2.

116 7 0
                                    

Davin membawa mobilnya memasuki area kampus Nasywa.

"Kenapa masuk kesini?" Tanya Nasywa.

"Mobil kamu? Ditinggal disini saja?"

Nasywa menyengir"Ohiya."

Davin menggelengkan kepalanya melihat tingkah Nasywa, ia kemudian menghentikan mobilnya tepat di parkiran fakultas Ekonomi.

"Maaciw pung om yang paling ganteng," Ujar Nasywa dengan nada manja.

"Hehh mau ngapain?" teriak Davin saat melihat Nasywa yang ingin turun dari mobil.

"Pindah ke mobilku lah."

"Tidak! Kamu bawa mobil ini saja sama Yusya biar aku yang bawa mobil kamu," ujar Davin membuat Nasywa seketika gugup.

"Lah? Tap-"

"Ini udah jam 10 Awa, kamu mau bawa mobil sendiri?"

"Kan aku ikut dibelakang, atau aku di depan terus pung ikut dari belakang?" tawar Nasywa berharao Davin mengabulkan permintaannya.

Davin menggeleng"Enggak Nasywa!"

"Iya Wa, ini sudah malam sekali, Davin sama aku tidak akan tenang kalo kamu bawa mobil sendiri," Yusya yang sejak tadi diam memperhatikan perdebatan om dan keponakan ini akhirnya angkat bicara.

Nasywa menghela nafas"okelah."

"Gitu dong. sekali-kali nurut napa."

Nasywa menatap Davin kesal"Kapan aku ngga nurut sama pung sih?"

"Mana kunci mobil?" tanya Davin tidak menghiraukan ucaoan Nasywa.

Nasywa mennggerutu kesal lalu memberikan kunci mobilnya. Yusya yang melihat itu terkekeh gemas. Sudah lama sekali ia tidak melihat gadis ini menggerutu manja. anak perempuan yang biasa ia gendong itu kini sudah tumbuh menjadi gadis tinggi, cantik, lemak bayi di pipinya menghilang entah kemana tetapi dia masih tembem, pipi bulatnya itu membuat wajahnya terlihat muda dari usianya.

Nasywa pindah ke bangku depan dibelakang kemudi.

"Aku aja yang bawa?" tawar Yusya.

Nasywa menggeleng"Biar aku aja, kakak istrahat aja dulu, Rumah masih agak jauh."

"Bagaimana kuliah kamu?" tanya Yusya memecah keheningan.

"Baik."

"Sekarang lagi nyusun skripsi ya?"

Nasywa mengangguk"iya."

"Kenapa tidak pernah pulang?"

Nasywa me-rem mendadak, karena pertanyaan tiba-tiba itu ia tidak sempat melihat lampu lalu lintas yang tadinya warna kuning berganti menjadi merah.

"Astaghfirullah. maaf kak aku-"

"It's okay Wa, kenapa panik sekali?"

Nasywa membalasnya tersenyum canggung. Yusya tidak tahu saja betapa Nasywa saat ini tengah berusaha sekali mengontrol detak jantungnya.

"Tahun ini aku sibuk skripsi, tahun kemarin aku lagi magang terus tahun kemarinnya lagi aku ke Jepang untuk pertukaran pelajar," jelas Nasywa panjang lebar, gadis itu kembali menjalankan mobilnya saat melihat lampu lalu lintas yang berubah warna dari merah ke hijau.

"Jadi itu beneran?" tanya Yusya.

"Beneran tahu, masa iya aku berbohong." Memang alasan Nasywa jujur, namun, ia tidak memberitahu bahwa ia sengaja menyibukkan diri di Kampus agar punya alasan untuk tidak pulang dan bertemu pria disampingnya ini.

Leave It To AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang