Hallo semua, maaf banget ya... Untuk book ini Lara TIDAK AKAN MELANJUTKANNYA LAGI. Huhuhu(╯︵╰,) maaf banget ya🙏
-------------🎀
Pernikahan ini bukan tentang cinta. Setidaknya, bukan untuknya.
Astra Elyra Calista selalu percaya pada pernikahan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bahkan kebohongan yang dibuat untuk melindungi diri sendiri, bisa berubah menjadi jerat yang menyesakkan."
—°•°🎀°•°—
🍃
🎀
🍃
🎀
🍃
Pukul 23.00 di Bar Pallas
Sorakan riuh memenuhi ruangan, suara para penonton bergema di setiap sudut bar. Di atas panggung, seorang sosok misterius sedang memainkan drum dengan penuh energi, suaranya menyatu dengan dentuman musik yang menggetarkan lantai.
“Cherna! Cherna! Cherna!” Seruan penonton semakin menggelegar saat lagu berakhir.
Di belakang panggung, seorang gadis dengan wajah antusias menatap sang drummer yang baru saja turun dari panggung.
“Itu luar biasa!” seru Nay, pemilik Bar Pallas, dengan mata berbinar.
Astra—gadis di balik nama panggung Cherna—hanya mengangguk tipis, mengusap keringat di pelipisnya. Namun perhatian Nay beralih ke benda di tangan Astra.
“Tunggu… Ya Tuhan, ini stick drum yang tadi kau pakai?!” Nay mengangkat sepasang stik drum yang kini patah menjadi dua.
Astra hanya mengangkat bahunya, tak terlalu peduli. “Kurasa aku terlalu bersemangat.”
Tak lama, dua sosok masuk ke dalam ruangan. Seorang pemuda dengan hoodie hitam dan seorang gadis dengan ekspresi kesal.
“Bisakah kita pulang sekarang, Nona Penyanyi Misterius—Cherna?” Vesta menekankan nama panggung Astra dengan nada menyindir.
Astra mendesah lelah, lalu menjatuhkan tubuhnya ke sofa. “Astaga, Vesta. Kenapa kau membuatku terburu-buru? Biarkan aku istirahat sebentar. Aku sudah menghabiskan semua energi malam ini.”
“Kau tidak bisa,” potong Aye, ikut menyandarkan tubuh di sisi sofa. “Tidakkah kau kasihan pada Vesta? Kalau dia terlambat pulang, Pak Aldrin pasti akan meneleponnya di tengah malam.”
Astra dan Nay saling pandang, lalu menghela napas bersamaan.
“Bagus. Kau selalu saja membela temanmu itu, Aye!” cibir Astra.