8.

96 5 0
                                    

"Kau tidak ingin pulang?" Latifa berucap dengan hati-hati, ia belum tahu apa yang terjadi pada Nasywa kemarin, Latifa takut ucapannya ini malah menambah masalah Nasywa.

Nasywa menghela mafas sebelum menjawab"Sepertinya belum, Skripsiku belum selesai."

"Mengapa buru-buru sekali? Lagipula kau baru semester 7 bukan? Pulang 1-2 pekan tidak begitu menghambat kelulusanmu," celetuk Davin.

Dalam beberapa saat suasana berubah jadi hening, semuanya menunggu jawaban Nasywa.

Belum sempat Nasywa menjawab perhatiannya teralihkan pada dering ponsel yang Nasywa letakan di atas meja tadi.

Nama Hazen muncul dilayar, melihat itu Yusya dan Davin saling bertukar pandang.

Nasywa mengangkat panggilan itu.

"Assalamu'alaikum, ada apa kak?"

"Boleh ke kampus sekarang?" Suara seorang pria terdengar dari seberang ponsel.

"Ada apa?"

"Pak Latif di sidang hari ini, kalo kamu mau-"

belum sempat Davin mendengar apa yang Hazen ucapkan, Nasywa segera berdiri dari duduknya, berusaha menjauh dari mereka.

"Aku angkat telfon dulu," setelah mengatakan itu Nasywa berjalan cepat meninggalkan meja makan.

"Kau mendengarnya?" Yusya bertanya pada Davin.

Davin mengiyakan dengan anggukan"Sepertinya memang ada sesuatu yang terjadi antara dia dan Hazen."

"Hazen? Pria yang sering datang kesini?" Latifa yang sejak tadi diam angkat bicara.

Nasywa berdiri di samping tangga"Maaf kak, bisa diulangi lagi?" ucap Nasywa kembali mendekatkan ponsel ke telinganya.

"Pak Latif disidang, aku ingin kau menjadi salah satu saksi."

"Disidang? saksi? apa yang kau bicarakan?"

"Aku menyerahkan bukti pada pak rektor."

"Tunggu kak- Aku tidak mengerti? bukti apa yang kau maksud? apakah ini karena masalah kemarin?"

"Sini ke kampus, aku akan menceritakan semuanya."

"Sekarang?"

"Ya!"

"Aku belum siap-siap."

"Aku akan menunggumu."

"Tunggu, kak-"

Panggilan diputuskan oleh Hazen secara sepihak

Belum sempat Nasywa memikirkan apa yang terjadi ponselnya kembali berdering. Namun kali ini yang menelfon adalah Nia.

"Wa, ada breaking news" sebuah suara cempreng dari seberang ponsel terlihat excited.

"Ada apa?"

"Pak latif kemungkinan dipecat.

"Hah?"

"Sekarang dia sedang menghadiri sidang bersama pak rektor dan pak dekan."

"Bagaimana bisa?

"Aku tidak tahu, kata anak-anak kak hazen melaporkannya."

"Wait, what?"

"Sepertinya karena masalah kemarin. apa pak latif melakukan sesuatu padamu lalu kak Hazen melihatnya? itu sebabnya ia melaporkannya?"

"Aku tidak tahu."

"Kalau kau tidak tau siapa yg tahu?"

"Aku segera kesana."

Leave It To AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang