Chapter XXXI

32 4 4
                                    

happy reading, my dear readers🧸🥛

***

Kemeja putih yang dibalut rompi berwarna krem itu menutupi dengan baik tubuh tegap dengan postur sempurna dan sesuai usia. Celana kain berwarna senada, dan pantopel hitam menyempurnakan penampilan seorang laki-laki bernetra biru. Tatanan rambut belah dua dengan membiarkan beberapa helai jatuh mengenai dahi menjadi final look-nya.

Langkah tegas penuh wibawa membawanya menaiki anak tangga dan berdiri di tengah panggung, menatap keseluruhan orang secara sekilas, lalu melempar senyum ramah.

Setelah beberapa panitia menyiapkan keperluan eksperimen sains yang akan dilakukan, ia memegang mik untuk kemudian membuka acara dengan memperkenalkan ekskul KIR SMANDA—yang diakui semua orang sebagai ekskul terbaik SMA Darena.

Arga Atharrazka Aldevaro, sang putra sulung keluarga Aldevaro, penerus utama pemegang saham tertinggi keluarga. Arga memang selalu menjadi pusatnya, semua orang seolah dengan sukarela menghabiskan waktu dan menunggu sangat lama untuk memperhatikannya. Rela berdesakan satu sama lain, agar dapat menjadi satu di antara banyaknya orang yang berdiri di hadapan laki-laki itu.

Menjadi penerus tanpa harus bersusah payah memulai dari nol memang terlihat gampang. Faktanya, Arga pun harus bekerja keras dengan belajar mati-matian dibaliknya, bahkan sejak laki-laki itu berusia masih sangat muda; tujuh tahun.

Ada tekanan tersendiri dalam memenuhi ekspektasi keluarga besarnya, terutama sang papa yang memberikan kepercayaan sebesar itu untuk mengambil alih mengurus perusahaan ketika Arga baru saja memasuki usia remaja. Memang hanya sebuah pengumuman, tapi karena itu, dia mendapat banyak tambahan pelajaran di luar kelas dari papanya—melalui beberapa guru privat berpengelaman terbaik.

Seiring bertambahnya wawasan dan pengetahuan yang dimiliki, Arga justru memiliki ketertarikan di bidang sains, bahkan bertekad ingin menjadi dokter spesialis pertama di garis keturunannya—baik dari papa ataupun sang mama.

Tidak mudah mempelajari banyak ilmu dalam satu waktu, tapi Arga yang sejak kecil sudah diasah kemampuan time management-nya, berhasil mempelajari semua hal terlepas dari fisik, mental, dan otaknya yang kelelahan.

Di sini lah Arga, akan menunjukkan keajaiban sains; fisika, biologi, kimia pada seluruh orang yang menontonnya. Beberapa mungkin tidak asing, tapi beberapa yang lain Arga sampai belajar ke luar negeri selama libur UAS untuk memperdalam pengetahuan dan menampilkan yang terbaik.

"I'll start from Angular Momentum. What is Angular Momentum?" Arga melangkah mundur mendekati papan tulis yang telah disediakan, dengan posisi tubuh tetap mengarah ke depan. "If you try to get on a bicycle and balance without a kickstand, you will probably fall off. But once you start pedalling, these wheels pick up angular momentum. They are going to resist change, thereby making balancing gets easier."

"What I mean by that is Angular momentum is defined as the property of any rotating object given by moment of inertia times angular velocity. It is the property of a rotating body given by the product of the moment of inertia and the angular velocity of the rotating object. It is a vector quantity, which implies that the direction is also considered here along with magnitude."

Arga menuliskan huruf 'L' yang dibagian atas diberi panah kecil ke arah kanan. "This is the symbol of angular momentum. It is measured using SI base units ...," jeda Arga sembari menuliskan unit yang dimaksud, berupa: Kg.m2.s-1. "And the dimensional formula is: [M][L]2[T]-1."

"Angular momentum can be experienced by an object in two situations. First, point object. The object accelerating around a fixed point. For example, Earth revolving around the sun. And the formula is—" Arga menuliskan kembali rumus untuk situasi pertama.

MeganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang