10.

124 6 0
                                    

Sudah 5 hari Nasywa di Makassar selama itu pula Yusya selalu menghindarinya. Setiap kali Nasywa ikut berkumpul bersama Yusya pria itu mendadak jadi pendiam atau memilih pergi bahkan saat mereka tidak sengaja berpas-pasan pun Yusya memilih tidak menatap Nasywa melainkan malah berjalan melewatinya begitu saja.

Tentu saja situasi ini sangat asing bagi Nasywa. Memang ia dan Yusya tidak berinteraksi intens seperti interaksi ia bersama Davin namun, tidak seburuk situasi sekarang, saat ini ia merasa seperti ia menjadi tidak terlihat dimata Yusya dan Nasywa akui ini sangat-sangat melukai hati juga perasaanya.

Dzakira, Davin, Nafasya, Yashika, Vaya, Raefal dan Nasywa sedang berkumpul di ruangan keluarga di rumah Suriah. Mereka sedang menggoda Nasywa tentang Hazen yang berusaha membelanya, salahkan mulut Davin yang tidak bisa dikontrol, ia sangat antusias menjelaskan mengenai Hazen, seorang pria yang menyerahkan bukti sehingga dosen Nasywa yang suka melecehkan mahasiswi itu dipecat.

"Orangnya tampan?" tanya Vaya pada Davin.

Davin mengangguk"Sangat, bapaknya orang jerman."

Dzakira memukul pelan bahu Nasywa"Kenapa kau menolaknya?"

Bukannya menjawab Nasywa hanya menyengir bodoh. Yusya keluar kamar dan lewat di depan mereka membuat Nasywa menjadi terdiam.

"Kak, ayo gabung." ajak Nafasya pada Yusya.

Yusya melirik Nasywa yang sedang duduk sambil menunduk memainkan tangannya"Aku harus bekerja."

"Kak Yusya sedikit aneh," ujar Vaya melirik punggung Yusya semakin menjauh.

"Aneh kenapa?" tanya Raefal.

"Semenjak kembali kesini dia menjadi pendiam."

Dzakira melirik Nasywa yang berpura-pura tidak perduli lalu berkata"Mungkin dia sedang banyak pekerjaan."

Sebenarnya sejak awal Dzakira sudah memperhatikan gerak-gerik Yusya, ia menyadari bahwa Yusya hanya menjadi pendiam saat Nasywa ada, beberapa kali juga Dzakira menyadari kalau Yusya sedang menghindar dari Nasywa, seakan tidak mau berada di satu ruangan dengan Nasywa. Anehnya, saat Nasywa jauh darinya Yusya sesekali mencuri pandang.

"Aku kesitu dulu," kata Dzakira mengikuti Yusya ke kamar Yusya yang berada di depan kamar Yusuf.

Semenjak bercerai dua tahun lalu , Yusya menjual rumahnya dan memilih tinggal di rumah Suriah, hal ini dia lakukan agar saat ia keluar kota nanti setidaknya ada keluarga yang menjaga anaknya bukan hanya baby sitter. Seperti yang kita ketahui rumah Suriah adalah tempat berkumpul, kapanpun ketika senggang mereka akan menghabiskan waktu mereka di rumah ini.

Dzakira berdiri disamping Yusya yang sedang mengetik di laptopnya.

"Kenapa kau menghindari Nasywa?"

Kegiatan Yusya terhenti, ia melirik Dzakira sebentar sebelum kembali melanjutkan kegiatannya"Aku sedang berpikir."

Dzakira menarik sebelah sudut bibirnya"Kau bahkan tidak mengelak telah menghindarinya."

"Kau bertanya kenapa aku mengindarinya, bukan apakah aku mengindarinya, bagaimana bisa mengelak?"

Dzakira mengangguk"Benar juga."

Yusya menghentikan ketikannya kemudian menatap Dzakira"Apakah terlihat jelas?"

Dzakira menggeleng"Tidak."

"Lalu bagaimana kau bisa tahu?"

"Firasat?"

Yusya terkekeh"Hebat juga."

"Jadi, apa yang sedang kau pikirkan?"

Yusya menarik nafas panjang, ia menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi sambil memijat pangkal hidungnya.

Leave It To AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang