chapter 18

714 33 1
                                    

Pagi hari telah tiba, matahari menampakkan dirinya guna menyapa orang orang yang masih enggan keluar dari dunia mimpi nya
Termasuk dengan laki laki cantik yang tak ingin bangun dari tidurnya karena merasa terlalu nyaman tidur dalam dekapan hangat yang setia memeluknya dari matahari tenggelam hingga matahari terbit
Joong terbangun lebih dulu karena merasakan sinar matahari yang menembus kamarnya hingga mengenai matanya yang masih tertutup
Joong memperhatikan bagaimana indah nya sosok dunk yang masih setia menutup matanya dengan tangan yang berada di pinggangnya, memeluknya erat seolah takut kehilangan
Tangan joong beralih bergerak menuju wajah dunk dan mengelusnya dengan lembut
"Sayang bangun yuk udah pagi" panggilnya lembut tanpa melepaskan pelukannya
Karena dunk tak memberi reaksi apapun
Dengan inisiatif joong mencium mata, hidung, serta kedua kelopak mata dunk membuatnya merasa terusik
"Eummh" lenguhnya kala ia mulai membuka matanya
Dunk membuka matanya dan terdiam
'Apa ini bukan mimpi' dunk masih diam di posisi yang sama
"Ini bukan mimpi sayang" ucap joong seolah tau apa yang ada di pikiran dunk
"H hah?" Kaget dunk merasa canggung
"Udah cukup bingung ny sekarang mandi dulu sana" titah joong
Dunk hanya mengangguk dan bangun dari ranjangnya beranjak masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya
Saat keluar dari kamar mandi Dunk hanya menggunakan bathrobe yang ia temukan di dalam kamar mandi
Dunk lupa jika di kamar joong tidak ada bajunya
"Kenapa pakaianmu seperti itu??" Taya joong penasaran
"Emm baju saya di kamar bawah semua tuan" ucap dunk kikuk
Joong menghampiri dunk yang masih berdiri di depan ranjang nya
"Kenapa masih memanggilku tuan??" Joong mengelus rambut dunk yang masih basah
"Eung?" Dunk menatap joong bingung
Bukannya menjawab joong malah mencium bibir dunk yang sedikit monyong
"Jangan lucu lucu nanti ku terkam" ucap joong membuat dunk merinding
"Jangan memanggil ku tuan lagi" sambung nya

"Lalu apa??" Tanya dunk menatap joong

"Apapun asal jangan tuan" titahnya

"Emm" Dunk nampak berpikir

"Daddy??" Ucap dunk spontan membuat joong membeku karena kaget
Seketika kemudian joong tersenyum lebar
Senyum manis joong yang hanya pernah ia lihat sekali selama hampir tiga bulan ia tinggal disini
Dunk terlena dengan senyuman manis joong
"Kenapa bengong??" Tanya joong membuyarkan lamunan dunk
"Eng enggak tuan" Dunk sangat malu sekarang pertama ia tak sengaja menyebut joong daddy dan lalu menatapnya dengan tatapan memuja

Joong mengerutkan alisnya seolah bertanya
"Tuan??"
"Eh ma maaf" Dunk bingung sekarang
"As you say, Call me daddy" joong berisik tepat di telinga dunk
Dunk melotot tak percaya
"Dad daddy??" Tanya dunk meyakinkan
"Yes I like it" joong kembali tersenyum membuat dunk merasa malu dan wajahnya berubah merah seperti kepiting rebus
"Lets try, Call me daddy" pinta joong
Dunk nampak berfikir sejenak
"Dad dy?" Panggilnya Gugup
"Ahh good boy" joong mengelus pucuk kepala dunk kemudian mencium nya

"Ta tapi aku malu" ucap dunk menunduk
"Gunakan saja saat kita berdua" dan dunk mengangguk
"Kamu bisa pakai pakaian yang ada di ruangan ganti terserah yang mana aku mau mandi dulu" jelas joong dunk hanya mengangguk mengiyakan

Dunk masuk ke dalam ruangan ga ti dan melihat beberapa pakaian bermarkas milik joong yang sedikit kebesaran
Dunk mencari cari baju joong yang sekiranya cocok dan pas untuk nya setelah beberapa menit mencari akhirnya dunk memilih menggunakan baju kaos coklat yang sedikit kebesaran dan celana pendek selutut bertali di pinggang

Dunk keluar dari ruang ganti dan berdiri di depan cermin
Dunk menatap dirinya dengan Seksama ia masih tak menyangka jika ini adalah sebuah kenyataan
"Takdir aku mohon tetaplah seperti ini aku mohon" gumam Dunk

Beberapa menit kemudian joong keluar dari kamar mandi dan menghampiri dunk
"Dad ddy ga ganti baju dulu??" Tanya nya karena melihat joong hanya menggunakan handuk yang melihat pinggangnya
"Iya ini mau ganti kok" ucap nya lalu berlalu ke ruang ganti

Change ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang