❐⛓22. Terjerat Ikatan Baru (2)

389 59 10
                                    

"Stefan!"

Setelah melirik ke kiri dan ke kanan, Sena baru sadar jika Stefan tengah terbaring lemah di tengah kebun. Spontan, Sena menerobos tetesan air hujan. Dia berlari ke arah Stefan, lalu berjongkok dan memeriksa keadaannya. "Kenapa kau malah merebahkan tubuhmu di sini?! Apa kau gi---"

Sena memelototkan mata. Dia melihat kaki Stefan terkena ujung tajam bunga matahari kristal. Kakinya membiru, sementara kening Stefan mengernyit, merasakan rasa dingin yang membekukan kakinya.

"Kau menghentikanku ketika aku hampir tak sengaja memegangi bunga ini secara langsung! Tapi kau sendiri bahkan tak hati-hati!" gertak Sena.

Di bawah tetesan air hujan, Sena panik dan mencari cara untuk mengobati Stefan. Dia tak peduli, dengan rintikkan air yang membasahi tubuhnya sedikit demi sedikit. Yang Sena pedulikan hanyalah keselamatan Stefan semata. Sena menggunakan tenaganya, untuk menyeret tubuh Stefan di bawah pohon rindang. Meskipun memerlukan waktu dan tenaga lebih, tetapi Sena akhirnya berhasil menidurkan Stefan di bawah pohon rindang.

"Bertahanlah, jangan dulu m*ti. Jika kau m*ti di sini, aku juga yang pasti akan disalahkan! Dan dampaknya, para penyihir akan semakin disiksa," jelas Sena.

Stefan tak bisa mendengarkan apa yang Sena ucapkan. Seluruh tubuhnya menggigil kedinginan. Apalagi ketika awan kelabu semakin melapisi langit. Stefan berpikir, tubuhnya tak akan bertahan lebih lama lagi, setelah tergores ujung bunga. Namun kenyataannya? Luka pada kakinya mulai lenyap, ketika Sena memfokuskan sihirnya untuk mengobati Stefan.

"Bertahanlah, aku akan menggunakan sihir yang sama dengan sihir yang kugunakan untuk mengobati matamu," gumam Sena.

Cahaya matahari bersinar terang di balik telapak tangan Sena yang menyentuh kaki Stefan. Tetesan air hujan berjatuhan dari rambut pendek Sena. Begitu pula dengan kening mengernyit, yang fokus pada luka Stefan.

Semua ucapan dan tindakan Sena, semakin meyakinkan Stefan jika Sena adalah sinar yang selama ini membantunya. Namun, Sena tak pernah mengungkit kebaikan yang sudah dia lakukan pada Stefan. Penyihir itu bahkan tak menyerang Stefan, ketika Stefan menuduhnya dengan kata-kata menyakitkan.

"Kenapa? Kenapa kau selalu menolongku?" tanya Stefan.

Setelah selesai mengobati Stefan, Sena tersenyum lebar dengan mata rubah menyipit. Dia mengusap keningnya yang basah, baru kemudian melirik kaki Stefan yang tak berwarna biru lagi. "Akhirnya selesai juga. Ternyata mantra ini masih berfungsi."

Ketika Sena akan berdiri dari duduknya, Stefan tiba-tiba menarik Sena. Dia membuat Sena terduduk di pahanya, baru kemudian menarik pinggang Sena untuk semakin dekat dengan tubuhnya. Stefan bertanya, "Apa rencanamu yang sebenarnya? Kenapa kau berubah, lalu melakukan semua hal ini? Apa kau hanya ingin menarik perhatianku semata?"

Angin dingin berembus, menyelimuti tubuh Sena dan juga Stefan. Tetes demi tetes air hujan jatuh ke atas tubuh keduanya, setelah melewati dahan dan ranting. Semua pertanyaan Stefan membuat Sena mematung, dengan detak jantung berdetak kencang. Sena tak bermaksud mencari perhatian Stefan, dia hanya berniat untuk memperbaiki kesalahannya. Namun, tenyata? Stefan salah menafsirkan tingkahnya.

Sena berusaha untuk tetap tenang, dan lepas dari cengkeraman Stefan. "Aku tak berniat untuk mencari perhatianmu! Aku hanya bertanggung jawab, dengan semua kesalahan yang sudah aku perbuat!"

Stefan tersenyum miris. Setelah itu dia menyentuh dagu Sena, kemudian menariknya ke depan. Bola mata keduanya bertemu, dan Stefan mengungkap, "Kau pasti sudah menaruh mantra pada penglihatanku, sampai aku tak bisa memikirkan Selena lagi, dan hanya menatapmu seorang. Itu yang kau mau?"

"Kau ingin menjadi milikku? Tapi kau juga berhasil menggoda Jayden. Apa maksudnya ini?" jelas Stefan.

Sena mengepalkan kedua tangannya. Dia mengangkat tangannya tinggi-tinggi, kemudian memukul pipi Stefan. Padahal, sosok Sena yang asli tak akan pernah menyakiti apalagi melukai Stefan karena marah. Namun, Sean tak sanggup menahan amarahnya. Dia berkata, "Serendah itu kah, Sena di matamu?"

Sena telanjur marah. Dia mengumpulkan sihir matahari di telapak tangannya, kemudian mengarahkan tangannya ke arah Stefan. Sayangnya, sebelum itu terjadi, Stefan sudah lebih dulu menahan tangannya. Tanpa izin, pemuda itu menempelkan bibirnya di bibir Sena.

Perlakuan Stefan yang tiba-tiba jelas membuat Sena terkejut. Apalagi ketika Stefan menutup kelopak matanya, lalu menarik Sena ke dalam pelukannya. Pemuda itu memperkenalkan permukaan bibir satu sama lain, dengan lembut meskipun awalnya memaksa. Dia mengusap-usap punggung Sena, sampai Sena mematung tak mengerti dengan apa yang terjadi.

Detak jantung keduanya saling bertumpang tindih. Langit dengan kabut kelabu, menjadi saksi saat Stefan terjerat ke dalam pesona sang matahari. Pemuda itu tak bisa menghentikkan perasaan hatinya, yang mencoba mencari ketenangan di balik pertemuan bibir keduanya.

Sinar matahari dari diri Sena mengalir ke napas Stefan. Tubuh keduanya yang awalnya berlapis angin musim hujan, sudah tergantikan oleh kehangatan yang memancar dari kekuatan Sena. Begitu pula dengan tali kutukan pada hati Stefan, yang berangsur-angsur lepas dengan milik Selena.

Semuanya terasa seperti mimpi. Stefan tak pernah merasakan perasaan seperti ini. Dia tak pernah berani melewati batas. Akan tetapi ketika bersama Sena, kendali dirinya lepas, lalu Sena sendiri mematung tak percaya dengan apa yang sedang terjadi.

Setelah puas menyatu dengan Sena, Stefan melepas bibirnya. Dia tersenyum tipis, sembari melihat ke arah Sena seorang. Setelah itu, Stefan mengusap bibir Sena, dan berbisik, "Jika kau mempunyai rencana untuk menggodaku, maka selamat... kau berhasil melakukannya, penyihir."

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TEMPTED BY SUN WITCH [SUNGSUN JAYNO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang