happy reading, my dear readers🧸🥛
***
Megan tersenyum tipis begitu namanya dipanggil di penghujung upacara bendera. Bersama Mede dan Arga yang turut maju, kepala sekolah memberikan apresiasi berupa sertifikat tambahan yang dibuat khusus pihak Darena. Sorak-sorai terdengar di seluruh penjuru lapangan. Guru-guru ada yang melompat girang. Bahkan, beberapa media besar tadi pagi meminta izin untuk meliput. Kilatan-kilatan cahaya dari kamera bermerek tidak membuat Megan, Arga, dan Mede menyipitkan mata, seolah sudah biasa mendapat sorotan.
Pekikan dari Audey, Ruth, serta Cellin terdengar, Megan menoleh pada para sahabatnya itu sambil melambai kecil.
Penutupan upacara kali ini menarik perhatian Nasional karena murid-murid SMA Darena berhasil memborong predikat teraktif selama penelitian di salah satu kampus ternama Indonesia. Tidak berapa lama, siaran di televisi hampir seluruhnya menampilkan berita mengenai prestasi tersebut. Pun dalam sejam, surat kabar mengenai berita yang sedang menjadi trending topic itu menyebar di keseluruhan pelosok Jakarta hingga perlahan keluar kota. Websites juga tidak kalah cepat, mereka mem-posting narasi-narasi yang baik mengenai Megan, Arga, dan Mede atas pencapaian ketiganya.
Sayangnya, citra baik yang susah payah dibangun Megan, citra baik yang diagungkan oleh seluruh media, tidak memiliki pengaruh bagi para pembenci. Terlihat di beberapa papan mading yang ia temui ketika menyusuri lorong, terdapat berbagai poster berisi kata-kata menyakitkan penuh tuduhan tidak berdasar kepadanya.
KEDEKATAN KEPALA SEKOLAH DAN ORANG TUA MEGAN MENJADI ALASAN TERPILIHNYA MEGAN SEBAGAI SALAH SATU MURID SMANDA YANG DIUTUS MENGIKUTI PENELITIAN?!
DEKAT DENGAN PARA JURI KAMPUS, MEGAN DAPAT BOCORAN MENGENAI PERTANYAAN DAN JAWABAN, SERTA BOCORAN AKAN ADA PENILAIAN? UNGKAP FAKTANYA DI SINI!
TINGKAH CARI PERHATIAN MEGAN DENGAN MEMANFAATKAN VISUAL YANG DIMILIKI UNTUK MENARIK PERHATIAN PARA PETINGGI KAMPUS?!!
Sungguh, kalimat-kalimat tersebut begitu menyakitkan.
Megan juga seorang manusia. Punya hati dan perasaan.
Mengapa mudah bagi satu manusia menyakiti manusia lainnya?
Hatinya sesak tapi ia tidak punya kuasa atas hati orang lain yang penuh kebencian. Mau sebaik apapun dirinya, pembenci tetaplah pembenci.
Langkah kaki Megan terus membawanya menuju ruang piano. Sementara pandangan gadis itu lurus ke depan, mengabaikan segala tatapan penuh keraguan yang dilemparkan siswa-siswi yang ditemuinya sepanjang lorong atas pencapaiannya.
*****
Tuts demi tuts ditekan dengan sesekali sang pianist menginjak pedal. Instrumen musik yang sedih mengudara di ruangan hampa dengan ukuran 4 × 4 meter. Ini tempat khusus bagi Megan berlatih piano bersama Norland-pelatih pribadinya di sekolah. Wanita itu selain mengajari violin, mengajari Megan memainkan piano lebih lihai dengan jenis musik beragam.
Tidak heran, jika banyak cerita dari mulut ke mulut yang mengatakan hal tidak-tidak tentang Megan dan sang ibu. Padahal, untuk berada di kelas advanced, Megan mati-matian belajar bersama Diana, hingga tidak sesiapa pun berada di kelas yang setara dengannya-kecuali Norland yang nyaris menyetarai.
Dunia ini memang sangat kejam entah mengapa bisa seperti itu. Seseorang yang kemampuannya di atas yang lain akan dianggap melakukan kecurangan, sementara yang biasa saja dan sama seperti kebanyakan didukung khalayak ramai.
Megan dengan khusyuk mendengar permainannya sendiri. Seharusnya jika bersedih, mendengarkan hal-hal yang membuat semangat hidup membara, bukan yang melankolis seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Megan
Teen Fiction"You must keep your honor, Megan." Usaha Megan untuk tetap menjunjung tinggi harga diri, dengan tidak mudah meletakkan hati pada sembarang laki-laki. Tentang ambisi gadis itu untuk tumbuh menjadi seorang lady yang sempurna dalam segala hal, dan meng...