Akira's Note:
Halo Readernim👋
Akhir-akhir ini banyak buku yang kupublish barengan, dan ujung2nya keteteran updatenya.😞 Aku juga belum sempat balesin komentar Readernim. Kan gak lucu, kalo satu dibales tapi yang lainnya enggak ):Jadi kita tes ombak dulu!
🌞 Syarat update chapter berikutnya:
25 vote + 10 komen dari akun yang berbeda.🌞 Yang mau baca lanjutannya bisa komen emoji matahari 🌞 di sini:
Kalo bukunya gak rame, kemungkinan aku lanjutin buku sebelah dulu, ya. Setelah buku sebelah tamat, baru lanjut ke sini lagi. 😉
Sekian xiexie~
•••
Belum sempat Jayden mengakhiri ucapannya, Stefan sudah lebih dulu melirik ke arahnya. Setelah itu, Stefan menunjukkan kakinya yang telah sembuh ke depan Jayden. Stefan menebak, "Kau pasti sengaja menggoreskan bunga matahari kristal padaku, supaya aku sekarat saat ini, bukan?"
Tebakan Stefan membuat Jayden tersenyum miris. Jayden menatap Stefan dengan tatapan tajam, lalu bertanya, "Jangan asal menuduhku. Bisa jadi kau yang tidak hati-hati dalam menjalankan tugasmu, Pangeran kedua."
Stefan dan Jayden saling menatap tajam satu sama lain. Tatapan keduanya baru berhenti, ketika Jayden memutuskan untuk mencari Sena, dan menemukan Sena di belakang pohon. "Sena?"
Setelah Jayden datang, Sena baru bisa mengalihkan pikirannya. Penyihir itu terburu-buru berdiri dari duduknya. Dia tersenyum lebar, berusaha melupakan hal yang telah terjadi. "Kau sudah mencari keranjang untuk bunga-bunganya?"
Jayden tersenyum, dan menunjukkan hasil anyamannya. Kerja keras Jayden membuat Sena tersenyum lebar. Penyihir itu langsung mengambil keranjang Jayden dan bersemangat untuk memasukkan bunga-bunga yang telah dipetik ke dalam keranjang. "Kita harus pergi, supaya rakyat segera diobati," kata Sena.
Jayden menganggukkan kepala, lalu membantu Sena untuk merapikan keranjang bunga itu. Keduanya sibuk bekerja sembari mengobrol. Sementara Stefan sendiri hanya terdiam sembari melihat bunga petikannya. Dia berpikir beberapa menit, baru kemudian melirik ke arah kakinya yang sudah diobati Sena.
Terlalu canggung rasanya, jika Stefan mendekati Sena setelah kejadian yang telah terjadi di antara mereka. Oleh karena itu, Stefan memilih untuk diam sebentar. Meskipun akhirnya... Sena menghampiri pemuda itu, tanpa menatap ke arahnya. "Jayden masih mempunyai keranjang yang kosong. Jadi, masukkan bungamu ke keranjangnya."
Setelah mengatakan hal itu, Sena menaruh keranjang di samping Stefan. Dia hanya memberitahu, dan langsung pergi ke dekat Jayden lagi. Seolah-olah, Stefan adalah binatang buas yang tak bisa didekati terlalu lama lagi. Kalu ini, Sena memutuskan untuk melindungi detak jantungnya dari serangan pesona senyuman Stefan.
"Sena, apakah tidak masalah jika kita menelusuri pegunungan malam-malam? Terlebih lagi, hujan yang baru saja terjadi mengakibatkan tanah menjadi licin," kata Jayden.
Sena menganggukkan kepala, lalu berjongkok dan meraba tanah setelah hujan. Dia berkata, "Aku masih belum mampu berteleportasi, tapi mungkin aku bisa menggunakan sihirku untuk mengeringkan tanah. Kita harus secepatnya pergi, bukan? Dan aku juga ingin memeriksa keadaan si Kuda."
"Aku takut Kuda menyebalkan itu melarikan diri, atau terjadi sesuatu dengannya. Terlebih lagi, itu kuda sewaanmu," lanjut Sena.
Jayden tersenyum, lalu mengusap lembut rambut Sena. Dia berkata, "Baiklah. Terserah kau saja. Aku mengikuti keinginanmu."
Sena dan Jayden pergi, dengan Stefan yang membuntuti keduanya. Terkadang, Stefan merasa dirinya seperti nyamuk di antara Jayden dan Sena. Padahal, dulu Sena lah yang senang menempel pada Stefan. Sekarang? Setelah Stefan tak sengaja melepas bintang buas dalam dirinya, Sena perlahan mulai menjaga jarak Stefan.
Perlu waktu dan kehati-hatian ketika menuruni gunung. Namun, berkat sihir Sena ketiganya bisa selamat sampai tujuan. Bahkan, Sena bisa melihat kuda yang masih terikat pada sebuah dahan pohon. Penyihir itu tersenyum lebar, baru kemudian menyapa kudanya dengan mata rubah menyipit.
"Syukurlah kau masih setia ada di sini. Apa tadi kau kehujanan? Apa makanmu teratur? Tampaknya kau memang kuda yang kuat, karena masih bisa bertahan sendiri di tempat ini."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTED BY SUN WITCH [SUNGSUN JAYNO]
FanfictionSean, seorang pemuda bermulut julid tak pernah sedikit pun tunduk pada pembuli. Namun, karena sikap teguh Sean dalam mempertahankan haknya, sekelompok pembuli sengaja mendorong Sean dari rooftop atas sekolah. Sean pikir ini adalah akhir hidupnya, ak...