🎀 30. Eyes on Astra

82 21 5
                                        

Semoga sukaa 💗💗

"Kejujuran bukan tentang siapa yang paling berani berbicara, tapi siapa yang cukup tulus untuk mengizinkan seseorang melihat luka-lukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kejujuran bukan tentang siapa yang paling berani berbicara, tapi siapa yang cukup tulus untuk mengizinkan seseorang melihat luka-lukanya."

—°•°🎀°•°—

Ruang VIP Buzz

Ruangan itu temaram, dihiasi cahaya lampu gantung yang redup dan alunan musik jazz pelan yang membuat suasana terasa eksklusif. Aroma wine dan parfum elegan berbaur di udara. Di tengah ruangan, sofa berbentuk U mengelilingi meja kaca panjang yang telah dipenuhi minuman dan camilan ringan.

“Hei, Archer!” seru seorang pria bersurai madu dari ujung ruangan. Jeano, dengan blazer santai dan gelas di tangan, melambai pada mereka sambil tersenyum lebar.

Astra dan Archer melangkah mendekat dan duduk di sisi sofa panjang. Di hadapan mereka duduk Jeano bersama kekasihnya, Lisiana. Di sisi lain, ada Nara—gadis berambut cokelat dengan ekspresi selalu siap menggoda—dan Aldrin yang menyandarkan diri santai dengan tatapan tajam penuh observasi.

“Halo. Kamu... Nona Astra, kan?” sapa Lisiana ramah, menatap Astra dengan senyum menyelidik.

“Wah, Archer. Akhirnya kamu memutuskan membawa tunanganmu ke sini,” celetuk Nara, suaranya penuh nada mengejek namun bermakna.

Jeano menyisip minumannya dan tersenyum. “Aku hanya pernah dengar namanya. Tapi ternyata, dia jauh lebih manis dari yang kubayangkan.”

Lisiana langsung melirik tajam ke arahnya, membuat Jeano buru-buru tertawa gugup dan memalingkan pandangan.

“Jadi ini alasannya. Archer menyembunyikanmu dari kami selama ini. Kamu posesif ya, Archer?” goda Nara sambil mengedip ke arah Astra.

Dia lalu menunjuk Jeano dan Lisiana yang duduk berdempetan. “Aww, lihat mereka. Sejak resmi jadian, nempel terus. Seolah-olah dunia hanya milik berdua.”

Lisiana memutar bola matanya malas. “Please.”

Sementara itu, Archer dan Aldrin hanya menggeleng pelan, sedang Astra duduk diam, menyimak tanpa banyak bicara.

Lisiana mencondongkan tubuh, nadanya penasaran. “Tapi serius, kenapa kamu tiba-tiba membawanya ke sini malam ini, Archer?”

“Dia terlalu muda,” jawab Archer singkat.

Aldrin menyeringai. “Jadi dia nggak muda hari ini?”

Archer melirik tajam padanya. “Hari ini... tak masalah jika dia bersamaku.”

Jeano menanggapi cepat, “Jadi maksudmu... dia hanya boleh datang kalau bareng kamu?”

Archer diam sejenak. Pandangannya tertuju penuh pada Astra, suaranya tenang tapi terdengar jelas.
“Aku nggak mau... dia bertemu dengan orang jahat.”

L'Amour Retrouvé [Tidak Dilanjutkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang