Chapter XXX

72 13 13
                                    

happy reading, my dear readers🧸🥛

pastikan kalian lagi di waktu senggang, ya! karena chapter ini ada 3.600 lebih kata!! hope y'all like it my dear readerss🩷🤍

***

Meski sibuk berlatih bersama Norland setiap sore hari jika Megan tidak memiliki jadwal ekskul lain, hal itu tidak membuat Megan melupakan jam belajar ataupun mengikuti perlombaan Nasional maupun Internasional. Terbukti, selama dua bulanan ini Megan berhasil mengantongi puluhan piala, medali, piagam penghargaan, sertifikat dan uang keterampilan. Namanya makin dikenal dikancah lebih luas, tidak lagi di Asia, Megan Espinoza Rodrigo bahkan sampai di-notice salah satu dosen Kedokteran Harvard.

Terlepas dari ambisinya yang disebut 'haus' prestasi, ada sosok Diana di balik bayangan yang terus menekan Megan. Wanita itu menargetkan Megan untuk wajib meraih 25 penghargaan dalam satu bulan. Tidak heran jika gadis itu benar-benar berambisi untuk mengikuti setiap lomba yang ada dan memenangkannya. Tentu saja target Diana tidak hanya soal jumlah, melainkan juara yang didapat haruslah juara satu.

Bagaimana kalau gagal? Pernah sekali Megan mendapat juara dua dalam lomba debat sains tingkat Provinsi, sang ibu menenggelamkannya ke dalam bathub air es semalaman. Gadis itu demam tinggi, bukan mendapat perhatian, Diana justru mengomeli Megan karena memiliki fisik yang lemah. Wanita itu pada akhirnya memaksa Megan melakukan beberapa workout bersamanya dan meminta Megan untuk belajar seperti biasa—dengan ditemani Diana.

Itulah kenapa Megan tidak ingin menjadi yang kesekian. Dia ingin di posisi paling tinggi, sehingga Diana akan tersenyum bangga dan ia terbebas dari hukuman.

Diana bilang, sebagai seorang bangsawan yang akan menggantikan Claudine memimpin keluarga besar Espinoza, Megan harus jenius dan kritis. Harus pandai bicara di depan publik, tapi juga bisa menempatkan diri ketika menghadiri pesta bangsawan lain. Intinya, Megan harus tumbuh menjadi seorang lady yang sempurna dalam segala hal.

Megan menyibak tirai jendela kamarnya. Hamparan bunga lavender menarik perhatiannya beberapa saat, membawa gadis itu termenung memandanginya. Hari ini adalah hari di mana pesta akhir tahun SMANDA terakhir dilaksanakan dan mencapai puncaknya. Tidak hanya ribuan siswa-siswi dari seluruh pelosok ibukota, ada juga wartawan dari berbagai channel dan saluran luar negeri. SMA Darena memang paling menarik perhatian, tidak heran pesta akhir tahunnya begitu megah hingga mengundang jejeran artis papan atas Indonesia.

Cellin bilang, para OSIS bahkan berhasil mengumpulkan banyak sponsorship dari berbagai perusahaan ternama.

Terlepas dari itu, keunggulan setiap ekskul di SMANDA juga ditampilkan. Di paling awal acara, sehingga semua orang dapat menyaksikan dengan seksama.

Sudah sekitar seminggu pesta akhir tahun dimulai. Ada beberapa lomba untuk memeriahkan sehingga para pelajar cerdas dari berbagai sekolah tertantang untuk mendaftar. Bersaing satu sama lain guna memamerkan kemampuan perorangan. Lomba akademik dan non akademik juga ramai diikuti baik oleh internal maupun eksternal SMANDA. Malam ini adalah puncaknya. Megan dan Norland akan menjadi penampil pertama sekaligus membuka acara.

"Aku siap menerima banyak cinta dan pujian malam ini," gumam Megan sembari memejamkan mata menikmati semilir angin pagi yang menerpa lembut wajah cantiknya.

*****

Megan menatap pantulan dirinya di depan cermin fullbody. Rambut hitam sepunggungnya dibiarkan tergerai dengan model gelombang cantik, tidak lupa pita berbentuk bunga krisan ungu pada sisi kiri rambutnya. Silver purple diamond necklace tergantung manis di leher jenjang Megan. Tampilannya makin memukau tatkala gadis itu memakai off shoulder purple long dress lengkap dengan hiasan pita ungu pada bagian lengan atas, renda di bagian bawah gaun dan berlian putih yang menambah kilauan elegan. Sarung tangan pendek berwarna ungu tua dan silver heels memperlengkap penampilannya.

MeganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang