Chapter IX

43 8 0
                                    

happy reading, my dear readers🧸🥛

***

"Ternyata kita satu ekskul, Megan! Gue kemaren-kemaren gak liat lo, jadi kirain lo gak masuk ekskul equestrian. Ternyata cuma beda kelas doang. Yah, seenggaknya kita punya ketertarikan yang sama." Kyle mengedikkan bahu sambil tersenyum senang memandang Megan.

Megan tersenyum tipis. "Kamu memang di kelas apa?"

"Intermediate. Lo mau belajar berkuda sama gue gak? Walau gue levelnya belum advanced, tapi gue, kan, di atas lo!" Kyle mengucapkannya sambil menaik-turunkan kedua alisnya. "Kalo belajar sama gue, ntar lo bakal langsung lompat kelas dari basic ke intermediate. Baru ntar kita sama-sama ke level advanced! Jadi dalam seminggu udah jago, paling jago se-Darena, deh!" Laki-laki itu mengucapkannya dengan teramat yakin.

"Kamu mau mengajari aku berkuda, atau mau memberi teorinya saja?" Megan menatap Kyle datar yang dibalas laki-laki itu dengan cengiran. "Gue mau coba memahami lo, Megan."

"Memahami aku?"

Kyle mempoutkan bibirnya sambil menggaruk alisnya yang tidak gatal, sementara ia melirik ke arah lain. Menghindari tatapan penuh tanya dari gadis cantik di hadapannya itu. "Ya, maksudnya, biar kita bisa berteman!"

"Memang sekarang tidak berteman?"

"Enggak. Lo lupa sama gue, padahal gue ingat banget sama lo!"

"Lalu, biar bisa berteman harus bagaimana?"

Kyle mengulurkan tangannya pada Megan. "Kyle."

"Bukannya kita sudah berkenalan?"

"Iya. Kenalan lagi."

Megan tersenyum. "Megan." Gadis itu menatap Kyle yang kini wajahnya jadi merah. "Kamu tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa, apanya?"

Megan menggeleng pelan. Ia kemudian menarik tangannya. "Jadi, sekarang kita sudah berteman?"

"Iya, udah." Kyle mengangguk senang. "Tapi, lo serius gamau gue ajarin berkuda? Kalau iya, duh, jarang-jarang pangeran tampan gini ditolak!"

Megan terlihat berpikir sejenak. "Boleh."

"Nah, gitu, dong!! Kita mulai latihan seka—"

"WOI, KYLE! UDAHAN MODUSNYA, BURUAN KUMPUL, KAK KIARA UDAH NUNGGUIN!!" Seorang laki-laki yang berada di sisi timur berteriak memanggil Kyle.

"That jerk." Kyle menggerutu. Ia kemudian menoleh pada Megan dengan pandangan sedih. "Lain kali gapapa, ya? Kakak pembina kelas gue udah nyuruh kumpul. Ganggu banget lagi, tuh, si Toba! Kita, kan, lagi asik ngobrol gini, membicarakan masa depan, masa dia sok-sokan teriak manggilin gue. Biasanya juga cuek. Ngeselin banget emang. Lo jangan deket-deket sama dia Megan, sama gue aja!"

Megan mengangguk-anggukan kepalanya. "Tida apa-apa, lain kali saja. Kamu segera ke sana, kan sudah disuruh berkumpul."

"Gue tinggal lo sendiri gapapa? Kalo enggak, gue izin aja."

"Iya, tidak apa-apa."

"Beneran gapapa?" Kyle mengacak rambutnya. "Gue izin aja, Megan. Mana mau gue ninggalin lo sendirian di sini."

MeganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang