Selena berjalan mondar-mandir ke kanan dan ke kiri. Keringat hinggap di keningnya, sementara bibirnya terbungkam rapat. Dia berulang kali memainkan jemarinya yang bergetar hebat, dengan mata berkaca-kaca. Di dalam pikirannya terdapat beban, yang membuat Selena tak bisa berpikir jernih.
"Seharusnya aku membantu Stefan lebih cepat sedikit. Sekarang? Stefan mengira akulah yang sudah menolongnya. Padahal---" Selena menghentikkan ucapannya, sembari menggelengkan kepala. Dia melihat ke arah luar, tepat di sana terdapat Sena yang mengajak Jayden pergi melarikan diri.
"Bagaimana jika penyihir itu lah yang sudah membantu Stefan? Kalau Stefan tahu, mungkin dia tak akan membenci Sena lagi. Dan parahnya, penyihir itu pasti bebas berkeliaran sepuas hati. Ini tidak bisa dibiarkan," gumam Selena.
Selena terus berjalan mondar-mandir, sampai Sena dan Jayden menghilang dari istana. Semua bagian tubuh Selena bergetar hebat, membuktikan jika Selena tengah merasa takut. Selena bahkan tak sadar, saat langkah kaki seorang pangeran mendekat ke arahnya. Dia baru bangun dari lamunannya, ketika Stefan menepuk bahunya.
"Selena?" panggil Stefan.
"Kenapa kau berdiri mondar-mandir di sini? Lebih baik, masuk ke kamarmu. Aku mendengar ada keributan di lua---" Belum sempat Stefan mengakhiri ucapannya, Selena sudah lebih dulu menyentuh kedua bahu Stefan. Gadis itu tersenyum kikuk, kemudian menjelaskan, "Aku mengkhawatirkan Jayden."
"Jayden? Ada apa dengan Jayden?" tanya Stefan.
Kedua mata Stefan memandang mata Selena dengan penuh tanya. Kesempatan ini dipakai Selena untuk meyakinkan Stefan. Selena berkata, "Jayden sudah terpengaruh oleh sihir penyihir Sena! Dia membuat Jayden berniat masuk ke istana ini, tanpa permisi! Beruntung, Hiro dan pelayan lain berjaga! Mereka tidak membiarkan keduanya masuk lebih dalam!"
Penjelasan yang disebutkan Selena dengan mata berkaca-kaca, membuat Stefan mengernyitkan kening. Stefan ingin bertanya tentang alasan Jayden membawa Sena ke istana, tetapi Selena sudah lebih dulu memeluk tubuhnya sembari meneteskan air mata. Selena memberitahu, "Aku takut mereka datang ke sini untuk menambah sakitmu lagi. Apalagi jika Sena tahu kau mengalami gangguan penglihatan."
"Beruntung, sekarang kau sudah disembuhkan oleh tabib," jelas Selena dengan air mata mengalir.
Stefan mengangguk, kemudian mengusap air mata Selena. Dia memberitahu, "Tenang lah. Jangan menangis. Aku tidak apa-apa sekarang."
Selena masih menangis, sampai akhirnya Hiro berjalan panik. Lepas dari Jayden dan Sena, dia harus berhadapan dengan fakta jika terdapat wabah aneh menyerang rakyat. Oleh karena itu, Hiro segera berjalan ke arah Stefan dan Selena. Awalnya Hiro sedikit terkejut, melihat Stefan sudah sembuh sepenuhnya.
"Matamu tak kosong lagi? Jadi kau sekarang sudah bisa melihat dengan normal?" tanya Hiro.
Stefan menarik dan mengeluarkan napas panjang. Setelah itu dia melihat ke arah Hiro, dan bertanya balik, "Apa kau tak senang dengan fakta ini?"
Hiro tersenyum, lalu menggelengkan kepala. "Apa yang kau tanyakan ini? Tentu saja aku bersyukur melihatmu bisa melihat kembali. Itu artinya, kau bisa membantuku menjalani misi berikutnya."
"Misi? Misi apa maksudmu?" tanya Stefan.
Hiro berkata, "Ada yang bilang jika rakyat kita tengah menderita penyakit aneh. Oleh karena itu, aku ingin meminta bantuanmu juga. Karena sekarang, Jayden sudah tak berpihak pada kita lagi."
Perkataan Hiro membuat Stefan menarik dan mengeluarkan napas panjang. Padahal dia baru saja sembuh, tetapi harus kembali menjalankan misi. Segera saja, dia pergi bersama Hiro untuk memeriksa apa yang tengah terjadi. Keduanya meninggalkan Selena yang mengernyitkan kening.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa banyak kejadian aneh yang akhir-akhir ini terjadi?" tanya Selena.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTED BY SUN WITCH [SUNGSUN JAYNO]
Fiksi PenggemarSean, seorang pemuda bermulut julid tak pernah sedikit pun tunduk pada pembuli. Namun, karena sikap teguh Sean dalam mempertahankan haknya, sekelompok pembuli sengaja mendorong Sean dari rooftop atas sekolah. Sean pikir ini adalah akhir hidupnya, ak...