Chapter VI

44 9 1
                                    

happy reading, my dear readers🧸🥛

***

Thursday, July 18, 2019

Matahari masih malu-malu menampakkan dirinya, padahal sudah ada banyak tumbuhan yang menunggu sinarnya agar bisa melakukan fotosintesis. Di lain itu, ada angin sepoi-sepoi pagi yang menemani para tanaman, bergoyang ke kanan dan kiri, menciptakan gerakan indah nan memanjakan mata.

Megan turun dari mobilnya. Menunggu sejenak mobil yang dikendarai Hannah pergi, barulah ia melangkahkan kaki masuk ke gerbang SMA Darena. Sudah ada beberapa siswa-siswi yang berdatangan. Mereka saling lempar senyum kepada Megan dan gadis itu membalasnya.

Melewati parkiran untuk sampai ke gedung kelas, membuat Megan menjadi pusat perhatian terkhusus oleh gerombolan anak motor. Walau risi, tapi Diana sudah mengajarinya untuk berani menjadi pusat perhatian, sehingga ia terbiasa saja.

Ketika melewati koridor juga, beberapa pasang mata seakan terkunci padanya. Di antara mereka ada yang melemparkan tatapan kagum, tapi ada juga yang memandangnya remeh.

Pekikan Audey menyambut Megan ketika gadis itu baru saja menginjakkan kaki di kelas. Cellin yang datang pagi-pagi sekali memeriksa nama yang tertera di setiap kelas, lalu menginformasikan ke group chat yang terdiri dari dirinya, Megan, Audey dan Ruth ketika mendapati mereka tergabung dalam satu kelas yang sama, 10 IPA 1.

Terlihat dua meja pojok belakang yang sebaris dekat pintu terdiri dari ketiga teman Megan. Paling belakang ada Audey dan Ruth, sementara di depan mereka ada Cellin yang menyender di dinding sambil melambai dan tersenyum ceria pada Megan.

Megan meletakkan tasnya di kursi sebelah Cellin. Sejenak ia berterimakasih pada gadis lemah lembut itu karena sudah menjaga kursinya dan mau repot-repot mencari namanya, sehingga ia tidak lagi sibuk mencari kelas pagi ini.

Megan mendudukkan diri menghadap Cellin, lalu menoleh ke meja belakang.

"Ya, ampun, bener-bener, deh, ya!" teriak Audey sangat bahagia. "Gak nyangka kita bisa satu kelas!!"

Ruth mendengkus. "Lo, tuh, ya, daritadi ngomong itu mulu. Gue datang itu, Megan datang itu, di grup juga ngomong gitu."

Audey mengipasi wajahnya dengan ekspresif. "Karena gue se-bahagia ituuuuu!!" Yang sontak membuat Ruth memutar matanya malas, dan direspon senyum oleh Megan dan Cellin.

"Hari ini langsung belajar ga ya? Gue belom ada belajar lagi!" Audey memberengut. Pasalnya, hari pertama ini kelas IPA 1 justru mendapat pelajaran Matematika Wajib 2 jam, Kimia 2 jam, Fisika 2 jam dan Matematika Peminatan 2 jam.

"Mana jadwalnya hitung-hitungan semua!" Ruth mendumel. "Mentang-mentang kelas IPA 1."

"Kalo gini, mah, mau di semangatin kak Arga juga gue tetep ga semangat!" Audey menutup mulutnya sambil menggeleng-gelengkan kepala dengan brutal. "Kecuali kak Arga ada di sini dan bantuin kerjain, hehe!!"

"Ngayal lo ketinggian!"

"Biarin, wle!" Audey menjulurkan lidahnya. Gadis itu kemudian mengibas angin di depannya, pertanda tak ingin ambil pusing. "Btw, gue dapet info soal temen-temen kak Argaaaa, mereka anak Deverald semuaa!!!"

Ruth melirik Audey, tertarik. "Beneran?"

"Iya, ih! SMANDA, kan, emang dikenal isinya anak Deverald semua."

MeganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang