Cahaya matahari berayun-ayun di antara rerimbunan pohon, menciptakan sebuah lukisan alam yang indah. Daun-daun merah dan kuning merosot dari pohon-pohon mapel. Angin sepoi-sepoi berbisik di antara cabang-cabang pohon, selayaknya melodi alam yang menenangkan.
Di pinggir hutan, berkumpul para peserta sayembara yang sedang bersiap-siap. Mereka mengenakan pakaian berkuda yang elegan, dengan busur dan anak panah di dalam genggaman. Kuda-kuda perkasa mereka berjajar rapi, menunggu waktu sayembara dimulai.
Sesekali terdengar suara sorakan dari para penonton. Apalagi ketika melihat Stefan berjalan ke arah Selena lalu mencium punggung tangan gadis itu. Dengan senyuman tipis, dan mata yang tertuju hanya kepada Selena, Stefan berkata, "Setelah mendapatkan izinmu untuk mendapatkan juara pertama, aku berjanji akan memanfaatkan kesempatan ini untuk membuktikan diri. Sekaligus perasaanku padamu."
Semua orang bersorak, mendukung Stefan dengan senyuman lebar. "Semangat Pangeran kedua!"
"Anda pasti bisa memenangkan hadiah untuk Putri Selena."
"Astaga, beruntungnya Putri Selena bisa mendapatkan Pangeran tampan seperti Pangeran Kedua!"
"Putri, jika Anda tidak keberatan, saya bersedia menjadi selir pangeran kedua!"
"Semangat Pangeran kedua! Anda pasti bisa!"
"Lagi pula, siapa orang yang bisa mengalahkan Pangeran kedua?"
Sorakan hangat terdengar di telinga Selena. Seharusnya Selena senang, karena Stefan akan berjuang untuk dirinya. Namun, sudut bibir gadis itu terangkat, karena terpaksa. Walaupun Stefan berdiri di depan matanya, berusaha untuk membahagiakannya. Hati dan pikiran Selena malah terfokus pada Pangeran yang tak ada di sini.
Sementara di sisi lain, Jayden mendengkus melihat Stefan mendapatkan banyak dukungan dari rakyat. Dia berkata, "Sombong sekali. Mau apa pun yang terjadi kain sutra itu akan menjadi milikku. Tapi..."
Jayden melirik ke kiri dan ke kanan. Dia mencoba untuk mencari sosok Sena. Namun, penyihir itu belum juga menampakkan batang hidungnya. Sampai akhirnya, Jayden menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia menundukkan kepala, dengan tangan mengepal kuat. "Apa dia tak datang ke sini, setelah mendengar pengakuanku?"
"Astaga, aku memang b*doh, seharusnya aku tidak mengatakan perasaanku seperti itu. Seharusnya aku baru mengatakannya, ketika aku berhasil mengalahkan Stefan dan mempermalukan orang itu di hadapan semua orang!" jelas Jayden.
Ketika Jayden tengah berpikir di mana Sena berada. Telinganya mendengar suara besi yang cukup nyaring. Spontan, matanya melihat ke barisan para peserta sayembara. Semua mata tertuju pada peserta yang tingginya jauh berbeda dengan peserta lain. Selain itu, dia juga memakai baju besi yang tampak berat untuk dikenakan.
"Siapa dia?" tanya Jayden dalam hati.
Otak Jayden bertanya-tanya tentang siapa orang aneh yang memakai baju besi ketika ingin ikut sayembara. Begitu juga dengan Stefan dan Selena yang mengernyitkan kening. Mereka tak mengetahui identitas asli orang di balik pakaian besi. Sementara para penyihir yang berada di barisan penonton, ribut sendiri. Mereka menepuk jidat, lalu berbisik-bisik.
"Astaga, Nona Sena. Makin ke sini, sikapnya makin aneh."
"Dia bilang dia akan ikut sayembara khusus pemuda! Oleh karena itu, dia memakai pakaian kesatria, supaya tak ada orang yang tahu identitas aslinya!"
"Awalnya kami tak mengizinkan, tapi Nona Sena bilang dia ingin mengganggu Pangeran Stefan dalam memanah papan sasaran."
"Niat jahatnya membuat para penyihir luluh dan mengizinkannya pergi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTED BY SUN WITCH [SUNGSUN JAYNO]
FanficSean, seorang pemuda bermulut julid tak pernah sedikit pun tunduk pada pembuli. Namun, karena sikap teguh Sean dalam mempertahankan haknya, sekelompok pembuli sengaja mendorong Sean dari rooftop atas sekolah. Sean pikir ini adalah akhir hidupnya, ak...