❐⛓25. Ketulusan (3)

309 73 17
                                    

Syarat update chapter selanjutnya:
20 vote + 5 komen dari akun yang berbeda.

Yang mau baca lanjutannya ayo komen emoji mataharinya di sini:🌞

•••

Di istana, Jayden berhasil menyerahkan penawarnya kepada para tabib. Semua perilaku Jayden terekam jelas di otak para penghuni istana. Beberapa dari mereka mulai memaafkan dan menerima Jayden kembali menjadi pangeran. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Hiro yang baru saja sembuh dari sakitnya.

Hiro yang baru saja sembuh, sudah mendapatkan kabar tentang sang adik. Dia tersenyum tipis, meskipun hatinya tidak baik-baik saja. "Jayden berhasil memenangkan hati rakyat. Dia berhasil menemukan penawar, sekaligus mendapatkan kepercayaan sebagai pangeran. Padahal dia telah memberontak."

"Aku tidak bermasalah, jika Jayden berhasil menemukan penawarnya dengan cepat. Tapi, yang menjadi masalahnya sekarang adalah, dia meminta para pengawal untuk melepaskan para penyihir terkutuk."

"Dengan alasan, jika Sena yang membantunya mencari obat," ucap Hiro.

Hiro duduk di tempat tidurnya dengan senyuman kecut. Wajahnya masih berkeringat, dengan bibir pucat dan mata kemerahan. Namun, meskipun Hiro terbatuk dan baru pulih sedikit demi sedikit, tapi Hiro masih menaruh dendam pada Sena.

"Bagaimana bisa aku melepaskan para penyihir yang sudah menaruh wabah untuk rakyat? Mereka berbahaya, dan tak bisa diatur. Oleh karena itu, lebih baik mereka dikurung di mansion mereka saja," kata Hiro menolak usulan Jayden.

Awalnya Hiro masih bersikeras dengan niatnya. Namun, setelah membaca surat dari Jayden, pikiran Hiro tiba-tiba terbuka kembali. "Lepaskan para penyihir dari segel sihir. Kalau pun mereka berniat jahat, seharusnya mereka tak perlu susah payah membiarkan Sena ikut mencari penawar bersamaku, bukan? Sudah pasti ada orang yang berusaha untuk menjebak mereka semua!"

Surat dari Jayden sanggup membungkam Hiro untuk beberapa saat. Hiro mulai berpikir, dan Selena membuka pintu kamar, lalu memeluk Hiro sekuat tenaga. Gadis itu tersenyum lebar dengan mata berkaca-kaca. "Syukurlah, kau sudah sadar. Aku merindukanmu."

Hiro tersenyum, dan mengusap-usap rambut panjang Selena. "Sudah, sudah, aku sekarang sudah sembuh. Kau tak perlu khawatir padaku lagi."

Selena mengangguk, dan mengeratkan pelukannya pada Hiro. Setelah itu, Hiro bertanya pada Selena, "Selena, aku dengar penobatanmu dulu gagal karena Sena, bukan?"

Selena mengangguk, dan berkata, "Dulu, aku pikir Sena mungkin tak sengaja merusak mahkotaku. Tapi, semakin hari, sihirnya semakin tak terkendali. Aku jadi mencemaskannya."

Hiro mengangguk mengerti. Dia kemudian berkata, "Penobatan ulangmu, akan berlangsung secepat mungkin. Di hari itu juga, aku berniat untuk melamar dan bertunangan denganmu. Apa kau mau?"

Selena tanpa ragu mengangguk, dan mengeratkan pelukannya pada Hiro. Senyuman Selena mengembang merekah, seperti bulan sempurna yang memiliki sinar paling terang di langit malam.

Namun, di samping Selena yang tersenyum lebar, Hiro malah menurunkan sudut bibirnya. Dia mengusap lembut rambut Selena, sembari berkata, "Mau pelaku, atau bukan, penyihir itu tak boleh mengganggu acara penobatanmu dan acara lamaranku."

"Oleh karena itu, lebih baik para penyihir tidak dilepaskan lebih dulu," kata Hiro.

Selena semakin mengembangkan senyumannya. Namun, ketenangan di antara Hiro dan Selena tak berlangsung lama, setelah kedatangan tamu tak diundang bernama Jayden. Jayden tersenyum kecut, dengan tangan menyilang di depan dada. Matanya menyipit ke arah Hiro, kemudian memberitahu, "Kau belum naik tingkat menjadi seorang raja, tapi sudah berani mengambil keputusan seorang diri, tanpa mendengar siapa pun."

Jayden melangkahkan kakinya menuju Hiro, sembari melanjut, "Sayangnya, aku tak akan membiarkanmu mengambil keputusan seorang diri lagi, Pangeran pertama."

Selena melepaskan pelukannya pada Hiro, sementara Hiro menatap tajam ke arah Jayden, dan berkata, "Aku tak bisa melepaskan penyihir, sebelum aku menobatkan Selena sebagai putri mahkota, sekaligus calon istriku."

"Jadi dibanding penyihir itu kembali mengacau, dengan seribu alasan lebih bai---" Belum sempat Hiro menyelesaikan ucapannya, Jayden tiba-tiba tertawa lebar.

Jayden menarik sebelah sudut bibirnya ke atas, kemudian memberitahu, "Aku tak merestui kalian menjadi pangeran dan putri mahkota."

"Kenapa?" tanya Hiro.

Jayden menatap ke jendela kamar Hiro. Dia memberi pertanyaan, "Kau tahu alasan kenapa aku menerima pelepasan statusku dari pangeran ketiga?"

"Kareka kau memberontak," peringat Hiro.

Hiro mengepalkan tangannya, dan Jayden membalas, "Aku melepas status pangeran, karena aku mengincar status raja."

"Tapi untuk menjadi raja, aku perlu menjadi pengeran mahkota dan menikahi putri mahkota lebih dulu, bukan? Jadi... status putra mahkota itu akan menjadi milikku," ungkap Jayden.

Hiro ikut tertawa, kemudian memperingati, "Tapi kau tidak terhubung dengan Selena lagi. Itu artinya, semua usahamu sia-sia."

"Hubungan? Ikatan? Rantai kutukan? Siapa pembangkang yang peduli dengan semua itu?" tanya Jayden.

Jayden berjalan ke arah Hiro, lalu berbisik, "Aku bukan pangeran kedua yang hanya bisa menjadi bayanganmu saja, Kak."

"Oleh karena itu, aku akan membuat aturan baru dan ikatan baru di kerajaan ini. Dan langkah pertama yang akan kulakukan adalah menjadikan Sena putri mahkota," lanjut Jayden.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TEMPTED BY SUN WITCH [SUNGSUN JAYNO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang