chapter 19

687 36 2
                                    

Malam hari nya dunk masih diam di kamar tanpa ada niatan untuk keluar
Karena kakinya keram kedinginan dari tadi pagi

Terdengar dari luar suara mobil sport memasuki pekarangan rumah
Dunk tau jika itu adalah joong tapi dunk tidak keluar karena sungguh jika ia berjalan keluar dari pintu kamarnya belum selangkah ia akan jatuh karena kakinya yang tidak kuat diangkat





Joong memasuki rumahnya dan melihat naca yang langsung menyambut nya
Joong hanya melengos pergi tanpa menghiraukan naca
Joong masuk ke kamarnya dan tidak mendapati dunk disana. Joong melepas jas dan meletakkan tas kerjanya
Tanpa pikir panjang joong langsung turun dari kamar nya dan berjalan ke arah kamar para maid
Joong memasuki salah satu kamar yang berderet disana
Saat baru masuk ia mendapati dunk yang sedang bersandar di headboard
Dunk yang mendengar knok pintu di putar langsung menoleh dan mendapati joong yang menatapnya tajam

"Kenapa kau disini?" Tabya joong singkat
Dunk tau jika joong mengira dunk tak mau berada di kamar joong dan joong marah dengan nya
"Kembali keatas" titah joong dan hendak pergi sebelum suara dunk menghentikan langkahnya

"Bantu aku berjalan" ucap dunk mencegah joong pergi
Joong yang mendengar itu menaikkan satu alisnya seolah bertanya
"Kaki ku keram" jelas dunk
Dunk hendak turun dari kasurnya
Baru menginjakkan kakinya dunk langsung jatuh
Dengan sigap joong langsung berjalan cepat ke arah dunk dan mengangkat tubuhnya
"Kenapa bisa begini hm?" Tabya joong dengan suara yang melembut
"E e nggak papa" Dunk mendadak Gugup
Ia tak ingin memberi tau joong tentang ini karena ia ingin naca melihat sikap manis joong padanya lebih banyak dan membuat naca panas
Joong menggendong dunk ala koala dunk menyembunyikan kepalanya di ceruk leher joong
Joong keluar dari kamar maid dan berjalan menuju kamarnya

Di dekat ruang tamu naca melihat bagaimana joong menggendong dunk dan dunk memeluknya tanpa ada beban
"Sialan!" Geram naca
"Lihat saja apa yang bisa ge lakukan" naca tersenyum evil lalu pergi ke kamarnya

Mata dunk menangkap sosok naca yang nampak kesal dan dunk tersenyum puas

Sesampainya di kamar joong merebahkan tubuh dunk di ranjangnya dan joong pergi mengambil handuk lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya
Dua puluh menit setelahnya joong keluar dari kamar mandi hanya menggunakan bathrobe tipis yang jelas menampakkan perutnya
Dunk melihat nya sekilas lalu kembali berpaling
Joong menghampiri dunk lalu mencium pipinya
Dunk sedikit terkejut karena belum terbiasa di perlakuan manis seperti itu

"Dad daddy pa pakai bajumu dulu" Gugup dunk
Joong tersenyum kala mendengar dunk Memanggil nya dengan sebutan daddy

"Baik lah baby" joong mencium bibir dunk sekilas dan langsung pergi ke ruangan ganti

"Aishh belum apa apa ni jantung udah mau keluar aja" gumam Dunk menarik selimut dan menutupi dirinya yang salang tingkah dengan perlakuan joong

Joong kembali dari ruang ganti dan melihat dunk tidur dengan tubuh yang tertutup selimut
Joong mendekat dan perlahan membuka selimutnya agar dunk tidak sesak
"Baby bangun dulu kita makan malam dulu ya" ajak joong
Dunk sebenarnya tak tidur dan hanya menutup matanya berusaha tidur namun karena ulah joong lagi dunk jadi tak bisa tidur

"Eung okey daddy" sahut dunk gemas
Joong kembali menggendong dunk ala koala dan turun untuk makan malam

makan malam di buat oleh naca dan bi ani
Dunk duduk di pangkuan joong karena joong tak mau dunk bangun jadi dunk hanya menurut
Saat makan malam berlangsung sesekali mereka saling menyuapi
Saat selesai makan naca menghampiri meja makan dan hendak membersihkan nya
Dunk yang melihat itu langsung tersenyum jahil
"Daddy mau tidur ngantukk" rengek dunk sengaja di buat buat
"Astaga baby udah ngantuk hm??" Ucap joong tak kalah manis
"Ya udah kita ke kamar ya" ajak joong
"Gendongg" rengak dunk lagi
Joong tak bisa menolak permintaan bayi nya yang menggemaskan ini
Langsung menggendong dunk dan pergi ke kamar
Naca yang mendengar itu melotot tak percaya mukanya merah padam menahan kesal
Naca benar benar kaget karena hampir sepuluh tahun ia tinggal dan bekerja disini baru kali ini ia melihat tuannya bersikap begitu manis dengan org lain
Dan itu adalah budaknya

"Sialan budak itu"
Guman naca
"Cih ini kau yang mau" ucap naca entah apa yang ingin ia lakukan


























Di kamar joong
Dunk berbaring di ranjang joong dan joong nampak sibuk dengan hpnya
Mengecek berkas berkas penting yang dikirim oleh petinggi di Company nya
Dunk sebenarnya merasa di cuekin tapi yasudahlah dari pada nanti joong marah karena diganggu toh juga udah malam
Dunk ingin tidur saja
Dunk berbalik arah membelakangi joong dunk menutupi tubuh nya dengan selimut
Dan berusaha menutup matanya tapi tidak bisa karena entah kenapa dari tadi siang sejak kejadian naca mengganggu nya perasaan dunk benar benar kacau entah itu marah, kesal dan khawatir akan sesuatu entah apa

Dunk bangun dari tidur nya dan mendudukan dirinya
Dunk mengusap wajah nya kasar dan memegangi rambutnya
Joong yang melihat itu segera sadar segera meletakkan hp nya dan mendekati dunk

"Hey baby kamu kenapa hm??" Panik joong dan melepaskan tangan dunk dari rambutnya
"Sayang" panggil joong karena melihat dunk tidak merespon ucapannya

Dunk menunduk dan tiba tiba terdengar suara isakan kecil
"Kenapa ada yang mengganggu pikiranmu sayang??" Tanya joong selembut mungkin untuk menenangkan dunk

Dunk mendongak menatap joong dengan berlinang air mata dan bibir yang di cebik kan

"Hikss takut....hikss" tangis dunk.

Entah apa yang membuatnya takut Tapi rasa takut itu mendominasi perasaannya dan terus menghantuinya membuat dunk tidak bisa tidur

"Kenapa takut hm??" Joong memeluk dunk dan mengelus pundak nya

"Hikss....takut...hikss" isak dunk

Joong yang melihat itu merasa aneh tapi joong memilih tak bertanya lebih banyak agar dunk bisa tenang

"Shuut sudah ya tenang dulu nanti sesak nafas" joong merebahkan dirinya dan dunk yang masih dalam pelukan nya
"Tidur ya jangan takut kamu aman disini" joong mengelus pucuk kepala dunk dan mencium nya

Saat melihat dunk yang sudah mulai merasa tenang joong hendak bangun untuk melanjutkan pekerjaan nya yang sedikit tertunda

"Heung hiks.....peluk..." Dunk memegang erat pinggang joong yang sedari tadi ia peluk
Joong mengurungkan niatnya dan beralih kembali memeluk dunk

Joong menatap wajah dunk yang sedikit sembab karena menangis
"Apa yang mengganggu pikiran mu baby" gumam joong sembari mengusap pelan punggungnya

Joong mengecup singkat dahi dunk lalu turun ke hidung dan bibir dunk
Lalu joong menyusul dunk ke alam mimpi










































































Bersambung...........

Segitu dulu ya lanjut nanti malam
Jangan lupa voting makaci


















Next

"Hiks...enggak!!! Ga mungkin!!!"

"Hahahaha"



Change ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang