❐⛓16. Redupnya Sinar Rembulan (2)

433 73 6
                                    

Sebelum pergi, Hiro sempat berhenti berjalan dan berbalik ke arah Selena. Dia merasakan debaran hatinya pada Selena mulai melambat, oleh karena itu Hiro mengecup kening Selena. Hiro tersenyum, dan berucap, "Berkahi aku, supaya bisa menghadapi masalah ini Putri. Sepertinya aku membutuhkan doamu."

Wajah Selena langsung memerah. Sementara Stefan diam mematung di tempat. Dia sudah tahu, jika Selena lebih menaruh rasa pada Hiro. Namun, untuk menjalankan tugasnya, dan terhindar dari rasa sakit, Stefan masih tetap mengarahkan perhatiannya pada Selena.

Setelah itu, Hiro berbalik dan tersenyum bangga ke arah Stefan. Awalnya, Hiro mengira dirinya akan puas, tetapi hatinya malah semakin diisi oleh kekosongan. "Bagaimana mungkin aku bisa merasa bosan pada Selena? Ini tidak mungkin. Apa kurangnya rasa tertarikku ini, karena sainganku mulai berkurang? Kenapa Selena tidak semenarik dulu?"

"Cahaya rembulan mulai meredup," gumam Hiro. Hiro segera menggelengkan kepala, lalu mempercepat langkahnya untuk keluar dari istana. Sementara Selena menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia mengurut keningnya sendiri, kemudian meremas gaunnya.

"Aku harus melakukan sesuatu, sebelum Sena bergerak dan mengambil semua milikku dengan sihir liciknya," gumam Selena.

•••

Sena berhasil melarikan diri menuju mansion penyihir. Setelah sampai, dia disambut oleh para penyihir yang tak henti-hentinya berbicara. Mereka semua panik, dan mengomel karena Sena pergi sendiri bersama Jayden. Sementara yang lainnya merasa bersyukur, karena Jayden mendampingi Sena dengan selamat.

"Ya ampun Nona Sena, kenapa Anda sangat suka mencari-cari hal berbahaya?"

"Saya tahu, Anda kuat dan pemberani. Tapi tetap saja, kita para penyihir memiliki batasan tersendiri. Jika Anda lelah, sihir Anda mungkin akan melemah. Dan parahnya lagi, Anda mungkin tak akan bisa melindungi diri Anda."

"Tapi beruntung, Anda memiliki Pangeran Jayden di samping Anda."

"Pangeran Jayden sangat berjasa bagi kami."

"Terima kasih karena sudah memihak Nona kami."

"Nona Sena mungkin bukan seorang Putri, meskipun dia memiliki hubungan kerabat dengan Putri Selena. Akan tetapi, bagi kami semua... Nona Sena adalah ratu kami. Dia penyihir paling berharga di sini."

Ucapan para penyihir membuat Sena terdiam, sembari meremas kemeja yang dia pakai. Semua penyihir di mansion penyihir begitu menyayangi Sena. Tetapi, sebagai Sean, Sean tak pernah berpikir jika tubuh Sena yang dia tempati sangat berharga. Dia hanya terbiasa menganggap Sena sebagai penyihir jahat dan bod*h karena cintanya.

"Maafkan aku, Sena," gumam Sena pada dirinya sendiri.

Sena menundukkan kepala, para penyihir memuji-muji Jayden, sementara Jayden sendiri langsung memberitahu, "Mulai sekarang, kalian bisa berhenti memanggilku sebagai pangeran."

Semua mata penyihir tertuju ke arah Jayden. Mereka semua memelototkan mata, lalu bertanya, "Kenapa?"

"Apa karena membantu Nona Sena, Anda dimasukkan ke daftar hitam istana?!"

"Astaga Pangeran, Anda begitu tulus kepada Nona Sena."

"Padahal, Nona Sena keturunan penyihir yang besar kepala."

"Bagaimana bisa Anda jatuh cinta pada pembuat kekacauan seperti Nona Sena?"

"Bagaimana ini? Jika Anda tidak menjadi Pangeran, mau jadi apa Anda nanti?" tanya beberapa penyihir lain.

Sena ikut memelototkan mata, setelah mendengar apa yang dikatakan para penyihir. Dia berdecak, sembari menggeleng-gelengkan kepala. "Tadi memuji, sekarang menghina Sena. Dasar para penyihir."

Jayden tersenyum, melihat wajah Sena yang memberikan tatapan aneh lewat mata rubahnya. Dia lalu berkata, "Jika aku tidak menjadi Pangeran, aku mungkin bisa menjadi suami Sena. Apa itu akan menjadi masalah?"

Pengakuan Jayden lagi-lagi membuat para penyihir memelototkan mata. Mereka bertepuk tangan, sementara penyihir lainnya langsung pingsan di tempat. Ucapan Jayden sama halnya dengan mengatakan lamaran kepada seluruh keluarga, tanpa keraguan sedikit saja.

Beberapa dari penyihir langsung memberikan lampu hijau kepada Jayden. Sementara yang lainnya menatap Jayden dengan tatapan menyelidik. Ada beberapa orang yang tak percaya dengan ucapan Jayden, apalagi Sena yang merasakan lututnya melemas.

Sena tahu arah pembicaraan Jayden akan ke mana, tetapi Sena segera memalingkan wajahnya ke arah lain. Dia tak ingin mendengar ucapan Jayden lebih lama lagi. Apalagi ketika jantungnya mulai berdebar, layaknya seorang gadis yang sedang jatuh cinta. Ini tak bisa dibiarkan, Sena tak boleh jatuh cinta pada Jayden. Dia masih ingat pada adik kecilnya yang menghilang di dunia ini.

"Pangeran, sebenarnya apa tujuan Anda mendekati Nona Sena? Jangan hanya memberi alasan perasaan seperti "Cinta" semata. Meskipun kami para penyihir sangat mudah jatuh cinta, tapi kami tak mudah melepaskan seorang penghianat dari siksaan kami."

"Ada banyak risiko menikahi seorang penyihir, dan tak mungkin pangeran yang waras mau mendekati biang masalah seperti bangsa kami."

Jayden tersenyum mendengar pertanyaan para penyihir. Dia masih tenang, dan berniat menjawab pertanyaan para penyihir. Namun, sebelum Jayden menjawab, tiba-tiba beberapa dari penyihir kecil berlarian ke dalam mansion. Dengan napas terengah-engah, dan kaki terluka, mereka memberitahu, "Gawat! Ada masalah!"

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TEMPTED BY SUN WITCH [SUNGSUN JAYNO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang