Suasana di mobil cukup sunyi, Nafasya sibuk menscroll ponselnya tanpa menyadari kedua orang di bangku depan yang diam berusaha menyembunyikan debaran jantung mereka berpacu 2 kali lipat dari biasanya.
Nasywa berdehem berusaha menghilangkan rasa canggungnya.
"Kenapa diam saja?" tanya Yusya pada Nasywa, sejak tadi merasa aneh dengan Nasywa yang tiba-tiba menjadi pendiam.
"Tidak apa-apa."
"Kau memikirkan ucapanku tadi?"
Nasywa melirik Yusya heran dengan sikapnya yang mendadak to the point.
"Kenapa?" Yusya melirik Nasywa sebentar kemudian fokus menatap ke jalan sementara Nasywa memilih membuang pandanganya keluar jendela.
"Aku tidak mengerti."
"Bagian mana yang tidak di mengerti?" tanya Yusya lembut.
"Kakak tidak perlu melakukan ini, aku merawat Aisyah ikhlas."
Mendengar jawaban Nasywa, Yusya terkekeh.
Nasywa melirik Yusya kesal, bisakah ia tertawa disaat seperti ini?
"Kau mengira aku berkata seperti itu karena kau merawat Aisyah?"
"Bukan begitu?"
"Tentu saja bukan!"
Nasywa tidak percaya dengan Yusya, ia kembali menatap ke luar jendela.
Diam-diam Nafasya melirik mereka, tidak mengerti apa yang mereka bicarakan tetapi aura keduanya cukup aneh, tidak seperti biasanya.
Dia mengirim pesan pada Dzakira.
"Aku merasa keduanya aneh, apakah kakak tahu sesuatu?"
Tanpa menunggu lama Dzakira membalas.
"Jika kau ingin tahu, kau bisa berpura-pura tidur!"
Walau tidak yakin dengan ucapan Dzakira, Nafasya menurutinya. Ia menyandarkan tubuhnya di kursi mobil kemudian menutup mata.
"Kenapa kau berpikir aku melakukannya karena kau merawat Aisyah?"
"Apakah kau sadar kalau kau bersikap aneh?"
"Aneh bagaimana?"
"Saat kita tiba di makassar kau menghindariku lalu saat aku bertengkar dengan pung Karina kau kembali bersikap biasa dan hari ini kau mengatakan hal itu, jika tidak aneh lalu apa?"
Nasywa baru sadar kalau di mobil bukan hanya dia dan Yusya tapi ada juga Nafasya, dia menoleh ke bangku belakang dan bernafas lega saat melihat Nafasya yang sudah tertidur.
"Bukankah aku sudah mengatakannya? aku menghindarimu karena sedang memikirkan sesuatu."
Nasywa diam, tidak ingin menjawab karena ia tidak mau kembali berharap dengan ucapan Yusya, ia tidak ingin kecewa. Cukup sudah penderitaannya menyukai pria disampingnya ini selama hampir sepuluh tahun. Ia tidak ingin bertambah menderita dengan berharap pria itu meraskan hal yang sama.
Yusya menyadari Nasywa sedang tidak mood.
Pria itu melirik spion depan mobil melihat Nafasya yang sedang menutup matanya ia berucap"Aku tidak menghindarimu, aku hanya berusaha menghindari perasaanku padamu."
Nayswa melirik Yusya, mencoba mencari tahu maksud pria itu.
Yusya merasa harus jujur jika ingin Nasywa percaya padanya. Dia berpikir Nasywa pasti terkejut sebab bagaimana mungkin Yusya menyukai orang yang tumbuh sebagai adiknya sejak kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leave It To Allah
SpiritualTentang Nasywa yang mencintai Yusya-kakak sepupunya-sendiri selama hampir sepuluh tahun, Cinta yang berusaha keras ia sembunyikan rapat-rapat, sebuah cinta yang hanya diketahui oleh ia dan Allah. Cinta yang juga tidak memudar bahkan setelah Yusya me...