Hallo semua, maaf banget ya... Untuk book ini Lara TIDAK AKAN MELANJUTKANNYA LAGI. Huhuhu(╯︵╰,) maaf banget ya🙏
-------------🎀
Pernikahan ini bukan tentang cinta. Setidaknya, bukan untuknya.
Astra Elyra Calista selalu percaya pada pernikahan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Beberapa luka tidak butuh kata maaf.... Terkadang, ia hanya butuh waktu dan keberanian untuk menyembuhkannya."
-°•°🎀°•°-
Sudah tiga puluh menit sejak Archer dan Astra tiba di rumah. Di ruang tamu, Astra duduk menyandar pada sofa empuk, kedua kakinya ditekuk di atas dudukan, menatap kosong ke arah pintu depan sembari menunggu makanan yang ia pesan sesuai perintah Archer.
Keheningan hanya diisi suara jam dinding berdetak pelan, hingga kemudian terdengar langkah kaki mantap yang mendekat dari arah lorong. Astra menoleh.
"Astra," suara berat Archer memecah sunyi, sorot matanya terlihat terburu-buru. "Aku harus segera pergi ke Buzz. Ada masalah mendesak yang harus aku tangani. Aku akan kembali secepat mungkin."
Astra langsung bangkit dari duduknya, sedikit ragu. "Um, Archer... kurir makanan cuma menerima uang tunai, dan aku nggak bawa."
Archer mengangguk cepat. "Ada uang tunai di laci ruang kerjaku. Ambil saja," ucapnya singkat, lalu bergegas keluar sebelum Astra sempat bertanya lebih lanjut.
Setelah kepergian Archer, Astra berdiri dan menghela napas. Ia melangkah menuju ruang kerja Archer, ruangan yang selama ini selalu tertutup dan tak pernah benar-benar ia jamah.
Saat pintu ruang kerja terbuka, matanya langsung menelusuri sekeliling. Ruangan itu terasa dingin dan rapi, dengan rak buku tinggi yang tersusun sempurna, map dan dokumen yang ditumpuk dalam urutan presisi.
Langkahnya membawa ia ke meja kerja Archer-meja besar dari kayu gelap dengan ukiran halus di pinggirannya. Ia menarik salah satu lacinya, mencari uang tunai seperti yang dikatakan Archer.
"Ketemu!" serunya pelan, tersenyum puas saat menemukan dua lembar uang merah. Ia hendak menutup laci itu kembali, namun pandangannya tertarik pada tumpukan map yang terletak tepat di atas meja. Salah satunya sedikit terbuka, memperlihatkan tulisan besar berwarna hitam tebal.
"Akta kepemilikan tanah?" gumamnya, keningnya mengernyit. Penasaran, ia duduk perlahan dan mulai membuka satu per satu lembar dokumen di dalamnya.
Awalnya, ia membaca santai, bahkan sempat tersenyum melihat jumlah aset yang tertera. Namun, senyumnya menghilang perlahan ketika ia membaca satu bagian penting-satu halaman yang mencetak sebuah kenyataan besar.
Tangannya yang memegang dokumen mulai bergetar. Matanya membelalak, dan dadanya terasa sesak.
"PEMILIK TUNGGAL PROPERTI KELUARGA NICHOLAS ADALAH... ARCHER NASH OBERON."
Astra tak mampu berkata apa-apa. Dunia seperti berhenti sejenak.
Ia menatap nama itu lama-lama, mencoba memastikan bahwa ia tidak salah baca. Tapi tidak. Itu tertulis jelas. Terlalu jelas.