Hallo semua, maaf banget ya... Untuk book ini Lara TIDAK AKAN MELANJUTKANNYA LAGI. Huhuhu(╯︵╰,) maaf banget ya🙏
-------------🎀
Pernikahan ini bukan tentang cinta. Setidaknya, bukan untuknya.
Astra Elyra Calista selalu percaya pada pernikahan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Cinta bukan tentang kata-kata yang terucap, tapi tentang tindakan yang menunjukkan betapa dalamnya perasaan itu."
—°•°🎀°•°—
"Archer! Cukup." Astra terkekeh geli, terjatuh di pangkuan Archer tatkala Archer menariknya. Kemudian Archer terus-menerus menggelitiknya tanpa henti.
Archer berhenti sejenak, matanya yang tajam menatap penuh arti ke arah Astra. "Aku lelah sekarang," kata Astra dengan tawa yang masih tergema, menatap Archer yang juga tidak bisa menahan senyum.
"Serius. Aku nggak menggodamu," jawab Archer, namun pelan-pelan ia merengkuh Astra semakin mesra di pangkuannya, seakan tak ingin melepaskannya.
"Serius tentang apa?" tanya Astra, matanya tak lepas dari wajah Archer yang kini semakin dekat dengannya.
"Bolehkah aku tidur denganmu malam ini?" tanya Archer dengan nada yang penuh harapan, seolah itu adalah permintaan yang tak bisa ditolak.
Astra terdiam sejenak, sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. "Kenapa kamu memiliki keinginan yang begitu kuat?" tanyanya, mencoba memahami.
Archer menatapnya dalam, matanya memancarkan keinginan yang sudah lama terpendam. "Kamu harus mengerti aku," katanya perlahan. "Aku sudah menunggu selama bertahun-tahun."
Astra hanya bisa tersenyum malu, wajahnya kini memerah hingga ke pipi. "Archer... Cukup..." katanya, suaranya mulai terdengar lebih lembut, seperti ingin mengalihkan perhatian dari ciuman yang mulai mendekat.
Namun, tidak ada yang bisa menghentikan Archer. Dengan lembut, ia mencium seluruh wajah Astra, bibirnya menyentuh pipi, dahi, dan akhirnya berhenti di bibirnya. Ciuman itu begitu lembut, penuh rasa cinta yang tak terucapkan, membuat Astra terdiam sejenak, terhanyut dalam perasaan yang baru saja melingkupinya.
Astra menarik napas tak kala merasa oksigennya habis, namun bukannya berhenti, Archer malah kembali menggelitiknya. Tawa renyah Astra kembali pecah, mengisi hening malam yang seolah menahan napas. Saat itu, hanya ada mereka berdua, dalam kehangatan dan kebersamaan yang begitu nyata.
"Jangan pernah berhenti membuatku tertawa, Archer," kata Astra, matanya berbinar, masih tersenyum meskipun hatinya berdebar lebih cepat dari biasanya.
Archer tersenyum, menatap Astra dengan penuh cinta, "Aku akan selalu membuatmu tertawa, Astra. Selama kamu ada di sini, aku takkan pernah lelah."
---🎀
Pagi itu di kediaman Aldrin, Vesta terlihat asyik menyirami bunga-bunga di halaman masion yang luas. Matahari pagi menyinari wajahnya yang tampak tenang, meskipun pikirannya terasa lebih berat dari biasanya. Saat tangannya melintasi tanaman-tanaman hijau, ponselnya yang tergeletak di sampingnya berdering. Nama ayahnya muncul di layar ponsel, dan dengan cepat, ia mengangkat telepon tersebut.