Hallo semua, maaf banget ya... Untuk book ini Lara TIDAK AKAN MELANJUTKANNYA LAGI. Huhuhu(╯︵╰,) maaf banget ya🙏
-------------🎀
Pernikahan ini bukan tentang cinta. Setidaknya, bukan untuknya.
Astra Elyra Calista selalu percaya pada pernikahan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Di dunia ini, yang liciklah yang menang. Tapi bahkan seorang licik pun bisa dijebak oleh seseorang yang lebih cerdik."
-°•°🎀°•°-
Pagi hari, di sebuah rumah rahasia yang hanya diketahui segelintir orang, Astra duduk bersandar di sofa ruang tamu. Di sebelahnya, Vesta menyesap teh hangat sambil mendengarkan keluh kesah sahabatnya.
"Menurutku, mungkin tidak seburuk itu," ujar Vesta, meletakkan cangkirnya. "Mungkin dia akan membiarkanmu pergi dalam beberapa hari."
Astra mendengus, lalu menutupi wajah dengan bantal sofa. "Aku tidak berpikir begitu," gumamnya. "Aku membuat langkah yang salah... Aku bilang padanya kalau aku ingin memiliki Buzz."
Vesta menatapnya dengan alis berkerut. "Buzz? Maksudmu, perusahaan itu?"
Astra mengangguk lemas.
---🎀
"Maksudmu... jika aku memberimu Buzz, kamu akan tinggal bersamaku?" tanya Archer, suaranya terdengar santai namun matanya tajam mengamati Astra.
Astra mengangkat dagunya dengan percaya diri. "Tepat sekali."
Archer menatapnya sejenak sebelum tersenyum samar. "Sepakat."
Mata Astra melebar. "Apa?"
"Aku akan memberikanmu Buzz sebagai hadiah pertunangan kita."
Astra mengerjap, seolah tak percaya dengan yang baru saja ia dengar. "Apa? Aku tidak menginginkan itu sebagai hadiah pertunangan! Kamu harus memberikannya tanpa syarat apa pun!"
Archer terkekeh kecil. "Bagaimana bisa aku memberikan sesuatu yang begitu berharga secara cuma-cuma? Buzz adalah bagian dari hidupku. Awalnya, aku ingin menjadikannya hadiah pernikahan. Tapi kalau kamu ingin sekarang, kamu harus bertanggung jawab atas semuanya."
Astra terdiam, lalu menyipitkan mata. "Kenapa aku harus melakukan itu?"
Archer menyandarkan tubuhnya ke dinding, menyilangkan tangan di dada. "Supaya kamu mengerti betapa sulitnya aku mempertahankan Buzz. Kamu harus menjaga perusahaan itu dengan baik, seperti yang aku lakukan. Bukan hanya tentang menjalankan bisnis, tapi juga tentang bertanggung jawab pada karyawan, pelanggan, dan ekosistem di dalamnya."
Astra menggigit bibirnya, hatinya mulai ragu.
"Aku tidak menginginkannya lagi," ujarnya akhirnya, mencoba mundur dari kesepakatan bodohnya sendiri.
Archer tersenyum penuh arti. "Sayang sekali, kita sudah sepakat."
Astra menatapnya dengan tatapan penuh kekesalan. Dasar licik! Aku benar-benar masuk perangkapnya!