happy reading, my dear readers🧸🥛
***
Megan memerhatikan Hannah dari cermin di hadapannya. Pelayan pribadinya itu tengah mengambil masing-masing segenggam dua sisi rambut Megan yang bawah untuk kemudian dikepang. Lalu, rambutnya yang masih tergerai digulung rapi. Hasil kunciran tadi di lingkarkan ke atas sampai belakang rambutnya untuk menutupi bekas akhir gulungan. Sementara, poni sedagunya dibiarkan menjuntai di kedua sisi wajah.
Megan's visual.
Kalau di rumah, rambutnya memang ditata crown braid seperti itu, untuk menampilkan kesan anggun dan elegan. Gadis itu juga sehari-harinya selalu memakai gaun di bawah lutut dan flatshoes di dalam rumah, dan loafers kalau keluar rumah. Kalau pergi ke sekolah, Megan akan menata lurus rambutnya untuk memperlihatkan kesan rapi. Nah, jika menghadiri pesta atau acara, rambutnya itu akan ditata lurus bergelonbang, menampilkan kesan cantik memukau.
"Thank you, Hannah."
"With pleasure, my Lady." Hannah membungkuk sopan kepada Megan.
Megan melangkahkan kaki keluar kamar. Hari ini ia diliburkan dari berbagai jadwal harian di hari Minggu oleh Diana. Wanita itu meminta Megan untuk mengistirahatkan sejenak tubuhnya dari berbagai aktivitas melelahkan. Megan disuruh untuk tetap di dalam rumah dan melakukan apa yang ia ingin lakukan sepuasnya. Namun, langkah gadis itu membawa ia ke taman belakang. Pagi-pagi begini, Diana pasti sedang sibuk menata bunga-bunga untuk kemudian dijual ketika matahari mulai naik.
Diana bersama Poli duduk di kursi taman belakang rumah. Keduanya serempak menoleh ke arah Megan begitu gadis itu menyapa keduanya. Poli segera bangkit dan membungkuk. "Good morning, my Lady. Have a nice day."
"Thank you, Poli."
Megan mendudukkan diri di sebelah Diana. Wanita itu tersenyum padanya. Megan mengambil beberapa tangkai bunga dan mengikat satu ke dalam plastik buket. Memakaikan pita di ujung bawah untuk mempercantik tampilannya. Setelah jadi, Megan meletakkan buket bunga tersebut ke keranjang sepeda bagian depan, yang kemudian akan diantar Poli ke toko kepunyaan Diana.
Menghabiskan enam puluh menit untuk menyiapkan buket, akhirnya pekerjaan Diana selesai lebih cepat karena mendapat bantuan satu tenaga manusia; putrinya, Megan.
Wanita itu beranjak menuju taman bunga di dekatnya. Megan mengikuti sang ibu kemana pun melangkah. Sementara Poli, wanita itu sudah pergi membawa buket-buket bunga ke toko, ia akan berjaga di toko sampai sore.
Menyusuri jalan setapak yang di kanan-kirinya terdapat rerumputan kecil, sembari menikmati embusan angin pagi menerpa wajah. Sesekali jemari lentiknya memetik beberapa tangkai bunga yang kemudian diletakkan ke dalam keranjang yang ditenteng. Megan, gadis itu dengan riang mengikuti langkah Diana menyusuri taman belakang rumah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Megan
Teen Fiction"You must keep your honor, Megan." Usaha Megan untuk tetap menjunjung tinggi harga diri, dengan tidak mudah meletakkan hati pada sembarang laki-laki. Tentang ambisi gadis itu untuk tumbuh menjadi seorang lady yang sempurna dalam segala hal, dan meng...