu,tolong periksa dia dengan benar" pinta joong sebelum keluar

Change ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang