"Penyakit itu ternyata menular! Anda bisa saja terkena penyakitnya, jika berdekatan dengan rakyat!" jelasnya.
"Benarkah? Apa kalian sudah meneliti soal ini?" tanya Sena.
"Kami mendapatkan informasi dari burung gagak, jika pangeran pertama terkena penyakit ini, saat sedang bertugas menolong rakyat. Jadi kami takut, pangeran ketiga---" Belum sempat penyihir itu mengakhiri ucapannya, para penyihir sudah bersorak gembira.
"Jadi pangeran pertama sudah terkena penyakit itu? Hah! Baguslah! Sekarang pemuda sombong itu mendapatkan azab setelah mengurung kita di sini! Dan soal pangeran ketiga, tenang saja... kami akan memberinya ramuan pelindung!" jelasnya.
Sena terdiam beberapa menit. "Hiro sakit? Berarti... ini kesempatan Stefan untuk mendekati Selena. Sepertinya aku memang akan gagal dalam menjalani misi ini, sekarang semuanya semakin rumit."
•••
Sena pikir, Stefan akan memanfaat kesempatan sakitnya Hiro untuk mendekati Selena sekaligus membuktikan diri. Namun, setelah Hiro sakit, Stefan sibuk menghubungi para tabib dan berkonsultasi tentang penawar sakit Hiro.
Sebenci apa pun Stefan pada Hiro, Stefan tak bisa menyangkal hubungan darah yang mereka miliki. Oleh karena itu, dia sibuk mencari-cari penawar kepada semua tabib yang dia temui.
"Mereka berkata, penawarnya adalah bunga matahari kristal. Itu berarti aku harus melewati hutan belantara yang dipenuhi banyak larangan," jelas Stefan.
Meskipun berbahaya, Stefan sudah memiliki tekad untuk pergi ke sana. Dia menyiapkan pedang miliknya, lalu mencari-cari pakaian yang akan dia gunakan untuk memasuki hutan.
Di saat Stefan mencari-cari pakaiannya, dia melihat sebuah baju besi di dalam lemarinya. Baju besi itu mengingatkan Stefan pada orang yang terjatuh bersamanya, lalu pergi melarikan diri. "Aku bahkan belum bertemu orang itu lagi."
Stefan terdiam, sembari menyentuh bibirnya sendiri. Dia mengernyitkan kening, lalu menyadari sesuatu, "Aroma orang itu, sama dengan tabib yang sudah membantuku. Apa jangan-jangan mereka orang yang sama? Tapi..."
Stefan terdiam beberapa saat. Dia mulai berpikir tentang tabib yang sudah mengobati matanya. "Aku sudah memeriksa semua tabib, dan tak ada satu pun tabib yang memiliki suara bebek, apalagi aroma yang sama."
"Sebenarnya dia siapa? Lebih baik aku bertanya langsung kepada Selena saja," jelas Stefan.
Sepanjang perjalanan, Stefan bertanya-tanya tentang siapa yang sudah menolongnya. Namun, ketika Stefan menelusuri lorong istana, dia baru ingat jika Sena dan Jayden pernah datang ke istana, dan bertarung melawan para pengawal. "Tunggu... apa tabib itu Sena? Penyihir juga memiliki sihir pengobatan."
Stefan langsung menggelengkan kepala. "Apa yang aku pikirkan? Selena berkata, Sena gagal menyelusup ke tempat ini. Dia tak mungkin bisa masuk ke kamarku, apalagi mengobatiku."
"Lagi pula dari aromanya... aku lupa jika aku tak pernah mau berada dekat dengan penyihir itu. Jadi aku tak bisa memastikan sendiri. Kalau pun dia berada didekatku, aku selalu berusaha melupakannya."
Ketika Stefan tengah sibuk berjalan menuju tempat tinggal Selena. Stefan berhenti di tengah jalan. Dia melihat Selena sibuk membuka-buka lembaran buku besar, dengan jemari bergetar hebat.
Rasa penasaran membuat Stefan berjalan ke arah Selena. Dia bertanya, "Selena kenapa kau ada di sini? Bukannya, kau tadi berjaga di kamar Hiro?"
Selena tersentak kaget, setelah mendengar suara Stefan berada di belakangnya. Dia terburu-buru menyembunyikan buku besarnya di bawah meja. Lalu segera berdiri, dan melangkah menuju Stefan. "Aku menunggu tabib yang sudah menolongmu di sini. Rupanya setelah menolongmu dia langsung pergi ke luar istana, karena dipanggil pasien baru."
Stefan akhirnya menganggukkan kepala. "Aku juga ingin sekali bertemu dengan tabib itu."
"Tapi Selena, apa yang sedang kau baca tadi? Aku belum pernah melihat buku itu sebelumnya---" Belum sempat Stefan mengakhiri ucapannya, Selena langsung membalas, "Aku... aku... aku sedang mencari cara untuk mengobati Hiro. Tapi sampai sekarang, aku masih bingung dengan penawarnya... oleh karena itu, aku ingin berkonsultasi dengan tabib yang sudah menolongmu."
Stefan menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia ingin membalas ucapan Selena, tetapi keningnya mengernyit, ketika melihat sinar yang muncul di bawah meja. "Sinar apa itu?"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTED BY SUN WITCH [SUNGSUN JAYNO]
FanfictionSean, seorang pemuda bermulut julid tak pernah sedikit pun tunduk pada pembuli. Namun, karena sikap teguh Sean dalam mempertahankan haknya, sekelompok pembuli sengaja mendorong Sean dari rooftop atas sekolah. Sean pikir ini adalah akhir hidupnya, ak...